
- Perubahan iklim merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dunia.
- Carbon Capture and Storage (CCS) adalah teknologi yang dirancang untuk menangkap karbon dioksida (CO2).
- Meskipun memiliki potensi besar, implementasi CCS di Indonesia menghadapi berbagai tantangan.
- Implementasi CCS di Indonesia memiliki dampak jangka panjang yang signifikan terhadap stabilitas iklim.
Perubahan iklim merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dunia saat ini. Indonesia, sebagai negara dengan tingkat emisi gas rumah kaca yang signifikan memiliki tanggung jawab besar dalam mengurangi emisi dan menjaga stabilitas iklim. Salah satu teknologi yang menjanjikan dalam upaya ini adalah Carbon Capture and Storage (CCS).
Potensi dan Implementasi CCS di Indonesia
Carbon Capture and Storage (CCS) adalah teknologi yang dirancang untuk menangkap karbon dioksida (CO2) berasal dari proses industri atau pembakaran bahan bakar fosil, mencegahnya terlepas ke atmosfer, dan menyimpannya dengan aman di bawah tanah. Di Indonesia, CCS memiliki potensi besar mengingat banyaknya sumber emisi dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan industri berat.
Implementasi CCS di Indonesia telah dimulai dengan beberapa proyek percontohan yang menunjukkan hasil menjanjikan. Salah satu contohnya adalah proyek CCS di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berhasil menangkap dan menyimpan CO2 dalam jumlah signifikan. Selain itu, sejumlah sektor industri penyumbang emisi CO2 terbesar di Indonesia seperti pabrik semen dan pabrik baja telah menerapkan teknologi CCS. Sebagai contoh, PT Semen Indonesia telah mengumumkan rencana untuk mengimplementasikan teknologi CCS di beberapa pabriknya guna mengurangi emisi karbon.

Keberhasilan proyek percontohan ini menunjukkan bahwa CCS dapat menjadi solusi efektif dalam mengurangi emisi gas rumah kaca di Indonesia. Selain itu, teknologi CCS juga dapat mendukung pencapaian target pengurangan emisi yang telah ditetapkan dalam Paris Agreement, menuntut negara-negara untuk menjaga kenaikan suhu global di bawah 2 derajat Celcius dibandingkan dengan tingkat pra-industri.
Baca juga
- Carbon Footprint Behind Dependence on Steam Power Plants in Indonesia
- Meningkatkan Nilai Investasi Indonesia di Bidang CCS
Tantangan dan Peluang CCS di Indonesia
Meskipun memiliki potensi besar, implementasi CCS di Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan utama adalah biaya yang tinggi untuk pembangunan dan operasional fasilitas CCS. Teknologi ini membutuhkan investasi besar untuk infrastruktur penangkapan, transportasi, dan penyimpanan CO2. Menurut laporan dari International Energy Agency (IEA), biaya investasi untuk satu ton CO2 yang ditangkap dan disimpan dapat mencapai $50 hingga $100. Selain itu, biaya operasional tahunan juga cukup tinggi, terutama untuk fasilitas yang berlokasi jauh dari tempat penyimpanan CO2.
Selain biaya, tantangan lainnya adalah regulasi yang belum sepenuhnya mendukung implementasi CCS. Kejelesan regulasi dan dukungan dari pemerintah sangat diperlukan untuk mendorong investasi dan memastikan keberhasilan proyek CCS. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia perlu mengembangkan kerangka regulasi yang mendukung implementasi CCS termasuk insentif fiskal dan mekanisme perdagangan karbon.
Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat peluang besar bagi Indonesia untuk memanfaatkan teknologi CCS. Dengan adanya komitmen global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, Indonesia dapat menarik investasi asing dan kerjasama internasional dalam pengembangan CCS. Beberapa negara seperti Norwegia dan Kanada telah menunjukkan keberhasilan dalam mengimplementasikan teknologi CCS, dan Indonesia dapat belajar dari pengalaman mereka.
Selain itu, CCS juga dapat membuka peluang baru dalam industri, seperti produksi bahan bakar sintetis dan peningkatan perolehan minyak bumi (Enhanced Oil Recovery/EOR). Teknologi EOR menggunakan CO2 yang ditangkap untuk meningkatkan produksi minyak dari ladang minyak yang sudah ada. Ini tidak hanya membantu mengurangi emisi CO2, tetapi juga meningkatkan produksi minyak domestik dan mengurangi ketergantungan pada impor minyak.

Dampak Jangka Panjang CCS yang terjadi
Implementasi CCS di Indonesia memiliki dampak jangka panjang yang signifikan terhadap stabilitas iklim. Dengan menangkap dan menyimpan CO2, CCS dapat mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan, sehingga membantu Indonesia mencapai target net zero emisi pada tahun 2060. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia memiliki potensi untuk menangkap dan menyimpan hingga 150 juta ton CO2 per tahun dengan teknologi CCS.
Selain mengurangi emisi gas rumah kaca, CCS juga dapat mendukung transisi menuju energi bersih dengan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Teknologi ini memungkinkan pembangkit listrik berbahan bakar fosil untuk beroperasi dengan emisi yang lebih rendah, sehingga dapat menjadi solusi jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat tanpa menambah emisi CO2.
Dampak positif lainnya ialah peningkatan kualitas udara dan kesehatan masyarakat. Dengan mengurangi emisi CO2 dan polutan lainnya, CCS dapat membantu mengurangi risiko penyakit pernapasan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Menurut studi dari World Health Organization (WHO), kualitas udara yang buruk dapat menyebabkan berbagai penyakit pernapasan dan kardiovaskular dan dengan mengurangi emisi CO2, CCS dapat membantu mengurangi dampak negatif tersebut.
Tak hanya itu, CCS juga dapat memberikan manfaat ekonomi dengan menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan daya saing industri Indonesia di pasar global. Implementasi CCS membutuhkan tenaga kerja yang terlatih dan ahli di berbagai bidang, seperti teknik kimia, geologi, dan manajemen proyek. Hal ini dapat menciptakan peluang kerja baru serta meningkatkan keterampilan tenaga kerja Indonesia.
Baca juga
- Carbon Footprint Behind Dependence on Steam Power Plants in Indonesia
- What is the Prospect of Biodiesel in Indonesia in Replacing Diesel Fuel?
Carbon Capture and Storage (CCS) merupakan teknologi yang efektif dalam menjaga stabilitas iklim di Indonesia. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, potensi dan peluang yang dimiliki CCS sangat besar. Dengan dukungan yang tepat dari pemerintah, masyarakat, dan kerjasama internasional, CCS dapat menjadi solusi jangka panjang dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan menjaga stabilitas iklim di Indonesia. Selain itu, CCS juga dapat memberikan manfaat tambahan, seperti peningkatan kualitas udara, kesehatan masyarakat, dan kesejahteraan ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia perlu terus mengembangkan dan mengimplementasikan teknologi CCS untuk mencapai target pengurangan emisi dan menjaga keberlanjutan lingkungan.
#zonaebt #EBTHeroes #serbaterbarukan
Editor: Tri Indah Lestari
Referensi
- BATS Consulting. (2025). Carbon Capture And Storage (CCS): Potensi Besar di Indonesia. Diakses dari https://bats-consulting.com/news/Carbon-Capture-And-Storage–CCS—Great-Potential-In-Indonesia.
- Putri, A. D., Sasongko, N. A., & Yoesgiantoro, D. (2025). Carbon Capture Storage dan Carbon Capture Utilization Storage (CCS/CCUS) sebagai Solusi Transisi Energi Fosil di Indonesia. Universitas Pertahanan. Diakses dari https://ejournal.unib.ac.id/pendipa/article/download/34958/14782/108511.