• Manusia memiliki ketergantungan pada energi fosil dengan alasan harganya yang lebih terjangkau
• Polutan hasil pembakaran energi fosil memberikan implikasi yang signifikan terhadap lingkungan
• Energi terbarukan dapat dijadikan solusi untuk mengatasi kelangkaan energi fosil 

Energi merupakan salah satu sektor terpenting yang ada di Indonesia. Meski demikian, energi tidak selalu memberikan dampak positif, terkadang energi juga berdampak negatif bagi lingkungan. Sebagai bahan baku utama untuk menunjang kehidupan masyarakat, energi merupakan isu penting yang saat ini sedang diperdebatkan.

Energi digunakan untuk pembangunan berkelanjutan dan keperluan sehari-hari manusia. Akan tetapi, lingkungan seringkali menjadi korban dari proses ekstraksi energi. Dampak yang muncul akibat sumber daya energi dapat dimanifestasikan sebagai pencemaran terhadap lingkungan. Pencemaran tersebut merupakan akibat dari limbah padat, limbah cair dan polutan yang dilepaskan oleh energi. 

Mengapa Energi Fosil Masih Digunakan? 

Pada rentang waktu 150 tahun terakhir ini, manusia mulai ketergantungan pada energi fosil. Energi fosil adalah energi yang menggunakan bahan bakar fosil seperti batu bara, gas alam, dan minyak. Manusia menggunakan energi fosil untuk segala kebutuhan hidupnya. Mulai dari penggunaan lampu hingga penggerak berbagai jenis kendaraan. Bahan bakar fosil terintegrasi ke dalam semua hal yang manusia lakukan. Ini adalah salah satu alasan terbesar dari masalah yang Sobat EBT Heroes hadapi saat ini.

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah. Jumlah sumber energi di Indonesia dapat dikatakan masih cukup banyak. Akan tetapi, apabila sumber energi yang cukup banyak terus menerus dikonsumsi tanpa adanya eksplorasi maka akan mengakibatkan terjadinya krisis energi di Indonesia.

Krisis energi merupakan salah satu akibat yang dihasilkan dari berbagai tekanan terhadap sumber daya alam. Bahan bakar fosil seperti minyak, gas, dan batu bara tentu saja akan habis karena konsumsi berlebihan. Konsumsi batubara yang berlebihan dapat menciptakan polusi yang menguras oksigen dan sumber daya air kita.

Oleh karena itu, cadangan baru harus segera digunakan. Indonesia akan kehabisan minyak dalam sembilan tahun ke depan, kita akan kehabisan gas alam dalam 22 tahun, dan kehabisan batu bara dalam 65 tahun kedepan. Hal ini mungkin akan menimbulkan pertanyaan bagi Sobat EBT Heroes, mengapa kita bersikeras menggunakan bahan bakar fosil dibandingkan beralih ke jenis lain yang tidak terlalu berbahaya?

Baca juga:

---

• Apa itu energi fosil?
• Harga Energi Fosil Melonjak, Pemerintah Akan Melakukan Transisi Energi

---

Tentu saja, masih banyak orang yang tertarik dengan pasokan energi fosil karena energi fosil mudah didapatkan dengan harga yang terjangkau. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan energi terbarukan yang lebih mahal namun rendah emisi. Selain itu, kebutuhan energi kita sebagian besar dipenuhi oleh bentuk energi yang tidak terbarukan, terutama bahan bakar fosil.

Agar dapat memulai perubahan, kita perlu memiliki rencana yang jelas agar energi dapat dialihkan ke sumber terbarukan. Perubahan ini tidak akan mudah, terutama ketika bahan bakar fosil memiliki harga yang lebih murah dibandingkan dengan energi terbarukan.

Implikasi Penggunaan Energi Berbahan Bakar Fosil dan Energi Terbarukan Terhadap Lingkungan

Sobat EBT Heroes pasti sadar bahwa segala sesuatu yang kita lakukan berdampak pada lingkungan. Saat ini, kita sedang berada di bawah tekanan untuk mengurangi emisi yang dihasilkan dari energi fosil dan menanggapi keadaan darurat iklim. Namun, kita masih harus mempertimbangkan dampak dari sumber energi lain yang lebih ramah lingkungan. Hal ini dilakukan agar dampak negatif energi terhadap lingkungan dapat dikurangi sehingga tercipta lingkungan yang bersih dan nyaman.

Seperti yang Sobat EBT Heroes ketahui, energi fosil mengeluarkan gas CO₂, NOx dan SO₂ yang dapat menyebabkan polusi udara dan polusi radioaktif. Emisi SO₂ dan NO₂ merupakan salah satu polutan partikulat, polutan ini merupakan salah satu polutan yang paling berbahaya karena dapat berhubungan langsung dengan manusia dan lingkungan.

Polutan ini bersifat asam dan berpindah dari atmosfer ke permukaan bumi melalui deposisi basah dan deposisi kering. Jika bahan asam larut oleh hujan, salju, dan kabut dapat dinamakan sebagai deposisi basah. Sedangkan,  ketika material asam dibawa oleh angin maka dikatakan sebagai deposisi kering.

Pembakaran energi fosil menghasilkan gas karbondioksida yang dapat mencemari udara dan kandungan kontaminan radioaktif dapat mengakibatkan meningkatnya paparan radioaktivitas alam. Emisi CO₂ adalah penyebab pemanasan global, yang mempengaruhi efek gas rumah kaca.

Efek gas rumah kaca mengakibatkan radiasi infrared yang berawal dari bumi kembali jatuh ke permukaan bumi karena tertutupnya gas rumah kaca. Akibatnya, bumi mengalami pemanasan global yang berdampak pada mencairnya lapisan es di kutub, peningkatan suhu permukaan laut, peningkatan suhu permukaan bumi, abrasi pantai, dan erosi pulau-pulau kecil. 

Baca Juga

---

• Energi Terbarukan: Kunci Produksi Aluminium Ramah Lingkungan oleh Inalum
• Pentingnya Pendidikan Energi Terbarukan di Seluruh Sekolah

---

Berbanding terbalik dengan energi fosil, energi terbarukan merupakan sebuah modifikasi dirancang untuk membuat perubahan nyata guna menghindari dampak terburuk dari pemanasan global. Hal ini bisa terjadi karena energi terbarukan tidak mengeluarkan karbondioksida dan efek gas rumah kaca lainnya yang menjadi penyebab munculnya pemanasan pada bumi.

Teknologi energi terbarukan dirancang untuk mengirim, mentransmisikan dan menggunakan energi bebas polutan yang dapat mengubah lingkungan menjadi lebih asri. Energi terbarukan dapat kita gunakan sebagai langkah nyata pengurangan emisi karbon untuk mengatasi ancaman kerusakan iklim.

Penggunaan energi bersih lebih direkomendasikan daripada sekadar membuat planet ini lebih hijau. Sektor energi terbarukan terus berkembang pesat sehingga dapat membuat lingkungan menjadi bersih karena tidak mengeluarkan emisi. Energi terbarukan juga membantu memudahkan berbagai pekerjaan. Keberadaan energi terbarukan didukung di seluruh dunia karena dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih.

Meski demikian, energi terbarukan tetap memiliki limbah yang sulit untuk diuraikan. Meskipun limbah energi terbarukan mengandung lebih sedikit zat beracun dibandingkan energi yang menggunakan bahan bakar fosil, namun tetap saja limbah yang dihasilkan berbahaya bagi lingkungan.

Solusi Penanggulangan Dampak Lingkungan Akibat Limbah Energi Fosil

Saat ini, tercatat bahwa Indonesia telah memiliki lebih dari 400 GW potensi sumber daya EBT, Akan tetapi, yang baru dimanfaatkan hanya sekitar 10 GW atau 2,5% dari total keseluruhan potensi sumber daya EBT yang ada.

EBT adalah sebuah strategi untuk mendorong pemulihan kondisi lingkungan dan ekonomi pasca pandemi dengan harapan dapat membangun Indonesia yang tangguh. Selain mengurangi pengeluaran emisi terhadap lingkungan, EBT juga akan menciptakan pembangunan ekonomi jangka panjang yang stagnan untuk mendorong pembangunan berkelanjutan. 

Harga minyak bumi saat ini mulai melonjak dikarenakan kelangkaan sementara bahan baku yang ada. Krisis energi seperti ini sebenarnya hanya bersifat sementara. Bayangkan jika kelangkaan energi benar-benar terjadi, bahan bakar fosil yang diserap dari bumi akan habis dan tidak tersisa sama sekali.

Sobat EBT Heroes, apa yang akan kalian gunakan untuk menggantikan sumber energi yang sudah habis? dibandingkan dengan harus menunggu sumber daya kita habis, sebaiknya kita mencari alternatif lain yang dapat dijadikan solusi untuk mengatasi permasalahan ini. Salah satu solusi yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan energi terbarukan untuk menggantikan energi fosil.

EBT dapat dikatakan sebagai solusi terbaik untuk mengurangi ketergantungan penggunaan sumber energi fosil dan memperkuat upaya konservasi secara menyeluruh. Zaman sekarang, sebagian besar industri dibuat menggunakan bahan bakar fosil karena dikenal dengan harganya yang terjangkau. Akan tetapi, ada juga industri yang menggunakan sumber energi terbarukan seperti matahari, air dan bayu.

Pemerintah saat ini menggencarkan penggunaan energi terbarukan. Hal tersebut dilakukan karena EBT dapat menahan laju kenaikan suhu mencapai dibawah 2 derajat Celcius. Pemerintah juga menjalin hubungan kerja sama dengan beberapa perusahaan untuk mengurangi emisi dan membuat lingkungan menjadi bersih.

Salah satu program yang sedang dioperasikan oleh pemerintah yaitu memperbanyak operasi kendaraan listrik. Penggunaan kendaraan listrik merupakan salah satu cara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Dengan begitu, perubahan iklim harus dipedulikan oleh semua pihak dan negara, baik oleh negara maju maupun negara berkembang. 

 #zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes 

Editor: Azahra Nabila

Referensi:

[1] Dampak Lingkungan Pusat Listrik Tenaga Fosil dan Prospek PLTN Sebagai Sumber Energi Listrik Nasional

[2] Renewable Energy, Explained

[3] Menteri Arifin: Transisi Energi Mutlak Diperlukan

[4] Dampak Negatif Penggunaan Energi Fosil dari Sektor Transportasi dan Industri

[5] Penggunaan Energi dan Pemanasan Global: Prospek bagi Indonesia

[6] Why Do We Still Use Fossil Fuels & Can Non-Renewable Sources of Energy Be Replaced?

[7] Untung Rugi Menggunakan Energi Fosil