
- Implementasi teknologi CCS memerlukan investasi yang besar untuk infrastruktur dan operasional, sehingga dapat meningkatkan biaya energi.
- Terjadi kebocoran pada pipa karbon berdampak bagi lingkungan serta kesehatan manusia.
- Proyek CCS memengaruhi ekosistem lokal dan penggunaan lahan.
Penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture Storage atau CCS) adalah teknologi yang dirancang untuk menangkap dan menyimpan karbon dioksida (CO2) dari pembangkit listrik dan industri untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Meskipun CCS berpotensi mengurangi dampak perubahan iklim, teknologi ini juga memiliki beberapa dampak negatif yang perlu Sobat EBT Heroes ketahui.
Biaya Selangit: Dampak Negatif di Kantong
Penerapan CCS memerlukan biaya tinggi yang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
1. Investasi Awal: Membangun fasilitas CCS memerlukan investasi besar pada infrastruktur, termasuk teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon.
2. Pengoperasian dan Pemeliharaan: Biaya pengoperasian sistem CCS, termasuk tenaga kerja dan pemeliharaan, bisa sangat tinggi.
3. Transportasi CO2: Setelah CO2 ditangkap, diperlukan sistem transportasi seperti pipa untuk mengangkutnya ke lokasi penyimpanan, yang juga memerlukan investasi besar.
4. Pemantauan dan Pengawasan: Setelah penyimpanan, pemantauan jangka panjang diperlukan untuk memastikan tidak ada kebocoran, yang berarti biaya tambahan.
5. Skala dan Efisiensi: Banyak teknologi CCS yang masih dalam pengembangan atau diterapkan dalam skala kecil, yang dapat meningkatkan biaya per unit karbon yang ditangkap.
6. Peraturan dan Perizinan: Proses perizinan dan kepatuhan terhadap peraturan lingkungan dapat menambah waktu dan biaya pada proyek CCS.
Karena faktor-faktor ini, CCS sering dipandang sebagai solusi mahal untuk mengurangi emisi karbon, sehingga memerlukan dukungan kebijakan dan investasi agar lebih kompetitif secara ekonomi.
Baca Juga
- Amerika Serikat Punya Potensi Penyimpanan Emisi Karbon Terbesar di Dunia
- Jumlah Mekanisme Perdagangan Karbon di Seluruh Dunia Kian Bertambah
Ancaman Datang dari Kebocoran Pipa

Risiko kebocoran pipa pada sistem CCS dapat berdampak serius terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Berikut beberapa aspek terkait risiko kebocoran pipa CCS:
1. Kesehatan dan Keselamatan: Kebocoran CO2 dapat berdampak negatif terhadap kesehatan manusia, terutama di kawasan padat penduduk. Konsentrasi CO2 yang tinggi dapat menyebabkan sesak napas, keracunan dan masalah kesehatan lainnya.
2. Bahaya Lingkungan: Kebocoran CO2 dari tempat penyimpanan dapat mencemari air tanah dan mengganggu ekosistem lokal. CO2 yang bocor ke atmosfer juga dapat berkontribusi pada pemanasan global, mengurangi efektivitas upaya CCS.
3. Risiko Konstruksi dan Operasional: Pipa yang digunakan untuk mengangkut CO2 dapat beresiko mengalami korosi, abrasi dan kegagalan struktur, terutama jika tidak dirawat dengan baik. Bahan atau teknik konstruksi yang tidak memadai dapat meningkatkan risiko kebocoran.
4. Pemantauan Tidak Memadai: Jika sistem pemantauan dan deteksi kebocoran tidak efektif, kebocoran mungkin tidak terdeteksi dalam jangka waktu lama, sehingga semakin memperburuk dampaknya.
5. Reaksi dan Keyakinan Masyarakat: Masalah kebocoran dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap proyek CCS dan dapat menghambat penerapan teknologi ini di masa depan.
Mengingat risiko-risiko ini, penting untuk merancang, memantau, dan mengelola sistem perpipaan proyek CCS dengan benar untuk meminimalkan risiko kebocoran dan konsekuensinya.
Baca Juga
- Indonesia Pertimbangkan Pajak Karbon di Era Harga Karbon Global yang Melonjak
- Ekosistem Blue Carbon: Bagaimana Kebijakannya di Indonesia?
CCS Berdampak Negatif Bagi Lingkungan

CCS dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan meskipun bertujuan adalah untuk mengurangi emisi CO2. Dampak negatif yang mungkin timbul antara lain:
1. Kebocoran CO2: Jika CO2 yang tersimpan dilepaskan ke atmosfer, manfaat pengurangan emisi dapat hilang dan berkontribusi terhadap perubahan iklim. Kebocoran juga dapat mencemari tanah dan sumber air.
2. Penggunaan Lahan: Proyek penyimpanan karbon sering memerlukan lahan yang luas dan dapat berdampak pada ekosistem lokal dan penggunaan lahan pertanian atau konservasi.
3. Dampak Ekosistem: Kegiatan penggalian untuk infrastruktur CCS dapat merusak habitat alami dan membahayakan spesies asli, serta mempengaruhi kualitas tanah dan air.
4. Timbulnya Sampah: Proses penangkapan karbon dapat menghasilkan limbah, termasuk bahan kimia yang digunakan dalam proses tersebut. Pembuangan limbah ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kontaminasi.
5. Emisi Tidak Langsung: Proses menangkap, mengangkut, dan menyimpan CO2 sering memerlukan energi dari sumber yang tidak terbarukan, menyebabkan tambahan emisi gas rumah kaca.
6. Perubahan Geologi: Penyimpanan CO2 di bawah tanah dapat menyebabkan perubahan tekanan dan menyebabkan aktivitas seismik kecil atau “gempa bumi yang dipicu”, meskipun risikonya dianggap rendah.
7. Keterbatasan Mitigasi: Penggunaan CCS dapat mengalihkan perhatian dan sumber daya dari pengembangan solusi energi terbarukan yang lebih berkelanjutan dan memperlambat transisi menuju energi bersih.
CCS memiliki potensi untuk berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon. Namun, Sobat EBT Heroes, penting untuk mempertimbangkan dan mengelola dampak negatif ini melalui penelitian, pengembangan kebijakan, dan praktik terbaik. Dengan penilaian dan pemantauan yang cermat serta inovasi teknologi, kita bisa meminimalkan dampak negatif ini dan memastikan bahwa proyek CCS dilaksanakan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.
#ZonaEBT #SebarTerbarukan #EBTHeroes
Editor: Adhira Kurnia Adhwa
Referensi:
[1] Apa Itu Carbon Capture and Storage (CCS)? Bagaimana Cara Kerjanya?
[3] Carbon Capture Storage (CCS) adalah: Cara Kerja & Implikasinya
[4] Dampak Kebocoran Pipa Migas Bawah Laut Dan Upaya Mitigasinya