Masa Depan yang Dipertaruhkan: Mengenal Perubahan Iklim yang Mengancam Bumi

Ilustrasi Perubahan Kondisi Bumi. Sumber: Shutterstock.com
  • Suhu global mengalami kenaikan yang ekstrem dengan beberapa tahun terakhir menjadi yang terpanas dalam sejarah. Fenomena ini dikenal sebagai perubahan iklim.
  • Perubahan iklim menjadi isu penting yang dihadapi manusia pada era modern. Perubahan iklim dari waktu ke waktu dapat menjadi ancaman serius sejalan dengan peningkatan aktivitas manusia.
  • Dampak perubahan iklim tidak hanya terbatas pada satu atau beberapa wilayah, tetapi berpengaruh secara global dan di berbagai aspek kehidupan.

Apa Itu Perubahan Iklim?

Kondisi Lingkungan Akibat Perubahan Iklim. Sumber: Shutterstock.com

Iklim di Bumi mengalami perubahan yang signifikan, dengan suhu global meningkat selama satu abad terakhir akibat perubahan iklim. Perubahan ini juga mengubah pola curah hujan dan menaikkan permukaan air laut. Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), perubahan iklim adalah perubahan keadaan iklim yang dapat diidentifikasi, yang dapat terjadi secara alami karena perubahan aktivitas matahari atau letusan gunung berapi yang besar. Namun, sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama karena pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak, dan gas.

Menurut studi oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2023, rata-rata kenaikan suhu global sebesar 1,5°C. Frekuensi dan keparahan peristiwa cuaca ekstrem, seperti gelombang panas, kekeringan, banjir, badai, dan perubahan pola musim, juga meningkat. Kenaikan permukaan air laut bahkan tidak dapat dihindari, mengancam wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Gelombang panas dapat menyebabkan dehidrasi dan heat stroke, kekeringan menyebabkan krisis air dan kegagalan panen, banjir dan badai menyebabkan kerusakan infrastruktur dan kerugian ekonomi, sementara perpindahan penduduk memicu konflik dan instabilitas sosial.

Baca Juga:



Penyebab Perubahan Iklim

Penyebab Perubahan Iklim. Sumber: Shutterstock.com

Sobat EBT Heroes, perubahan iklim termasuk salah satu ancaman untuk masa depan bumi. Berikut beberapa penyebab perubahan iklim.

1. Efek Rumah Kaca

Penyebab utama perubahan iklim adalah efek rumah kaca. Gas rumah kaca dapat menyebabkan proses pemanasan global dan meningkatkan frekuensi peristiwa cuaca ekstrem. Sejak revolusi industri, manusia membakar lebih banyak bahan bakar fosil dan mengubah lahan yang luas dari hutan menjadi lahan pertanian. Bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak, dan gas, sejauh ini menjadi kontributor terbesar perubahan iklim global, menyumbang lebih dari 75% emisi gas rumah kaca global dan hampir 90% dari seluruh emisi karbon dioksida (CO2). Pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan karbon dioksida, yang merupakan gas rumah kaca.

Gas rumah kaca di atmosfer Bumi bertindak seperti kaca di rumah kaca, menangkap panas matahari dan mencegahnya bocor kembali ke luar angkasa, sehingga menyebabkan pemanasan global. Gas rumah kaca berasal dari sumber alami dan buatan manusia. Karbon dioksida, metana (CH4), dan uap air adalah penyebab utama perubahan iklim. Karbon dioksida bertahan di atmosfer dalam waktu yang lama, sampai berabad-abad, sehingga berkontribusi terhadap periode pemanasan yang lebih lama. Metana tetap berada di atmosfer selama sembilan tahun sebelum dioksidasi menjadi karbon dioksida dan udara. Uap air paling melimpah, tetapi berada di dalam atmosfer hanya dalam hitungan hari. Sementara itu, klorofluorokarbon (CFC) hanya diproduksi oleh aktivitas manusia.

Ketika radiasi gelombang pendek dari matahari mencapai Bumi, sebagian besar radiasi tersebut langsung menembus dan menyentuh permukaan. Bumi menyerap sebagian besar radiasi ini dan memancarkan radiasi inframerah dengan gelombang yang lebih panjang. Gas rumah kaca menyerap sebagian radiasi inframerah ini dan tidak membuangnya kembali ke luar angkasa, sehingga membuat iklim menjadi lebih hangat. Atmosfer kemudian memancarkan radiasi ke segala arah, mengirimkan sebagian kembali ke permukaan, dan menyebabkan pemanasan. Namun, tidak semua zat menghasilkan panas; beberapa, seperti aerosol tertentu, dapat menghasilkan pendinginan.

2. Deforestasi

Salah satu fungsi hutan adalah menyerap dan mendaur ulang karbon dioksida. Karbon dioksida yang dikeluarkan oleh mesin kendaraan, pabrik, dan sumber lain dapat didaur ulang oleh tumbuhan melalui fotosintesis yang menghasilkan oksigen. Namun, deforestasi melalui penebangan liar dan pembakaran hutan merusak jutaan hektar setiap tahun.

Hutan yang ditebang atau dirusak dapat melepaskan karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya ke atmosfer. Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), sekitar 25% emisi global berasal dari sektor lahan, yang merupakan sumber emisi gas rumah kaca terbesar kedua setelah sektor energi. Sekitar setengah dari emisi ini (5-10 GtCO2e per tahun) berasal dari deforestasi dan degradasi hutan.

3. Bintik Hitam pada Permukaan Matahari

Bintik hitam pada permukaan matahari, yang muncul setiap periode sebelas tahunan, juga berperan dalam perubahan iklim. Matahari mengalami berbagai perubahan aktivitas dan penampakan pada setiap periode. Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), variasi aktivitas matahari dalam jangka panjang dan pendek hanya berperan sangat kecil dalam iklim Bumi. Pemanasan akibat peningkatan kadar gas rumah kaca yang dihasilkan manusia jauh lebih kuat dibandingkan dampak dari variasi aktivitas matahari.

Bintik matahari adalah wilayah matahari yang memiliki medan magnet sangat kuat, sehingga menghalangi aliran panas konvektif ke permukaan yang terlihat. Hal ini mengakibatkan bintik matahari lebih dingin dibandingkan permukaan matahari di sekitarnya, membuat matahari tampak lebih redup dengan mengurangi keluaran radiasi bersih. Beberapa ilmuwan berspekulasi bahwa ini bisa menjadi awal dari peristiwa matahari periodik yang disebut “grand minimum.” Namun, ilmuwan lain menyatakan tidak ada cukup bukti untuk mendukung pendapat tersebut. Pada masa grand minimum, magnetisme matahari berkurang, bintik matahari jarang muncul, dan radiasi ultraviolet yang mencapai Bumi berkurang.

Siklus bintik matahari telah dilacak sejak tahun 1600-an dengan menghitung bintik matahari yang muncul dan melayang di permukaan matahari selama beberapa hari atau minggu. Beberapa penelitian telah mengamati dampak grand minimum terhadap suhu permukaan global. Penelitian menunjukkan bahwa meskipun suhu minimum dapat mendinginkan Bumi sebesar 0,3°C, hal ini hanya memperlambat (tidak membalikkan) pemanasan global yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Penurunan energi yang mencapai Bumi dan peningkatan konsentrasi karbon dioksida dalam waktu tiga tahun cukup untuk menutupi penurunan tersebut. Selain itu, kondisi minimum hanya bersifat sementara, karena suhu global dapat kembali pulih setelah peristiwa tersebut berakhir.

Baca Juga:



Menelusuri Dampak Perubahan Iklim

Dampak Perubahan Iklim. Sumber: Shutterstock.com

Perubahan iklim sangat memengaruhi keseimbangan ekosistem lingkungan dan menjadi salah satu pemicu bencana alam. Suhu yang lebih tinggi meningkatkan risiko penyakit yang berhubungan dengan panas dan membuat bekerja di luar ruangan menjadi lebih sulit. Kebakaran hutan lebih mudah terjadi dan menyebar lebih cepat ketika kondisi lebih panas.

Suhu di Kutub Utara menghangat setidaknya dua kali lebih cepat dari rata-rata global. Selain itu, perubahan curah hujan yang tinggi memengaruhi sifat tanah secara fisik, biologis, dan kimiawi, yang menyebabkan tanah rawan erosi dan longsor. Kenaikan suhu global juga menyebabkan pemanasan air laut dan darat, yang mengubah keasaman air dan mengganggu keseimbangan ekosistem laut dan air tawar.

Perubahan iklim membawa dampak signifikan di banyak bidang. Bencana seperti banjir dan kekeringan dapat mengakibatkan gagal panen. Kuantitas dan kualitas produksi sayuran dan buah-buahan menurun, hama penyakit baru bermunculan, serangan hama dan penyakit meningkat, dan kapasitas air irigasi menurun.

Sumber daya alam untuk meningkatkan pembangunan ekonomi juga menghadapi tekanan, berdampak pada ketersediaan barang dan jasa. Kenaikan permukaan laut menciptakan kerugian ekonomi melalui biaya kerusakan lahan yang terpapar banjir. Beberapa sumber pokok pangan rentan terhadap perubahan iklim dan berpotensi gagal panen.

Banyak lahan mengalami kerusakan akibat kekeringan dan banjir. Kondisi suatu daerah yang mengalami kekeringan akibat perubahan iklim juga berpengaruh terhadap kondisi sosial dan ekonomi penduduk. Selain menyebabkan kebakaran hutan, kelaparan, dan malnutrisi, kekeringan dapat memicu kerusakan habitat flora dan fauna.

#zonaebt # sebarterbarukan # ebtheroes

Editor: Savira Oktavia

Referensi:

[1] AR6 Synthesis Report (SYR)

[2] Forests and Climate Change

[3] Penyebab dan Dampak Perubahan Iklim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

3 Comment

  1. When someone writes an article he/she keeps the idea of a user in his/her mind that how a user
    can know it. So that’s why this article is amazing. Thanks!