- Kendaraan Listrik merupakan sebuah bentuk pengembangan teknologi di zaman sekarang
- Kendaraan jenis ini dianggap lebih ramah lingkungan dan canggih
- Namun, kendaraan listrik mengalami potensi peretasan cukup serius, yang bisa membawa dampak buruk
Kendaraan listrik saat ini dipandang sebagai sebuah solusi bagi masalah lingkungan, karena tentunya kendaraan jenis ini memiliki lebih sedikit emisi yang dihasilkan. Selain itu, kendaraan jenis ini bisa dibilang merupakan sebuah pengembangan teknologi yang pesat, dimana kendaraan kini tidak lagi membutuhkan energi fosil yang tidak terbarukan.
Dengan adanya koneksi internet, pengisian daya secara mandiri di tiap rumah dan hal lain dapat dilihat sebagai hal positif atau efisiensi dari jenis kendaraan ini. Namun, ada satu hal yang mungkin perlu dikhawatirkan dan diwaspadai dalam penggunaan kendaraan ini. Simak dengan baik penjelasan ini ya, Sobat EBT Heroes!
Ancaman Peretasan
Kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) banyak dianggap sebagai sebuah perkembangan teknologi yang pesat dalam kehidupan manusia, setelah sebelumnya bergantung pada energi minyak bumi yang tidak terbarukan, kini masyarakat bisa beralih ke energi yang lebih ramah lingkungan, dengan sistem yang lebih efisien dan memudahkan bagi masyarakat.
Perkembangan penggunaan kendaraan listrik yang telah mendunia didorong dengan semakin banyaknya produsen kendaraan yang ikut memproduksi EV, seperti Nissan, Tesla hingga Toyota dan produsen lainnya turut memproduksi kendaraan jenis ini.
Apalagi EV menghadirkan efisiensi dari kehadiran berbagai fitur berteknologi tinggi, seperti koneksi internet, layar sentuh, dan berbagai fitur keselamatan operasional lainnya. Pembangunan infrastruktur untuk beradaptasi dengan kendaraan jenis ini juga sangat banyak, mulai dari pembangunan SPKLU hingga infrastruktur pendukung lainnya.
Namun, EV menghadapi masalah yang cukup besar soal peretasan. Hal ini terutama soal konektivitas ke internet dan fitur lainnya yang memperbesar kemungkinan EV terkena peretasan.
Baca Juga
Keberhasilan MV Iriana dan Produksi Kapal Listrik di Indonesia
Sepakbola Profesional dan Kendaraan Listrik
Serangan siber dan dunia maya memiliki potensi ancaman besar pada EV. Contoh dari peretasan yang berhasil dilakukan seperti ketika seorang spesialis keamanan berhasil melakukan hack kepada puluhan mobil EV Tesla di beberapa negara.
Lantas, hal apa saja yang rawan di EV yang rawan untuk terkena hacking?
Titik Rentan
Dari contoh kasus diatas, spesialis keamanan tersebut berhasil melakukan hacking dengan menggunakan software TeslaMate untuk mendapat akses dan kontrol pada kendaraan. Sementara dalam contoh lain di KU Leuven seorang peneliti berhasil menemukan metode untuk membajak firmware kunci Tesla Model X. Metode ini memungkinkan siapapun bisa membajak EV dengan teknologi lama.
Peretasan ini bisa membuat beragam dampak bagi EV yang disusupi, seperti akses untuk mengatur pengisian daya, penyadapan komunikasi hingga pengaturan ulang sistem lewat USB dan WIFI. Hal ini juga bisa dieksploitasi dengan menggunakan cloud untuk mengakses ke stasiun pengisian daya hingga ke seluruh jaringan daya.
Titik wireless yang tersedia di kendaraan menjadi salah satu titik rawan yang mudah untuk disusupi, mulai dari steker hingga berbagai layanan nirkabel lain yang tersedia di dalam kendaraan.
Kerentanan ini juga muncul akibat dari inovasi penggunaan sistem jaringan informasi di luar kendaraan. Meski hal tersebut adalah kemajuan teknologi, namun ada dampak yang ditimbulkan, yaitu berkurangnya aspek keamanan dari serangan siber.
Koneksi internet lewat sistem Internet On Vehicle (IOV), membuat kendaraan bisa terhubung dengan smartphone. Teknologi inilah yang mendorong kehadiran teknologi GPS, sensor dan sistem entertainment di dalam kendaraan.
Cara mengatasinya
Untuk mengatasi hal ini, perusahaan juga bertanggung jawab untuk membuat sistem keamanan yang lebih kuat dan usaha untuk meminimalisir tindakan ini. Perusahaan harus bisa menjamin penggunaan sistem yang lebih baru, firewall yang baik, dan pengamanan port dengan lebih baik.
Bagi pengemudi, adalah suatu kewajiban untuk terus memperbarui sistem keamanan yang tersedia, sehingga menjadi langkah mitigasi dasar dari tindakan peretasan. Lalu kewajiban untuk selalu menjaga keamanan data data yang sensitif.
Selain itu, jika sedang tidak digunakan, setiap pengguna bisa melakukan beberapa hal untuk mengurangi kemungkinan serangan siber pada EV mereka. Pertama, pengguna harus selalu melepas steker atau port saat sedang tidak digunakan.
Kedua, pengguna harus mengamankan dan melindungi fobs mereka. Hal ini dilakukan untuk mengacaukan pengetahuan peretas soal keberadaan fobs tersebut. Pengguna bisa menyimpannya di laci logam untuk melemahkan sinyal sehingga sulit diketahui nantinya.
Terakhir, selain melakukan update terus menerus pada software kendaraan, pengguna juga harus terus menggunakan sistem software resmi, sehingga akan meniadakan potensi peretasan yang mungkin dilakukan.
Baca Juga
Alasan Mengapa Kendaraan Listrik Mulai Digunakan Oleh Militer
Daftar 5 Mobil Listrik Terlaris Sepanjang 2022, Wuling Vs Hyundai Saingan Ketat!
Jadi, walaupun EV adalah sebuah teknologi maju dengan segala kecanggihan dan fitur fitur pelengkapnya, tetap ada potensi bahaya dan ancaman yang mengharuskan pengguna untuk selalu waspada dan berhati hati. Terutama pada aspek siber, dimana EV sangat rentan apabila tidak mengikuti cara cara mitigasinya. Sebagai sebuah perkembangan teknologi, apalagi terhubung ke smartphone dan internet, EV memiliki efisiensi dan kemudahan sebagi sebuah keunggulan, namun disisi lain meningkatkan potensi kemungkinan peretasan. Meski begitu, selagi mengikuti seluruh tindak pencegahan, maka akan dipastikan EV yang digunakan bisa aman dari ancaman tersebut.
#zonaebt #kendaraanlistrik #energiterbarukan #tesla # peretasan #zonaebtheroes
Referensi:
[1] “PROTECT THE PLUG!” THE CYBERSECURITY OF ELECTRIC VEHICLES & THEIR CHARGING POINTS
[2] Ramai Isu Hacker Bjorka, Apakah Mobil Listrik Bisa Diretas?