Ada Apa dengan Es di Puncak Jaya Papua?

Ada Apa dengan Es di Puncak Jaya Papua? zonaebt.com
  • Keadaan es di Puncak Jayawijaya semakin mengkhawatirkan.
  • Es di Puncak Jaywijayaa diperkirakan akan habis sebelum tahun 2026.
  • Fenomena mencairnya es ini terjadi karena peristiwa El Nino yang terjadi.

Mencairnya Es Akibat Pemanasan Global

Ada Apa dengan Es di Puncak Jaya Papua? zonaebt.com
Ilustrasi Gunung Es. Sumber: unsplash.com

Kisah mencairnya es akibat pemanasan global, berhasil direkam dan disajikan dengan apik oleh seorang fotografer spesial alam liar, James Balog, dalam film dokumenter berjudul Chasing Ice. Dalam film tersebut, Balog merekam peristiwa melelehnya bongkahan es berukuran raksasa dari berbagai titik di dunia yang menjadi sarangnya es seperti Alaska.

Meskipun Indonesia bukan negara empat musim, namun di Puncak Pegunungan Jayawijaya, Papua, bersemayam salju abadi. Sayangnya, kini salju yang ada di Pucak Jayawijaya semakin menipis. Sebelumnya, Puncak Jayawijaya bernama Piramida Cartensz. Nama tersebut disematkan setelah penjelajah Belanda, Hendrikus Albertus Lorentz, bersama dengan enam orang suku Kenyah yang direkrut dari Apau Kayan di Kalimantan Utara.

Puncak Jaya, Salah Satu Puncak Tertinggi di Dunia

Ada Apa dengan Es di Puncak Jaya Papua? zonaebt.com
Ilustrasi Puncak Jaya. Sumber: unsplash.com

Puncak Jaya mempunyai ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl). Mencapai tempat ini adalah impian bagi para pendaki di Indonesia, bahkan di dunia. Hal ini terjadi karena Puncak Jaya merupakan salah satu dari ‘Tujuh Puncak Tertinggi di Dunia’ atau sering disebut sebagai Seven Summits. Sebenarnya, pegunungan Jayawijaya memiliki beberapa puncak, namun puncak tertingginya adalah Puncak Jaya. Selain Puncak Jaya, ada pula Puncak Mandala yang memiliki ketinggian 4.760 mdpl. Puncak Trikora dengan tinggi 4.730 mdpl, Puncak Idenberg dengan tinggi 4.673 mdpl, Puncak Yamin dengan tinggi 4.535 mdpl, dan Puncak Cartenz Timur dengan tinggi 4.400 mdpl.

Baca Juga



Lokasi sejumlah Glester di Puncak Jaya, seperti di Glester Cartenz, Glester Northwall Firn Barat, dan Glester Northwall Firn Timur, baru-baru ini dikabarkan lenyap. Glester di Puncak Trikora di Pegunungan Maoke, menghilang, sama sekali tak sesisa dalam kurun waktu antara 1939 dan 1962. Sejak tahun 1970-an, bukti dari citra satelit menunjukkan glester Puncak Jaya telah menyusut dengan cepat. Sementara itu, Glester Meren mencair antara tahun 1994 dan 2000. Sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh Paleoklomatologi, Lonnie Thompson, pada tahun 2010 menemukan bahwa glester menghilang pada tingkat ketebalan tujuh meter per tahun dan lenyap pada tahun 2015.

Mencairnya Es di Puncak Jaya, Dampak dari Fenomena Perubahan Iklim

Ada Apa dengan Es di Puncak Jaya Papua? zonaebt.com
Ilustrasi El Nino. Sumber: zonaebt.com

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, BMKG, menyebut es yang mencair di Puncak Jaya, Papua, berdampak pada meningkatnya tinggi muka laut yang nantinya dapat merusak ekosistem laut di wilayah tersebut. Mengutip Badan Meteorologi Dunia atau WMO, kenaikan muka laut juga menyebabkan peningkatan panas laut dan keasaman air laut yang membahayakan ekosistem laut yang vital dan rentan.

Tutupan es di Puncak Jaya saat ini tengah mecair di tingkat yang mengkhawatirkan. BMKG bahkan memperkirakan es tersebut bisa menghilang sebelum 2026. Pengamatan BMKG pada es di Puncak Jaya sejak 2010 menunjukkan tingkat pencairan yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Donaldi, dari 2016-2021 saja, es yang mencair setara hampir 10 lapangan bola. Hal tersebut merupakan indikator sekaligus dampak dari fenomena perubahan iklim.

Pencairan terparah terjadi pada 2015-2016, ketika El Nino kuat terjadi di wilayah tanah air. Penipisan lapisan es mencapai 5 meter per tahun, lima kali lipat rata-rata penipisan es selama lima tahun sebelumnya. Oleh karena itu, BMKG khawatir fenomena El Nino tahun ini dapat menyebabkan kejadian serupa dan mempercepat penipisan es di Puncak Jaya. Fenomena El Nino ini mempercepat pencairan tutupan es di wilayah tropis dan El Nino tahun ini memiliki potensi mempercepat pencairan es tropis di Puncak Jaya Papua.

Baca Juga



Glacia maximum atau tingkat es maksimum di Papua terjadi sekitar 20 ribu tahun lalu. Saat itu, luas es di Puncak Jaya diperkirakan sekitar 20 km persegi. Kemudian dalam 20 tahun terakhir, luas es di Puncak Jaya terus menipis menjadi 2 km persegi. Pada tahun 2002 es di Puncak Jaya seluas 1,8 km persegi, pada 2005 seluas 0,6 km persegi, pada 2015 seluas 0,46 km persegi, dan pada Mei 2020 seluas 0,34 km persegi.

Di sisi lain, pengukuran pertama tebal es dilakukan oleh tim BMKG yang bekerja sama dengan The Ohio State University (USA), yaitu pada 2010 tebal es di Puncak Jaya adalah 32 meter. Kemudian 27 meter pada 2015, 22 meter pada 2016, dan 8 meter pada 2021. Pada tahun 2016, fenomena El Nino sangatlah kuat sehingga membuat tebal es Puncak Jaya menurun drastis. Dengan kondisi seperti ini, pada tahun 2025-2027, kemungkinan es di Puncak Jaya akan punah.

Faktor pemanasan global merupakan faktor awal dan utama dalam penyusutan es di Papua. Akan tetapi, dampak lanjutan dari pencarian es Papua juga mempercepat laju penyusutan. Hal ini terjadi karena suhu meningkat, maka hujan yang dulunya turun sebagai salju di puncak es, kini turun berupa air hujan dan mengikis es. Semakin cepat mencairnya es, membuat batuan di sekitar es semakin luas dan berwarna gelap. Permukaan batuan ini kemudian menyerap panas lebih banyak sehingga mencairkan es dari bagian samping dan bawah.

#zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes

Editor: Rewinur Alifianda Hera Umarul

Referensi:

[1] Puncak Jaya

[2] Es di Puncak Jaya Papua Diprediksi Punah Tahun 2025, Cuaca Ekstrem Jadi Penyebabnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 Comment

  1. смотреть фото элитных проституток порно насилуют
    жену на глазах у связанного мужа путаны
    в тамбове цены смотреть порно аниме монстр насилует