- Pengembangan energi panas bumi atau geothermal disebut menjadi salah satu gerbang untuk transisi energi.
- Panas bumi menghasilkan listrik bersih yang dapat menjadi modal untuk membangun ekosistem kendaraan listrik.
- Selain menghasilkan listrik bersih, panas bumi bisa digunakan untuk menghasilkan produk hilir seperti hidrogen hijau.
Pengembangan energi panas bumi atau geothermal disebut menjadi salah satu gerbang untuk transisi energi. Selain menghasilkan listrik bersih, panas bumi bisa digunakan untuk menghasilkan produk hilir seperti hidrogen hijau.
Panas bumi merupakan salah satu dari delapan pilar transisi energi di lingkup internal Pertamina grup, bahkan menjadi bagian terpenting sekaligus pilar terkuat.
Selain hanya punya energi panas bumi, panas bumi juga punya listrik hijau dan kemudian dari listrik hijau itu dapat berkembang tentang ekosistem kendaraan listrik.
Ekosistem Panas Bumi
Senior Vice President, Research & Technology Innovation Pertamina, Oki Muraza, mengatakan panas bumi merupakan salah satu dari delapan pilar transisi energi di lingkup internal Pertamina grup, bahkan menjadi bagian terpenting sekaligus pilar terkuat.
“Setelah kita punya panas bumi, kita juga punya listrik hijau dan kemudian dari listrik hijau itu kita dapat berbicara tentang ekosistem kendaraan listrik,” kata Oki pada agenda Paviliun Indonesia di COP27 bertajuk Achieving the Net Zero Goal Through Enviromentally-Friendly Geothermal Renewable Energy Operations.
Oki menambahkan, prasyarat untuk membentuk ekosistem kendaraan listrik pada dasarnya harus menyediakan sumber listrik bersih. pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) juga bisa menjadi modal untuk masuk ke dalam pasar perdagangan karbon dengan menjual kredit karbon kepada pelaku industri yang menghasilkan emisi berlebih.
“Adanya listrik hijau dan setelah kami mendapat kredit dari panas bumi, kami juga terbuka untuk ekonomi karbon di mana kami dapat memperdagangkan dan memasarkan kredit karbon,” ujar Oki.
Baca juga
- Kerjasama Untuk Mewujudkan SDM Ahli Panas Bumi, Kementerian ESDM Gandeng Education New Zealand
- Yuk Kenali Lebih Dekat PLTMH Pertama di Bali !
Hidrogen Hijau Dan Amonia Hijau Kendaraan Listrik
Sebelumnya diberitakan, Pertamina tengah menjajaki pembentukan konsorsium dengan beberapa perusahaan asing untuk pengembangan hidrogen hijau dan amonia hijau yang diperoleh dari sumber wilayah kerja panas bumi (WKP) di daerah Sumatera.
Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina Power Indonesia (PPI), Fadli Rahman, mengatakan perseroan tengah menjajaki kerja sama dengan perusahaan migas asal Amerika Serikat, Chevron dan perusahaan energi asal Singapura, Keppel Corporation.
Selain itu, Pertamina juga telah menyepakati studi bersama atau joint study pengembangan hidrogen hijau dan hidrogen biru bersama Krakatau Steel dan IGNIS Energy Holdings. Keseriusan Pertamina pada pengembangan hydrogen dan amonia kembali dipertegas melalui penandatanganan studi bersama dengan IGNIS Energy Holdings dan Sembcorp Energy Indonesia untuk produksi hidrogen.
Baca juga
- Mengenal Tesla, Perusahaan Mobil Listrik Terbesar di Dunia!
- Potensi Using Cooking Oil (UCO) sebagai Bahan Baku Bioenergi di Indonesia
Keseriusan Pertamina pada pengembangan hydrogen dan amonia kembali dipertegas melalui penandatanganan studi bersama dengan IGNIS Energy Holdings dan Sembcorp Energy Indonesia untuk produksi hidrogen.
Lebih dari itu, sebelumnya Pertamina telah menyepakati kesepakatan studi bersama untuk pengembangan hidrogen hijau dan amonia hijau dengan Tokyo Electric Power Company (TEPCO). Mitsubishi Corporation, juga disebut telah menjalin kerja sama dengan Pertamia soal pengembangan hidrogen dan amonia.
Referensi
[1] Pertamina: Panas Bumi Kunci untuk Bangun Ekosistem Kendaraan Listrik
[2] Amonia Energi Masa Depan! RI Ketiban ‘Durian Runtuh’ Jumbo?