Rencana Bisnis PT Pertamina Geothermal Energy Setelah Rencana IPO 2022

  • Pemanfaatan panas bumi yang terjadi saat ini dikelola menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Indonesia baru sebesar 2.130,7 Mega Watt (MW)
  • Pemerintah menargetkan tambahan kapasitas PLTP di Indonesia sekitar 3.300 MW hingga 2030 atau naik menjadi sekitar 5.400-an MW di 2030
  • PT PGE akan mendiversifikasikan usahanya “beyond energy”, seperti pengembangan hidrogen, agrobisnis, pariwisata geothermal atau “geothermal tourism”

PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) salah satu unit usaha PT Pertamina (Persero) di bidang usaha panas bumi (geothermal) ditargetkan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan melantai ke bursa saham Indonesia (Initial Public Offering/ IPO) pada semester I Tahun 2022.

Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury, menjelaskan target dana yang terkumpul dari IPO ini mampu mencapai US$ 400 juta hingga US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,15 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per US$).

Rencana IPO ini sangat berpotensi untuk mengembangkan bisnis energi panas bumi, khususnya Pertamina dan Indonesia secara fundamental. Seperti diketahui, sumber daya panas bumi Indonesia merupakan terbesar kedua di dunia, setelah Amerika Serikat.

Hingga akhir Tahun 2020, Amerika Serikat menduduki peringkat pertama untuk sumber daya panas bumi yakni mencapai 30.000 Mega Watt (MW). Sementara Negara Indonesia sendiri memiliki sumber daya panas bumi 23.965 MW.

Baca juga:



Namun sayangnya, pemanfaatan panas bumi yang terjadi saat ini dikelola menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Indonesia baru sebesar 2.130,7 Mega Watt (MW) hingga akhir 2020 atau baru sebesar 8,9% dari total sumber daya panas bumi yang ada di Tanah Air.

“Menurut kami geothermal punya potensi untuk dikembangkan. Salah satu caranya yaitu ingin meng-IPO-kan PGE ini agar dana yang terkumpul bisa buat pengembangan geothermal,” ucap Pahala, dikutip Kamis (13/01/2022).

“Insya Allah, IPO PGE ini ditargetkan bisa di semester I 2022, targetnya bisa diregistrasi di Maret, lalu IPO-nya di bulan Juni 2022 mungkin,” tambahnya.

Melihat perkembangan rencana IPO ini, bagaimana rencana bisnis PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) ini kedepannya?

Corporate Secretary PGE, Muhammad Baron menjelaskan perusahaan akan fokus pada pengembangan bisnis dan optimalisasi potensi panas bumi sebagai sumber energi hijau di Indonesia.

“PGE fokus terhadap perkembangan bisnis dan optimalisasi potensi panas bumi sebagai sumber energi hijau di Indonesia dan melakukan kajian atas sumber pendanaan untuk pengembangannya,” jelasnya kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (14/01/2022).

Berdasarkan data pada PGE, kapasitas terpasang PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) PGE saat ini mencapai 1.877 Mega Watt (MW), yang terdiri dari yang dikelola bersama dengan perusahaan lain (Joint Operation Contract/ JOC) sebesar 1.205 MW dan 672 MW yang dikelola sendiri oleh PGE. Perusahaan kini mengelola 15 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP).

Pada 2030, berdasarkan rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), PGE menargetkan kapasitas terpasang PLTP yang dikelola sendiri oleh PGE naik sekitar 920 MW menjadi 1.540 MW dari saat ini 620 MW. Bila digabung dengan JOC, maka artinya total kapasitas terpasang PLTP pada 2030 menjadi 2.745 MW.

Untuk merealisasikan rencana tersebut, pemerintah menargetkan tambahan kapasitas PLTP di Indonesia sekitar 3.300 MW hingga 2030 atau naik menjadi sekitar 5.400-an MW di 2030. Dari tambahan 3.300 MW PLTP hingga 2030 tersebut, PGE menyumbang sekitar 920 MW, maka artinya PGE berkontribusi sekitar 28% dari tambahan proyek PLTP hingga 2030.

Baca juga:



Pada 2020 PGE merupakan produsen panas bumi terbesar ketiga di Asia. Pada 2025 mendatang, PGE menargetkan mampu menjadi perusahaan panas bumi terbesar ketiga di dunia, dan pada 2030 bisa menjadi perusahaan energi hijau kelas dunia alias “World Class Green Energy Company“.

Untuk mencapai target tersebut, perusahaan akan terus meningkatkan kapasitas terpasang PLTP. Dari 672 MW PLTP yang dikelola sendiri oleh PGE saat ini, perusahaan menargetkan bisa naik menjadi 975 MW pada 2025, dan kemudian naik lagi menjadi 1.540 MW pada 2030.

Sebagai alternatif dari pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkit kelistrikan, perusahaan juga akan mendiversifikasikan usahanya “beyond energy“, seperti pengembangan hidrogen, agrobisnis, pariwisata geothermal atau “geothermal tourism“, ekstraksi silika, pengembangan CO2 methanol di mana akan berperan mengurangi emisi karbon dioksida, dan lainnya.

zonaebt.com

Renewable Content Provider

#zonaebt #sebarterbarukan #PGE #geotermal

Referensi:

https://www.cnbcindonesia.com/news/20220114122940-4-307349/mau-ipo-semester-i-2022-intip-rencana-bisnis-pge-ke-depan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *