Indonesia: Potensi Besar Tenaga Surya Masih Kurang di Optimalkan

Indonesia: Potensi Besar Tenaga Surya Masih Kurang di Optimalkan zonaebt.com
  • Besarnya potensial energi surya di Indonesia berbanding terbaik dengan pengembang serta pemanfaatannya dibandingkan dengan komoditas potensi energi terbarukan lainnya.
  • Perlunya kerjasama masyarakat, pemerintah dan pihak swasta untuk terus mengembangkan PLTS di Indonesia
  • Indonesia memiliki beberapa PLTS terbesar di Asia Tenggara, namun dalam penggunaannya sebagai energi listrik belum memuaskan

Perkembangan energi terbarukan saat ini merayap sangat cepat seiring dengan kebutuhan penggantian penggunaan bahan bakar fosil. Selain itu, saat dunia sedang berada di ambang batas kenaikan suhu bumi akibat efek rumah kaca yang terus memperparah keadaan bumi.

Energi terbarukan merupakan salah satu solusi jangka panjang untuk tetap menopang kehidupan bumi. Energi surya termasuk salah satu komoditas energi terbarukan yang ketersediaannya melimpah setiap tahun di Indonesia.

Ketersediaan energi energi baru dan terbarukan (EBT) diperkirakan akan terus meningkat secara signifikan untuk memenuhi kebutuhan energi dan menyelaraskan defisit perdagangan sekaligus sebagai strategi mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).

Berdasarkan publikasi Outlook Energi Indonesia 2021 menyebutkan bahwa potensi energi surya ialah komunitas energi terbarukan di Indonesia. Namun disamping besarnya potensi dari tenaga surya ini, persentase pemanfaatannya hanya sekitar 0.01% yang sangat jauh dibandingkan dengan pemanfaatan bionergi mencapai pemanfaatan 4.0%.

Saat ini pemanfaatan EBT Indonesia pada pengembangan pembangkit listrik masih didominasi oleh tenaga angin, diikuti oleh air, panas bumi, biomassa, dan tenaga surya.

Pada aspek energi matahari, Indonesia dikenal dengan banyaknya hari cerah di seluruh pulau. Negara menerima 3,6–6 kWh/m 2 /hari intensitas penyinaran matahari, ini setara setara dengan output daya tahunan sebesar 1170–1530 kWh/kWp. 

Oleh karena itu, teknologi PLTS dan pengembangan panel surya memiliki potensi yang sangat baik untuk diimplementasikan sebagai perangkat pembangkit listrik.

Baca Juga



Pada kegiatan KTT G20 lewat pernyataan Presiden Jokowi menyebutkan komitmen besar Indonesia dalam meningkatkan perkembangan energi terbarukan lewat Kemitraan Transisi Energi yang ditandatanganinya di Bali November lalu.

Optimalisasi ini masih berjalan cukup lambat di Indonesia yang disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, Indonesia masih ketergantungan kepada energi fosil khususnya batubara yang membuat sistem energi terjebak dengan batubara.

Kedua, kemauan dan kesiapan PLN sebagai off-taken pertama untuk membeli listrik dari pembangkit energi terbarukan di Indonesia.

Ketiga disebabkan oleh opsi pembiayaan untuk energi terbarukan yang masih beluk memadai. Meskipun terbitnya Permen ESDM No. 26/2021  Kementerian ESDM namun beberapa ketetapan di dalamnya belum kunjung dilakukan, sehingga menyebabkan pertumbuhan PLTS semakin lambat.

Menurut publikasi ISEO 2023, sebenarnya kemajuan energi surya Indonesia dapat terlihat dari turunnya harga listrik PLTS yang diperoleh melalui perjanjian pembelian tenaga listrik (power purchase agreement (PPA) yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) dengan pengembang listrik swasta. 

Baca Juga



Pembangunan pabrik sel surya, terdapat beberapa keuntungan dalam pengembangan dan pemanfaatan energi surya di Indonesia, yaitu dengan membangun kapasitas nasional dalam teknologi sel surya. Pembangunan pabrik sel surya juga akan membantu membuka lapangan kerja baru sehingga dapat menyerap tenaga kerja baru yang semakin melonjak di Indonesia.

Terdapat keuntungan lain yang didapatkan dalam pengembangan dan penggunaan panel surya di Indonesia. PLTS cocok untuk daerah terpencil, seperti daerah-daerah 3T yang bergantung pada penerangan dari bahan bakar yang berasal dari PLN. Pemakaian penel surya tidak memberikan polusi udara maupun polusi suara dalam proses kerjanya. Selain itu sebenarnya penggunaan energi surya dapat menghemat devisa negara dalam pembelian bahan bakar fosil yang semakin mahal saat ini. 

Menengok Ladang Panel Surya Terbesar di Indonesia. Source Image : Direktorat Jenderal EBTKE

Sebenarnya Indonesia telah memiliki PLTS dengan kapasitas besar. PLTS Likupang telah menjadi salah program pemerintah untuk memenuhi kebutuhan listrik tanpa mengandalkan energi fosil. Konsep pengembangan energi bersih dan terbarukan menjadikan PLTS Likupang yang telah dibangun sejak Power Purchase Agreement (PPA) 2017. Meski PLTS raksasa ini belum mampu untuk menghasilkan listrik continue sepanjang hari, namun jika dilihat dari sisi harga listriknya dapat berada jauh dibawah penggunaan BBM dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).

Selain itu terdapat PLTS Waduk Cirata yang menjadi PLTS terbesar di Asia dan PLTS terapung pertama di Indonesia. PLTS Waduk Cirata merupakan kolaborasi dengan Masdar perusahaan berbasis di UEA. Ini adalah salah satu project panel surya yang ramah lingkungan dan terbesar di Asia Tenggara dengan besaran energi 145 megawatt. Untuk itu diperlukan dukungan, komitmen, serta olaborasi dari para stakeholder, termasuk regulasi dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, lembaga pembiayaan, pengembang, dan para pelaku industri dalam meningkatkan potensi energi surya ini.

#zonaebt #ebtheroes #sebarterbarukan

Editor: Gabriel Angeline Farenita Kusuma Putri

Referensi:

Solar power plant in Indonesia: economic, policy, and technological challenges to its development and deployment.

Mapping 30 Years of Sustainability of Solar Energy Research in Developing Countries: Indonesia Case

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *