• Dunia berkembang cepat melalui teknologi, namun beriringan dengan penipisan sumber daya.
• Perusahaan raksasa seperti Intel, Apple, Google dan Microsoft, berkomitmen menjadi hijau dengan energi baru terbarukan.
• Perusahaan ini memiliki inovasi berkelanjutan untuk investasi dan netral karbon.

Dalam setiap tahunnya, kita menyaksikan dunia mengalami transformasi yang semakin pesat. Teknologi dan kemajuan telah membentuk lanskap global menjadi lebih canggih dan modern. Namun, di balik gemerlapnya perkembangan ini, semakin sulit menemui jejak-jejak alam yang masih asli atau suatu keadaan yang ‘hijau’. Adanya tantangan terkait lingkungan membuat kita menyadari bahwa sumber daya alam yang tidak terbarukan semakin menipis. Oleh karena itu, untuk memastikan kelangsungan hidup, penting untuk tidak hanya fokus pada inovasi dan modernisasi saja, tetapi juga memperbarui cara perusahaan raksasa memperoleh energi. Hanya dengan pendekatan ini, kita dapat melestarikan bumi sebagai tempat tinggal kita dan menyediakan fondasi yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Dalam perjalanan menuju kesadaran akan lingkungan, menjadi ‘hijau’ tidak diragukan lagi kontribusinya untuk membantu kita semua tampak bertanggung jawab secara sosial dan memainkan peran penting dalam mengurangi penggunaan energi serta emisi gas rumah kaca. Keputusan untuk memilih energi terbarukan tidak hanya mencerminkan tanggung jawab sosial perusahaan raksasa, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi yang nyata.

Banyak perusahaan telah menyadari bahwa menjadi ‘hijau’ dapat membantu mereka mengurangi biaya energi, sambil tetap mendukung keberlanjutan lingkungan. Dengan demikian, kita menyaksikan peningkatan jumlah perusahaan raksasa yang memilih untuk beralih dan mengadopsi berbagai jenis energi terbarukan guna menciptakan perubahan positif dalam arah keberlanjutan global. Berikut ini adalah beberapa perusahaan yang telah berkontribusi menjadi ‘hijau’ dengan menggunakan energi baru terbarukan.

Intel

Logo Perusahaan Intel. Sumber: cmple.com

Intel Corporation adalah perusahaan teknologi multinasional Amerika Serikat yang berbasis di Silicon Valley, California. Intel Corporation didirikan pada tahun 1968 oleh Robert N. Noyce dan Gordon E. Moore. Perusahaan ini dikenal sebagai pengembang chip prosesor terkemuka dan merupakan salah satu korporasi terkaya di dunia berdasarkan catatan Fortune Global 500.

Intel merupakan salah satu perusahaan semikonduktor terbesar di dunia dengan pendapatan 64 miliar dollar AS pada tahun 2022. Kapitalisasi pasarnya pada 2022 mencapai 111,10 miliar dollar AS. Kini Intel telah menetapkan tujuan lingkungan yang ambisius untuk tahun 2030. Komitmen ini mencakup penurunan emisi gas rumah kaca dan pengurangan limbah. Salah satu langkah utama dalam rencana ini adalah transisi ke energi terbarukan untuk semua kebutuhan listrik global perusahaan pada akhir dekade ini. Selain itu, Intel berencana untuk menghilangkan seluruh sampah yang dikirim ke tempat pembuangan akhir.

Setiap tahun, Intel menggunakan sekitar 3.100.000.000 kWh, menarik energinya dari angin, fotovoltaik surya, hidro, dan biomassa. Komitmen mereka untuk go green datang dengan pemasangan 3 juta kaki persegi panel surya di lokasi 9 negara, menurut laporan tanggung jawab perusahaan mereka.

Perusahaan ini menyatakan bahwa sejak 2012, mereka telah menginvestasikan $185 juta di 2000 proyek konservasi energi. 100% listrik yang digunakan Intel di AS dan UE berasal dari sumber energi terbarukan dan hijau. Hal tersebut menjadi 73% dari penggunaan daya global mereka, dengan perbaikan lebih lanjut yang direncanakan. Perusahaan ini akan terus beralih ke energi terbarukan, dengan target utama adalah beroperasi 100%.

Baca Juga

---

• Perusahaan Pionir EBT Meraih Puncak Prestasi di Subroto Award 2023
• Peluang dan Tantangan EBT: Transformasi Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan 3 Startup Inovatif

---

Apple

Logo Perusahaan Apple. Sumber: WSHU

Apple adalah perusahaan teknologi multinasional Amerika Serikat yang berbasis di Silicon Valley, California. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 1 April 1976 oleh Steve Jobs, Steve Wozniak, dan Ronald Wayne. Apple dikenal sebagai salah satu perusahaan terbesar di dunia dalam bidang teknologi dan telah mencapai pendapatan sebesar 265.595 juta dollar AS.

Apple telah berkomitmen untuk beralih ke energi terbarukan dan ramah lingkungan. Perusahaan ini menggunakan sekitar 635.000.000 kWh tenaga hijau tahunan dan mereka menggunakan energi ini untuk mengirimkan daya ke kebutuhan operasi listriknya untuk memproduksi dan memproses perangkat elektroniknya.

Apple adalah sebuah bukti nyata bahwa perusahaan ini memiliki tujuan untuk menjadi netral karbon. Hal ini telah dibuktikan melalui tindakan Apple yang mengakuisisi beberapa peternakan surya dan menyediakan energi berkelanjutan ke pusat datanya.

Pada tahun 2018, Apple mengumumkan bahwa operasionalnya di seluruh dunia sudah 100% menggunakan energi terbarukan. Apple juga berinvestasi dalam proyek-proyek energi terbarukan dengan total kapasitas 626 megawatt dan sedang membangun 15 proyek lainnya yang akan meningkatkan total kapasitas energi terbarukan menjadi 1,4 gigawatt. Selain itu, Apple Watch Series 9 dan Apple Watch SE diproduksi sepenuhnya menggunakan energi terbarukan.

Google

Logo Perusahaan Google. Sumber: redtea.com

Google adalah perusahaan multinasional Amerika Serikat yang berfokus pada layanan dan produk internet. Perusahaan ini telah berkomitmen untuk beralih ke energi terbarukan. Pada tahun 2016, Google mengumumkan bahwa mereka menargetkan penggunaan energi terbarukan sebesar 100%.

Pada tahun itu, 44% listrik Google berasal dari angin dan sinar matahari. Google merupakan perusahaan pembeli listrik bertenaga energi terbarukan yang paling besar di dunia.

Sebagai perusahaan yang inovatif dan berpikiran maju, Google telah melakukan upaya besar untuk membuat perbedaan. Google telah netral karbon sejak 2007 dan menjadikan komitmen untuk mengurangi semua emisi karbon sebagai prioritas. Hal ini mencakup sistem pendingin yang mengurangi penggunaan energi sebesar 30% hingga remanufaktur server baru dari server lama.

Google mempertimbangkan semua aspek penggunaan energi di mana ia dapat melakukan pengurangan. Setiap tahun, Google menggunakan 735.000.000 kWh energi hijau yang sebagian besar menggerakkan pusat data. Melalui hal tersebut, Google tidak hanya ingin membuat dampak dalam industrinya. Perusahaan ini juga mencari teknologi baru dan sumber energi hijau yang digunakan dalam industri intensif daya lainnya.

Baca Juga

---

• Penargetan Indonesia Terhadap EBT Dalam Bauran Energi Primer Tahun 2025 Sebesar 23%
• Empat Startup EBT yang Berkembang di Amerika Serikat

---

Microsoft

Logo Perusahaan Microsoft. Sumber: climateaction.org

Microsoft Corporation adalah perusahaan teknologi multinasional Amerika Serikat yang berpusat di Redmond, Washington. Perusahaan ini didirikan oleh Bill Gates dan Paul Allen pada tanggal 4 April 1975. Microsoft dikenal sebagai pembuat perangkat lunak terbesar di dunia dan merupakan salah satu perusahaan paling bernilai di dunia.

Jika menyangkut teknologi, Microsoft sekarang adalah perusahaan paling ‘hijau’ di dunia. Setiap tahunnya, Microsoft menggunakan lebih dari 1,3 miliar kWh energi hijau. Microsoft adalah pemimpin industri dalam hal berpikir inovatif. Microsoft juga terus mencari cara baru untuk memenuhi kebutuhan tenaga listriknya secara berkelanjutan.

Selain memanfaatkan tenaga surya dan angin, Microsoft juga netral karbon, dengan energi hijau yang digunakan untuk menyediakan daya yang cukup untuk fasilitas pengembangan perangkat lunak, pusat data, dan manufaktur. Sebagai perusahaan yang telah menjadi kekuatan di dunia teknologi selama beberapa dekade, Microsoft telah berjanji untuk mengurangi emisi karbonnya sebesar 75% pada tahun 2030. 

#zonaebt #ebtheroes #sebarterbarukan

Editor: Rewinur Alifianda Hera Umarul

Referensi:

[1] Corporate Social Responsibility

[2] Environmental Responsibility Report

[3] How Google Keeps Its Power-Hungry Operations Carbon-Neutral

[4] Microsoft Pledges to Reduce Carbon Emissions from Operations by 75% by 2030