- Grha Unilever merupakan green building yang terkemuka di Indonesia dan telah memenangkan penghargaan.
- Grha Unilever memiliki arsitektur yang dinamis dengan teknologi yang hemat energi.
- Desain Grha Unilever mementingkan kolaborasi dan mengutamakan ramah lingkungan.
Akhir-akhir ini, konsep green building semakin populer di dunia. Green building adalah usaha mendirikan bangunan menggunakan tahapan yang ramah lingkungan dan pemakaian sumber daya yang efisien.
Konsep ini mengedepankan prinsip ramah lingkungan dan keberlanjutan. Melalui green building, dampak negatif dari keberadaan bangunan diharapkan dapat diminimalisir. Saat ini, kehadiran green building di Indonesia kian banyak.
Salah satu green building yang menarik perhatian di Indonesia adalah Grha Unilever. Berbagai penghargaan dan sertifikasi yang mengokohkan sepak terjangnya sebagai bangunan ramah lingkungan telah diraih. Yuk, cek potret konsep green building yang unik di Grha Unilever berikut ini!
Baca juga
- Penerapan Ecooffice dengan Sejuta Manfaatnya
- Inspirasi Membuat Bangunan yang “Sustainable” di Indonesia
Desain Gedung Dinamis yang Hemat Energi
Terletak di BSD Green Office Park, Tangerang, Banten yang merupakan kompleks green office pertama di Indonesia, Grha Unilever memiliki desain yang dinamis. Grha Unilever didesain oleh Aedas ini memiliki 5 lantai dengan luas bangunan 50.000 m2.
Grha Unilever menerapkan konsep green building. Di mana, bangunan yang mengimplementasikan konsep ini dirancang dengan memperhatikan dampak lingkungan dan penggunaan energi terbarukan.
Grha Unilever dilengkapi desain pasif dan desain aktif dengan teknologi tinggi yang mendukung semangat efisiensi energi dan keberlanjutan. Desain pasif yang diterapkan yakni penggunaan curtain wall dan adanya skylight double glass.
Pemanfaatan curtain wall pada sistem cahaya memberikan kesempatan bagi cahaya alami untuk menerangi ruang. Di sisi lain, penggunaan skylight double glass di atap atrium memaksimalkan masuknya cahaya dan mengurangi masuknya panas dari atap. Diestimasikan 57% dari area bangunan mendapat pencahayaan alami lebih dari 300 lux.
Desain aktif pada gedung tidak kalah menakjubkannya. Sistem tata cahaya dikontrol menggunakan sensor gerak dan pewaktu untuk menjadwalkan waktu nyala lampu. Sebagian besar lampu yang digunakan merupakan lampu LED yang hemat energi.
Terdapat 4 chiller dengan variable speed drive (VSD) untuk memodulasi laju suplai aliran udara sesuai perubahan beban ruangan. Selain itu, Grha Unilever tidak memiliki lift. Grand staircase digunakan sebagai alat transportasinya.
Grha Unilever berupaya mengadopsi operasi yang lebih mengutamakan keberlanjutan untuk menjadi nearly zero energy building. Salah satunya, dengan memanfaatkan sistem tenaga surya yang dipasang di atap gedung.
Sistem tenaga surya tersebut diperkirakan menghasilkan 247.512 kWh/tahun. Energi terbarukan tersebut mencukupi 11,4% dari total konsumsi energi bangunan. Di mana, konsumsi energi total bangunan sebesar 2.168.722 kWh/tahun.
Desain yang Mementingkan Kolaborasi dan Ramah Lingkungan
Grha Unilever dirancang dengan menggabungkan image Unilever sebagai perusahaan global dan kekayaan budaya Indonesia. Komunitas, keragaman, dan alam yang merupakan unsur kunci dalam budaya Indonesia digabungkan ke dalam desain.
Konsep yang semangat kebersamaan, kolaborasi, saling melibatkan satu sama lain, serta kelincahan dalam bekerja tercermin di Grha Unilever. Dengan acuan dari desa di Indonesia, terdapat ‘persegi’, ‘jalan utama’, dan ‘jalan’ untuk menciptakan rasa kebersamaan.
Lantai dasar digunakan sebagai area publik dan fasilitas bersama. Sedangkan, keempat lantai di atasnya merupakan ruang kantor dan ruang break-out. Ruang kerja dirancang tanpa sekat. Terdapat pula area kolaborasi bergaya informal yang menjadi tempat karyawan saling bertukar pikiran.
Berbagai ruang hijau di dalam maupun luar bangunan dapat dijumpai dengan mudah. Keberadaan ruang hijau ini membuat suasana bangunan semakin teduh dan nyaman.
Di sisi lain, pengolahan sampah juga menjadi perhatian yang tak luput dari kepedulian bangunan yang ramah lingkungan ini. Sampah padat di Grha Unilever dibagi menjadi tiga kategori. Tiga kategori tersebut yaitu organik, kertas, dan umum.
Sampah tersebut selanjutnya akan dipilah lagi. Di mana, sampah kaca, kertas, logam akan disalurkan ke fasilitas daur ulang. Sedangkan, sampah organik akan diolah lebih lanjut di fasilitas pengomposan.
Baca juga
- Menilik Konsep Green Airport di Bandara Internasional Banyuwangi
- 5 Alasan Efisiensi Energi Penting untuk Dilakukan
Meraih Penghargaan Subroto dan Sertifikasi Green Mark Certification U
Pada tahun 2019, Grha Unilever menerima anugerah Efisiensi Energi Nasional terbaik dalam kategori Gedung Hijau Besar di ajang Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi Energi (PSBE).
Ajang tersebut diikuti oleh 120 peserta dari pengelola gedung dan industri. Juri yang melakukan penilaian di ajang ini terdiri atas unsur pemerintah, asosiasi profesi, akademisi, serta praktisi.
PSBE merupakan penghargaan yang diberikan oleh Kementerian ESDM dalam bentuk non monetory. Penghargaan ini diberikan kepada institusi pemerintah maupun pemangku kepentingan di bidang bangunan dan industri yang berhasil menerapkan konservasi dan efisiensi energi di lingkungannya.
Grha Unilever telah meraih sertifikasi Gold+ dari Green Mark Certification U sebagai bangunan dengan desain ramah lingkungan. Selain itu, Grha Unilever juga telah mendapatkan GREENSHIP New Building Certification.
Gedung yang diresmikan pada tahun 2017 ini menjadi simbol komitmen jangka panjang Unilever di Indonesia dan mencerminkan tekad Unilever dalam membuat standar baru dalam segala sesuatu yang Unilever lakukan.
Sobat EBT Heroes, itulah potret unik Grha Unilever dengan konsep green building yang ramah lingkungan.
Referensi:
[1] Unilever Headquarters / Aedas
[2] Perkokoh Komitmen untuk Bertumbuh di Indonesia, Unilever Resmikan Kantor Pusat Baru
[3] Grha Unilever – PT. Unilever Indonesia, Tbk
[4] Pengertian Green Building dan Aspeknya
[5] Grha Unilever BSD Raih Penghargaan “Gedung Hijau Terbaik” dari PSBE 2019
2 Comment