- Google Data Center memanfaatkan energi panas bumi sebagai penghasil listrik.
- Lokasi yang dipilih dalam proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi berada di tempat yang rawan kekeringan.
- Google Data Center tersebar di berbagai lokasi di seluruh dunia.
Google telah mengumumkan proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi. Perusahaan Google mengungkapkan bahwa energi geothermal dapat digunakan terus-menerus tanpa perlu mengkhawatirkan cuaca seperti pemanfaatan energi bersih lainnya. Dalam proyek ini, Google bekerja sama dengan perusahaan energi ramah lingkungan, Fervo Energy, dan sudah direncanakan sejak dua tahun lalu.
Pengoperasian proyek ini merupakan bagian dari rencana Google untuk menggunakan energi bebas emisi karbon pada tahun 2030. Untuk mencapai target tersebut, Google harus membangun lebih banyak pembangkit listrik dengan sumber energi baru terbarukan, seperti geothermal, angin, dan tenaga surya.
Google Menggunakan Energi Bersih untuk Data Center
Sebagai perusahaan raksasa yang bergerak di bidang internet dan teknologi, Google memiliki data center yang besar. Data center ini berfungsi untuk menyimpan jutaan data yang ada di muka bumi ini seperti permintaan pencarian di internet, file video YouTube, data email, hingga penyimpanan akun-akun yang biasa digunakan untuk keperluan bisnis dan media sosial. Ratusan ribu server, kabel berwarna-warni, dan robot yang bekerja nonstop selama 24 jam dalam tujuh hari pasti membutuhkan aliran listrik yang tidak sedikit.
Google dan Fervo Energy mengumumkan kemitraan mereka pada tahun 2021 dengan tujuan mengembangkan proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi. Aliran listrik yang dihasilkan nantinya akan digunakan sebagai energi utama pada pusat data center Google.
Baca Juga
- Menilik Rencana PT Pertamina Geothermal Energy dalam Konferensi COP28 Dubai
- PLTP Ciptakan Energi Berkelanjutan dari Fluida yang Berbeda
Lokasi Proyek yang Tidak Biasa
Umumnya, pembangkit listrik panas bumi harus berlokasi di titik panas vulkanik dan memiliki banyak reservoir bawah tanah. Dilansir dari blog.google, Direktur Senior Google Bidang Energi dan Iklim, Michael Teller, mengumumkan bahwa proyek panas bumi ini telah beroperasi di Nevada. Lokasi tersebut merupakan lokasi pertambangan minyak dan gas bumi.
Berbeda dengan pembangkit listrik tenaga panas bumi pada umumnya, Fervo menggunakan teknik pengeboran yang memanfaatkan industri minyak dan gas untuk menggunakan panas bumi yang sebelumnya sulit untuk dijangkau di daerah tersebut. Proyek baru ini dibangun di pinggiran proyek minyak dan gas yang sudah ada sebelumnya, yang menurut Terrell, “Ada batuan panas, tetapi tidak ada fluida.” Untuk memanfaatkan energi panas bumi yang ada di sana, Fervo harus mengebor dua sumur horizontal untuk memompa air. Kemudian, mendorong air dingin melalui retakan pada batuan, yang akan memanaskan air, sehingga dapat menghasilkan uap kembali ke permukaan. Sistem ini merupakan sistem loop tertutup agar air dapat digunakan kembali. Sistem teknis seperti ini merupakan sistem yang cocok untuk wilayah rawan kekeringan seperti Nevada.
Baca Juga
1.200 Juta Ton Emisi Karbon Dapat Direduksi Lewat Panas Bumi!
Google Data Center
Google Data Center adalah bagian terpenting dari Google. Data Center menyediakan berjuta-juta output halaman web setiap harinya dan banyak variasi jawaban yang diberikan untuk bermacam-macam pencarian dari seluruh dunia.
Setiap permintaan pencarian, Google menggunakan data yang tersimpan di salah satu dari banyaknya data center yang dimiliki Google. Saat memasukkan keyword yang diinginkan pada bilah pencarian, daftar hasil pencarian akan muncul dalam hitungan detik saja. Alamat web, deskripsi, dan urutan alamat web akan ditampilkan, disimpan, dan diatur dalam Google Data Center.
Lokasi Google Data Center tersebar di seluruh dunia. Lokasi yang sudah dikonfirmasi, antara lain:
Google Data Center di Amerika Utara:
1. Berkeley County, South Carolina.
2. Council Bluffs, Iowa.
3. Douglas County, Georgia.
4. Bridgeport, Alabama.
5. Lenoir, North Carolina.
6. Montgomery County, Tennessee.
7. Mayes County, Oklahoma at MidAmerica Industrial Park.
8. The Dalles, Oregon.
9. Reno, Nevada.
10. Henderson, Nevada.
11. Loudoun County, Virginia.
12. Northland, Kansas City.
13. Midlothian, Texas.
14. New Albany, Ohio.
15. Papillion, Nebraska.
16. Salt Lake City, Utah.
Google Data Center di Amerika Selatan:
1. Quilicura, Chile.
2. Cerrillos, Chile.
3. Colonia Nicolich, Uruguay.
Google Data Center Di Eropa:
1. Saint-Ghislain, Belgium.
2. Hamina, Finland.
3. Dublin, Ireland.
4. Eemshaven, Netherlands.
5. Hollands Kroon (Agriport), Netherlands.
6. Fredericia, Denmark.
7. Zürich, Switzerland.
8. Warsaw, Poland.
9. Madrid, Spain.
Google Data Center di Asia:
1. Jurong West, Singapore.
2. Changhua County, Taiwan.
3. Mumbai, India.
4. Tainan City, Taiwan.
5. Yunlin County, Taiwan.
6. Jakarta, Indonesia.
7. New Delhi, India.
Selain daftar di atas, masih ada beberapa lokasi lain yang memang tidak diumumkan kepada publik karena alasan keamanan. Selain lokasi, perusahaan juga menjaga kerahasiaan ketika sampai pada informasi yang lebih terperinci mengenai data center mereka. Alasannya cukup sederhana. Google menganggap infrastrukturnya sendiri sebagai keunggulan kompetitif dibanding perusahaan pesaing.
#zonaebt #serbaterbarukan #ebtheroes
Editor: Ni Luh Nyoman Vitari Amritaning Ati
Referensi:
[1] https://voi.id/teknologi/334139/google-dan-fervo-dirikan-proyek-panas-bumi-pertama-di-nevada
[2] https://www.thinkgeoenergy.com/fervo-and-google-geothermal-power-facility-starts-grid-supply/
[3] https://www.theverge.com/2023/11/28/23972940/google-data-center-geothermal-energy
[5] https://www.goldenfast.net/blog/lokasi-server-google-di-indonesia/
