- KTT G20 menjadi momentum yang baik untuk pengembangan dari teknologi panas bumi
- Guna mendukung percepatan transisi energi berkelanjutan G20, PGE memiliki road map untuk pengembangan panas bumi
- Komitmen pengembangan panas bumi untuk mencapai target pembangunan berkelanjutan
Forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang sedang dilaksanakan di Indonesia bisa menjadi momentum yang baik untuk menggaet para investor dalam hal pengembangan panas bumi di Indonesia!
Hal ini menjadi target dari percepatan transisi energi G20, terutama di Indonesia yang menargetkan panas bumi menjadi energi yang memiliki transisi karbon netral di 2060. Untuk itu, bantuan dari negara maju bisa mengimplementasikan target transisi energi tersebut.
Indonesia sejatinya berada di peringkat ke-2 dalam hal sumber daya panas bumi yang mencapai 30.000 MW, tetapi kapasitas yang terpasang hanya 3.676 MW, sangat jauh perbedaan nya bukan? untuk itu pada tahun ini, Indonesia bisa memanfaatkan momen sebagai tuan rumah KTT G20 untuk menarik investor.
Baca juga
- Mengenal PLTP Blawan Ijen, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Yang Baru Di Indonesia
- Greenhouse Panas Bumi Terbesar di Turki Telah Diresmikan
PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) pun mendukung penuh percepatan dari transisi energi berkelanjutan yang menjadi isu prioritas dari presidensi G20 Indonesia, dengan menggarap inisiasi peningkatan dari kapasitas panas bumi. Dengan penerapan teknologi yang disebut Binary.
PGE telah membangun Binary Unit di Lahendong, Kota Tomohon, Sulawesi Utara sebagai potensi tambahan untuk menghasilkan perkembangan pembangkit panas bumi dan juga menjadi bagian dari road map persiapan base load energi terbarukan di Indonesia.
Dengan cadangan panas bumi yang besar, dalam hal momentum G20 ini. PGE mengundang negara dari anggota G20 untuk melakukan kerja sama dalam hal pengembangan energi panas bumi di Indonesia!
Baca juga
- The Government Steps to Speed up the Development of Geothermal Energy
- Energi Panas Bumi Yang Memiliki Sifat Ramah Lingkungan
Komitmen untuk pengembangan panas bumi memiliki cakupan tiga area kemitraan yang bisa dilakukan yaitu Co-generation, Co-production, dan Co-development. Selain tiga area kemitraan, ada empat bidang juga yang bisa dikerjakan bersama yaitu pemanfaatan CO2 untuk bahan bakar alternatif, ekstraksi nano material yaitu dengan pemanfaatan kandungan berharga di fluida panas bumi (rare earth element), green hidrogen sebagai bahan bakar masa depan yang ramah lingkungan, dan green Metanol.
Target pembangunan pengembangan teknologi panas bumi memiliki target berkelanjutan yaitu goals ke 7 (energi bersih dan terjangkau), goals 12 (konstruksi dan produksi yang bertanggungjawab), goals 13 (penanganan perubahan iklim), dan goals 15 (ekosistem darat) pada SDGs (Sustainable Development Goals).
Dengan beberapa area dan juga target pengembangan hal ini dapat diharapkan menjadi daya tarik bagi negara anggota delegai G20 untuk menjadi investor dari pengembangan teknologi panas bumi di Indonesia guna mencapai percepatan transisi energi G20. Makin tahu Indonesia kendala yang dihadapi pengembang energi terbarukan di Indonesia, termasuk geotermal, adalah pendanaan. Tanpa bantuan pendanaan, maka rencana karbon netral di 2060 sulit tercapai.
Referensi
[1] KTT G20, Momentum Gaet Investor Pengembangan Panas Bumi
[2] G20 dan Pengembangan Panasbumi
[3] Dukung Percepatan Transisi Energi G20, PGE Inisiasi Proyek Teknologi Panas Bumi