- Gelombang panas menyebabkan terjadinya kebakaran hutan di beberapa industri pariwisata alam
- Industri pariwisata juga memiliki kontribusi dalam menyumbangkan emisi CO2 yaitu sebesar 5% dan sebesar 75% baik yang dihasilkan dari industri pariwisata udara
- Perubahan iklim dapat menyebabkan ketersediaan sejumlah industri pariwisata rusak
Sobat EBT Heroes, siapa yang tidak kenal dan suka dengan industri pariwisata saat ini ya? Tentunya Sobat EBT Heroes sering menghabiskan waktu luang dengan berkunjung pada industri pariwisata bukan?
Saat ini industri pariwisata sedang menjadi tren bagi masyarakat. Banyak dari masyarakat yang tidak segan mengeluarkan biaya tambahan demi menghabiskan waktu dengan pergi ke industri pariwisata. Mereka menghabiskan waktu luang baik dengan keluarga, teman maupun solo traveling.
Namun, akhir-akhir ini industri pariwisata dihadapkan pada fenomena alam gelombang panas. Dampak yang dihasilkan dari gelombang panas ini menyebabkan terjadinya kebakaran hutan di beberapa industri pariwisata alam.
Kabar terbaru, terjadi kebakaran hutan pada industri pariwisata lereng Gunung Lawu yang terletak di Gondosuli, Kecamatan Karanganyar, Jawa Tengah. Terpantau hingga tanggal 1 Oktober 2023 pada hari kelima, masih terjadi kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu.
Tercatat industri pariwisata Gunung Lawu mengalami kerugian lahan seluas 8 hektare akibat kebakaran hutan. Menurut Administratur KPH Lawu, hutan yang terbakar adalah jenis hutan lindung yang terdiri dari tumbuhan rimba campur di petak 33 dan 39.
Selain itu, beliau mengatakan titik api yang muncul terus menyebar karena kondisi lahan lereng yang kering dan adanya angin kencang. Setelah berbagai upaya yang dilakukan, api berhasil dipadamkan. Namun, masih dilakukan pemantauan di kawasan lereng Gunung Lawu untuk meminimalisir kebakaran hutan kembali.
Baca juga
- Ancaman Panas Mendidih yang Terjadi di Indonesia
- Cuaca Ekstrem Kian Melanda, Masyarakat Dihimbau Selalu Waspada
Industri Pariwisata Turut Menjadi Penyumbang Perubahan Iklim
Industri pariwisata merupakan salah satu sektor yang memiliki dampak cukup besar bagi pembangunan ekonomi di Indonesia. Indonesia juga merupakan negara tropis dimana memiliki keunikan tersendiri baik keanekaragaman alam dan cuaca yang dimiliki.
Tidak heran, sebagai negara tropis industri pariwisata Indonesia rentan terhadap perubahan iklim. Perubahan iklim yang terjadi cenderung diakibatkan oleh aktivitas manusia dan aktivitas alam seperti fenomena alam El-Nino.
Industri pariwisata di Indonesia memiliki keanekaragaman mulai dari wisata alam dan wisata budayanya. Wisata alam yang dimiliki Indonesia seperti Gunung Bromo yang berada di Probolinggo, Air Terjun Tumpak Sewu di Lumajang, Kepulauan Raja Ampat di Papua, dan masih banyak lagi.
Sedangkan wisata budaya yang dimiliki Indonesia seperti Candi Prambanan yang sudah terkenal di dunia Internasional, Keraton Yogyakarta, Desa Adat Ratenggaro di Sumba dan masih banyak lagi.
Industri pariwisata Candi Prambanan sendiri telah diakui oleh UNESCO sebagai situs warisan dunia. Oleh karena itu, banyak wisatawan yang menjadi makin tahu Indonesia dengan kearifan lokalnya. Selain itu, Candi Prambanan juga pernah dijadikan tempat beribadah oleh biksu Thailand.
Industri pariwisata juga dapat dipengaruhi oleh perubahan iklim. Kondisi alam yang tidak dapat diprediksi menjadi salah satu faktor mengapa industri pariwisata menjadi sensitif. Hal tersebut akan mempengaruhi para pengunjung dalam melakukan pengambilan keputusan untuk menentukan tujuan destinasi.
Faktor kondisi alam tersebut berupa letak geografis, topografi, vegetasi, fauna, dan iklim yang ada. Misalnya terjadi musim kemarau seperti saat ini yang menyebabkan kebakaran hutan di lereng gunung.
Kebakaran hutan akan menyebabkan industri pariwisata gunung ditutup. Hal itu akan menjadi pertimbangan pengunjung untuk tidak pergi ke destinasi wisata tersebut.
Industri pariwisata juga memiliki kontribusi dalam menyumbangkan emisi CO2 yaitu sebesar 5%. Adapun transportasi menjadi penyumbang terbesar yaitu 75% baik yang dihasilkan dari industri pariwisata udara.
Dampak Perubahan Iklim bagi Industri Pariwisata
Industri pariwisata mengalami beberapa kerugian akibat perubahan iklim. Perubahan iklim menyebabkan terjadinya bencana seperti kebakaran hutan, tanah longsor, banjir, kekeringan dan bencana lainnya.
Akibatnya, industri pariwisata mengalami kerusakan mulai dari kebakaran hutan yang menyebabkan hilangnya flora dan fauna disana. Selain kerugian tersebut, kebakaran hutan juga menyebabkan rusaknya fasilitas sehingga industri pariwisata mengalami kerugian yang cukup besar.
Industri pariwisata bahari juga mengalami dampak dari perubahan iklim. Perubahan iklim menyebabkan hilangnya terumbu karang dan spesies laut yang menjadi bagian penting dalam industri pariwisata bahari. Hal tersebut dapat mengancam keberlangsungan destinasi wisata alam bawah laut.
Perubahan iklim dapat menyebabkan ketersediaan sejumlah industri pariwisata rusak. Terjadinya kekeringan akan menyebabkan air terjun, sungai dan waduk serta padang rumput menjadi kering.
Oleh karena itu, pemanasan global mengancam industri pariwisata sehingga bergantung pada musim tertentu. Hal tersebut dapat mempengaruhi pendapatan industri pariwisata khususnya pembangunan ekonomi Indonesia.
Apabila industri pariwisata mengalami penurunan dari segi kunjungan, maka akan mempengaruhi ketidakstabilan ekonomi disana. Pendapatan tersebut biasanya digunakan untuk merawat industri pariwisata dan pengembangan spesies flora dan fauna.
Bagaimana Solusi Untuk Mengatasi Dampak Perubahan Iklim pada Industri Pariwisata?
Pemerintah sendiri sudah menerapkan beberapa cara untuk melestarikan pelestarian lingkungan khususnya pada industri pariwisata. Pengembangan industri pariwisata perlu dilakukan pengawasan agar tidak merusak lingkungan dan ekosistem yang ada.
Salah satu cara untuk mengatasi dampak perubahan iklim pada industri pariwisata adalah langkah-langkah mitigasi. Upaya mitigasi yang dilakukan dengan mengurangi emisi gas rumah kaca dari industri pariwisata.
Selain itu, perlu adanya promosi dan penerapan praktik ramah lingkungan dalam industri pariwisata. Dengan melibatkan strategi kebijakan guna menghadapi perubahan iklim akan membantu mengurangi dampak terhadap industri pariwisata.
Kebijakan tersebut dapat dilakukan dengan melakukan pengembangan terhadap sarana dan prasarana industri pariwisata. Misalnya melakukan kegiatan penanaman kembali hutan mangrove untuk mencegah abrasi dan rusaknya pariwisata di tepi laut.
Baca juga
- Bersepeda : Solusi Kurangi Emisi Karbon Penyebab Krisis Iklim
- Tim Innovator PACE dengan Inovasi Irigasi Berbasis Energi Terbarukan Jadi Juara Pertama [RE]Energize Hackathon: Hacking the Climate Crisis in Indonesia
Tidak hanya itu, penting bagi pemerintah dan stakeholder terkait melakukan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Apabila kesadaran masyarakat meningkat, mereka akan turut serta menjaga kelestarian ekosistem industri pariwisata.
Para pengunjung industri pariwisata dapat menggunakan kendaraan umum atau kendaraan ramah lingkungan sebagai bentuk mengurangi dampak perubahan iklim. Selain itu, pengunjung dapat mengurangi penggunaan energi tidak terbarukan untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Itulah penjelasan dari dampak perubahan iklim bagi industri pariwisata. Sobat EBT Heroes harus turut menjaga keberlangsungan industri pariwisata Indonesia ya. Kalau bukan Sobat EBT Heroes siapa lagi yang mampu menjaga industri pariwisata dari dampak perubahan iklim.
#zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes
Editor: Nur Wasilatus Sholeha
Referensi:
[1] Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Wisata
[2] Perubahan Iklim Ancam Pariwisata
[3] Pariwisata dan Perubahan Iklim
[4] Ancaman Besar Perubahan Iklim bagi Pariwisata dan Solusinya
1 Comment
Wow, wonderful blog layout! How lengthy have you been running a blog
for? you make running a blog look easy. The overall glance of
your site is excellent, as well as the content material!
You can see similar here sklep online