- Harga minyak mentah yang meningkat membuat dampak dari meningkatnya nilai impor dari migas, kebutuhan devisa impor migas juga meningkat
- Penghematan cadangan devisa negara untuk impor migas bisa mencapai USD 1,67 Miliar per tahun!
- Pemanfaatan energi panas bumi dapat menghemat cadangan devisa 31.785 BOEPD serta pengurangan emisi sebesar 3,4 ton CO2 per tahun
Penyesuaian harga minyak mentah dunia membuat dampak yang sangat signifikan membuat nilai impor migas menjadi meningkat, bahkan meningkat sangat besar! Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, impor migas pada Juni 2021 meningkat sebesar 239,38%.
Dengan peningkatan impor migas tersebut, ada beberapa konsekuensi yang harus diterima negara termasuk meningkatnya kebutuhan devisa impor migas pada periode tersebut.
Hal ini menjadi dampak ekonomi yang negatif. “Dari aspek moneter, berpotensi mendorong terjadinya defisit neraca dagang dan depresiasi nilai tukar rupiah. Dari sisi fiskal, kenaikan itu berpotensi menambah kebutuhan anggaran subsidi di APBN. Sementara bagi sektor riil, hal ini berpotensi menurunkan daya saing barang dan jasa yang diproduksikan,” ungkap Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro.
Baca juga
- Inisiasi Pengembangan Proyek Teknologi Panas Bumi Pada Momen Percepatan Transisi Energi G20
- Seperti Harta Karun, Kapasitas Panas Bumi Di Indonesia Terbesar Ke-2 Di Dunia!
Dalam kajian tersebut, pemanfaatan dari energi panas bumi bisa menjadi instrumen untuk mengurangi kebutuhan devisa impor miga, sangat menarik bukan?. Dengan memanfaatkan PLTP yang digunakan untuk mensubstitusi tenaga listrik dari BBM (PLTD) dapat menghemat kebutuhan devisa impor migas dalam jumlah yang cukup signifikan.
Dengan harga minyak bumi yang mencapai kisaran US$ 70 per barel, dan dengan asumsi seluruh BBM diimpor untuk kebutuhan BBM untuk PLTD di Indonesia lebih dari US$ 6,53 miliar untuk setiap tahunnya!, Penghematan devisa impor migas bisa diwujudkan menggantikan produksi listrik PLTD dengan listrik panas bumi.
Bagaimana caranya? Berdasarkan Statistik PLN 2020, saat ini terdapat 1.386,27 MW PLTD yang telah dikelola PLN yang tersebar di wilayah daerah yang juga telah terdapat PLTP yang sudah beroperasi. Jika PLN melakukan substitusi produksi listrik dari PLTD tersebut dengan menggunakan PLTP, maka negara akan mendapatkan penghematan devisa impor migas lebih dari USD1,67 miliar untuk setiap tahunnya!
Baca juga
Untuk itu, melalui rencana jangka panjang 2021 sampai dengan 2026 yang telah disusun, Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) akan mengucurkan investasi sebesar US$2,68 miliar untuk pengembangan wilayah kerja yang ada pengembangan energi panas bumi.
PGE akan menggarap dua wilayah kerja panas bumi baru sehingga kapasitas terpasang own operation PLTP akan melesat hampir 2 kali lipat dari 672 MW menjadi 1.112 MW. Dengan demikian PGE optimis dapat meningkatkan cadangan menjadi 2.175 MW dan produksi listrik menjadi 7.455 GWh.
Dari total kapasitas yang terpasang saat ini, pemanfaatan energi panas bumi tersebut berpotensi dapat menerangi 1.344.000 rumah dan menghemat cadangan devisa migas sekitar 31.785 BOEPD serta pengurangan emisi sebesar 3,4 ton CO2 per tahun!
Makin tahu Indonesia kaya akan sumber energi terbarukan bersama zonaebt.com
Referensi
[1] Pemanfaatan Panas Bumi Hemat Cadangan Devisa Migas 31.785 BOEPD
[2] Pengembangan Panas Bumi, Hemat Devisa dan Tambah Pendapatan Negara