• Pemanasan global sebesar 1,2°C telah menyebabkan pencairan gletser, es laut, dan lapisan es, serta peningkatan suhu permukaan laut sekitar 1°C, yang berkontribusi pada kenaikan permukaan laut.
• Udara dan air yang lebih hangat telah mengubah pola cuaca, menyebabkan peningkatan peristiwa cuaca ekstrem seperti banjir, kekeringan, kebakaran hutan, dan badai tropis.
• Perubahan iklim bukan lagi ancaman masa depan, tetapi sudah terjadi saat ini dengan dampak yang nyata di seluruh dunia.

Peningkatan suhu, terutama di bagian utara, menyebabkan perubahan signifikan pada gletser, lapisan es, dan es laut. Gambar ini menunjukkan Gletser Pedersen di Pegunungan Kenai, Alaska. Seratus tahun yang lalu, gletser meluas sampai ke air, tetapi saat ini telah mundur kembali ke pegunungan, meninggalkan padang rumput yang rimbun. Fenomena ini terjadi di seluruh dunia, tidak hanya dengan gletser. Es laut Arktik, misalnya, tumbuh dan menyusut setiap tahun seiring musim. Para ilmuwan khawatir tentang minimum es laut dan kemampuannya untuk pulih selama bulan-bulan musim dingin. Sayangnya pada tahun 2019, nilai minimum dalam luas es adalah yang terendah yang pernah tercatat. Lapisan es di Greenland juga terus menyusut.

Seberapa besar masalah semua ini? Nah, gletser sering menjadi sumber air tawar bagi manusia. Tanpa gletser yang sehat, pasokan air untuk minum dan irigasi berkurang. Lapisan es yang mencair di Greenland sangat bermasalah karena ketika es yang menutupi daratan mencair dan mengalir ke laut, maka permukaan laut naik. Kehilangan es dan salju memiliki konsekuensi lain. Sama seperti permukaan putih lainnya, es dan salju memantulkan banyak energi matahari. Tapi begitu ini hilang, seperti yang Anda lihat pada gambar, Bumi atau lautan yang lebih gelap menyerap lebih banyak panas matahari dan hal-hal mulai menghangat lebih cepat.

Lautan Sedang Memanas

Kita tahu udara di sekitar kita sedang memanas. Ternyata banyak panas dari matahari akhirnya menghangatkan lautan juga. Faktanya, diperkirakan 90% pemanasan yang terjadi di Bumi selama 50 tahun terakhir atau lebih terjadi di lautan. Ini berarti bahwa jika bukan karena lautan, suhu udara akan jauh lebih panas dari yang sudah ada.

Plot pada gambar ini menunjukkan seberapa banyak suhu permukaan lautan telah berubah dari zaman pra-industri. Sama seperti yang kita lihat dengan suhu udara, suhu rata-rata di permukaan laut telah meningkat sedikit lebih dari satu derajat Celsius atau hampir dua derajat Fahrenheit sejak sekitar tahun 1900. Kita juga bisa cukup yakin tentang hal ini. Garis-garis pada grafik berasal dari beberapa organisasi berbeda yang mengkhususkan diri dalam jenis pengukuran ini dan seperti sebelumnya, mereka semua setuju dengan sangat baik.

Baca Juga

---

• Inovasi Pemanfaatan Energi Surplus Panel Surya
• Sistem Energi Peer-to-Peer untuk Komunitas yang Terhubung

---

Permukaan Air Laut Meninggi

Pengamatan penting lainnya adalah peningkatan permukaan laut yang stabil selama lebih dari 100 tahun atau lebih. Seperti yang ditunjukkan pada grafik, permukaan laut telah meningkat lebih dari 240 milimeter, atau sekitar sembilan inci, sejak 1880. Anda juga melihat dua set data yang diplot di sini. Garis biru muda yang kembali ke tahun 1880 menggunakan pengukuran dari pengukur pasang surut. Garis biru tua dari sekitar tahun 1970 didasarkan pada pengukuran satelit; cara yang lebih akurat untuk mengukur permukaan laut, tetapi mereka menghasilkan hasil yang mirip. Hal ini memberi tahu kita tanpa banyak pertanyaan bahwa permukaan laut memang meningkat.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa data sedikit melengkung ke atas. Itu memberi tahu kita bahwa tingkat kenaikan permukaan laut juga naik. Faktanya, antara 2006 dan 2015, tingkat tersebut meningkat dua kali lipat dari rata-rata di abad ke-20 menjadi lebih dari 3,6 milimeter, atau lebih dari seperdelapan inci setiap tahun. Sekarang mungkin seperdelapan inci tidak terdengar banyak, tetapi ambil itu selama beberapa dekade dan berabad-abad dan sekarang Anda berbicara inci dan kaki kenaikan permukaan laut. Itu membuat banyak orang di daerah pesisir sangat khawatir.

Faktor Penyebab Kenaikan Permukaan Laut

Ternyata kenaikan permukaan laut disebabkan oleh dua faktor utama yaitu pemanasan air laut dan penambahan air yang berasal dari gletser yang mencair dan lapisan es lain yang menutupi daratan. Kurva dalam gambar ini menunjukkan kenaikan permukaan laut dari tahun 1993-2018 saat kita mulai mengukur permukaan laut dengan sistem satelit yang sangat akurat (garis abu-abu gelap).

Para ilmuwan dapat memperkirakan berapa banyak kenaikan permukaan laut yang berasal dari efek ekspansi termal dan berapa banyak dari air tambahan. Garis merah adalah peningkatan dari ekspansi termal, dan garis biru yang tumpang tindih satu sama lain berasal dari beberapa perkiraan air tambahan. Garis ungu di bagian atas adalah kombinasi dari garis merah dan garis biru memperkirakan dan cukup sesuai dengan data yang diukur. Kita dapat melihat bahwa selama 15 tahun terakhir atau lebih, kontribusi dari penambahan lebih banyak air ke lautan telah mulai mendominasi alasan kenaikan permukaan laut. Tren itu diperkirakan akan berlanjut jika kita melihat lebih banyak pencairan gletser dan lapisan es berbasis darat.

Banjir Dekat Garis Pantai Semakin Meningkat

Jika permukaan laut naik, kita akan memperkirakan akan melihat kemungkinan lebih banyak banjir terjadi di daerah dekat garis pantai. Faktanya, inilah yang kita lihat akhir-akhir ini. Banjir pasang besar di dekat banyak garis pantai AS antara tiga dan sembilan kali lebih sering daripada 50 tahun yang lalu. Tapi kita melihat peristiwa cuaca yang aneh dan agak ekstrem di mana-mana. Kombinasi suhu laut yang lebih tinggi dan suhu daratan yang lebih tinggi mengubah cuaca dalam segala macam cara. Tahun 2020, misalnya, terjadi banjir besar di Asia dan Afrika dan jumlah hujan yang luar biasa tinggi di banyak bagian Amerika Serikat menyebabkan banjir yang memusnahkan pertanian dan kota yang jauh dari lautan.

Kondisi Kekeringan Sangat Parah

Ini sangat kontras, tergantung Sobat EBT Heroes berada. Sementara beberapa daerah mengalami banjir besar, daerah lain mengalami periode panas dan kering yang luar biasa yang menyebabkan kekeringan parah. Misalnya, beberapa bagian Argentina baru-baru ini mengalami periode Januari hingga Agustus terkering kedua dalam catatan. Banyak lokasi di Amerika Selatan memiliki kondisi kekeringan yang serupa. Jika tidak ada air, maka Anda tidak dapat menanam makanan, yang menyebabkan meningkatnya kerawanan pangan. Hal ini terutama berlaku di daerah miskin di dunia di mana kekurangan gizi akibat kondisi kekeringan berdampak pada kehidupan sehari-hari jutaan orang.

Baca Juga

---

• Perdagangan Energi P2P: Digitalisasi dan Regulasi
• Eksplorasi Dunia Perdagangan Energi Peer-to-Peer

---

Kebakaran Hutan Terjadi

Kondisi panas dan kering juga mengakibatkan lebih banyak kebakaran hutan. Mengingat kebakaran yang menghancurkan di Australia Timur selama tahun 2019 dan awal 2020 yang berdampak pada ribuan orang dan jumlah korban bahkan lebih buruk bagi satwa liar, di mana diperkirakan hampir satu miliar kanguru, koala, dan hewan lainnya kehilangan nyawa mereka. Banyak dari kita juga menyadari kebakaran hutan di California. Sepertinya ada kebakaran besar setiap tahun sekarang dan dalam beberapa kasus membakar seluruh lingkungan dan kota. Namun, keadaan semakin memburuk dari waktu ke waktu. Suhu yang lebih tinggi dan kondisi yang lebih kering berarti lebih banyak kebakaran daripada sebelumnya. Ruang lingkup kebakaran juga meningkat. Pada tahun 2020, California dan Colorado mengalami kebakaran terbesar yang pernah mereka alami.

96 Badai Tropis Bernama Terjadi Selama 2019-2020

Suhu laut yang lebih hangat dan suhu daratan yang lebih hangat juga menyebabkan peristiwa cuaca ekstrem seperti angin topan dan lainnya dengan intensitas yang lebih besar. Selama musim badai 2019 2020, lebih dari 96 badai tropis bernama terjadi di seluruh dunia. Tiga puluh badai ini terjadi di Atlantik utara, dengan 12 di antaranya mendarat di Amerika Serikat, menyebabkan kerusakan miliaran dolar dan banyak nyawa hilang. Bahkan, ada begitu banyak badai sehingga kita kehabisan nama untuk mereka, menggunakan huruf Yunani seperti Ada dan Lota. Jika suhu terus meningkat, kita dapat berharap untuk melihat lebih banyak dari apa yang kita lihat dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah badai yang lebih besar dan badai yang lebih parah.

Peningkatan suhu rata-rata global hanya 1,2 derajat Celsius atau 2,2 derajat Fahrenheit telah menyebabkan pencairan gletser, es laut, dan lapisan es. Lautan juga menghangat, meningkat sekitar satu derajat Celsius sejak 1.900. Saat air menghangat, ia mengembang, dan ekspansi termal itu, dikombinasikan dengan semua air baru yang mengalir dari gletser dan lapisan es yang mencair telah menyebabkan peningkatan permukaan laut yang signifikan. Saat udara dan air menghangat, mereka mengubah pola cuaca yang biasa kita lakukan. Kita sekarang melihat peningkatan frekuensi peristiwa cuaca ekstrem, banjir, kekeringan, kebakaran hutan, dan lebih banyak badai tropis daripada sebelumnya. Semua ini terjadi hanya dengan peningkatan suhu 1,2 derajat. Apa maksudnya? Perubahan iklim tidak lagi menjadi ancaman potensial di luar sana di masa depan. Itu terjadi hari ini tepat di depan mata kita

#ZonaEBT #Sebarterbarukan #EBTHeroes

Editor: Adhira Kurnia Adhwa

Referensi:

[1] Extended Reconstructed Sea Surface Temperature, Version 5 (ERSSTv5): Upgrades, Validations, and Intercomparisons

[2] Climate Change 2023 Synthesis Report

[3] Climate Change 2023 Synthesis Report Summary for Policymakers