Intip Kecanggihan LRT Jabodetabek, Beroperasi Tanpa Masinis!

LRT Jabodetabek di Lintasan Layang. Sumber: Karosatuklik.com

  • LRT direncanakan akan beroperasi pada pertengahan 2023. LRT ini merupakan hasil kerja sama dari PT INKA dan PT LEN
  • LRT Jabodetabek merupakan Kereta pertama yang beroperasi tanpa masinis
  • Meskipun mengambil daya dari listrik, LRT ini tetap bisa jalan meskipun listrik padam

Saat ini pemerintah Indonesia telah menyediakan berbagai transportasi publik untuk meminimalisir kemacetan dan mengurangi polusi udara. Salah satu moda transportasi terbaru yang disediakan pemerintah yaitu LRT (Light Rail Transit).  

LRT ini dikabarkan akan mulai beroperasi pada pertengahan 2023. Menurut Menteri BUMN, Erick Thohir menyebutkan bahwasanya LRT ini akan mulai beroperasi pada kuartal III 2023. Erick juga menyampaikan per Maret ini progres pembangunan LRT sudah mencapai 90 persen.  LRT ini nantinya akan beroperasi dari pukul 05:00 – 23:27 WIB. 

Sama halnya dengan KRL dan MRT, LRT Jabodetabek ini juga mengambil sumber daya dari listrik. Namun berbeda dengan KRL dan MRT yang mengambil dayanya dari listrik di atas kereta atau yang disebut dengan Listrik Aliran Atas, sedangkan LRT mengambil dari listrik aliran bawah.


Baca juga


Melihat Lebih Detail Mengenai Spesifikasi LRT Jabodetabek

Presiden Joko Widodo dan Menteri Kabinet naik LRT dari Stasiun Harjamukti ke Stasiun TMII. Sumber:Suara.com

LRT ini merupakan hasil kerjasama PT INKA  dan PT LEN. Seluruh gerbong kereta merupakan produksi dari PT INKA, sedangkan sistemnya dibuat oleh PT LEN yang bekerja sama dengan perusahaan internasional siemens. Hampir enam puluh persen bagian LRT ini menggunakan komponen lokal. 

LRT ini memiliki beban gandar sekitar 12 ton dengan materi aluminium alloy. Bagian depan dan belakang kereta ini menggunakan komposit. LRT ini mampu mengangkut sebanyak 600 penumpang dan hanya mempunyai 2-4 gerbong. Tentu angka ini jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan KRL yang mampu mengangkut 2000 dan mempunyai 8-10 gerbong. Bahkan kapasitas LRT ini masih lebih kecil jika dibandingkan dengan MRT yang dapat mengangkut 1950 orang dan dilengkapi dengan enam gerbong. 

Dari segi kecepatan LRT mampu menempuh jarak 90 km/jam setara dengan KRL. Jarak tempuh LRT dan KRL sedikit lebih kecil dari MRT yang dapat menempuh 110 km/ jam. Perbedaan yang cukup signifikan dari LRT, MRT, dan KRL yakni ada pada jumlah rel. KRL dan MRT masing-masing memiliki sepasang rel, sedangkan LRT dilengkapi dengan tiga rel. Disamping itu, LRT hanya dapat berjalan pada jalur lintasan layang. Berbeda dengan MRT yang dapat melintas di jalur layang dan bawah tanah ataupun KRL yang dapat melintas di jalur layang dan atas tanah.  

Baca juga

Pertama di Indonesia, Transportasi Publik yang Beroperasi Tanpa Masinis

Uji Coba LRT Rute Kelapa Gading ke Rawamangun. Sumber:BBC
Tanpa masinis, LRT ini beroperasi dengan bantuan sistem sinyal Moving Block dan sistem pengoperasian Grade of Automation Level 3 (GoA3). Hal ini membuat LRT ini dioperasikan seluruhnya oleh sistem. Dengan adanya sistem ini jarak keberangkatan antar kereta dapat mencapai 3 menit. 

Dengan adanya GoA3 ini, diharapkan dapat mengantisipasi kecelakaan. Pada Desember 2021 lalu, VP Public Relations PT KAI, Joni Martinus menyatakan bahwasanya seluruh operasi kereta dilakukan secara otomatis yakni bertujuan untuk mengurangi potensi kecelakaan akibat human error, meningkatkan akurasi jadwal kereta dan mengoptimalkan jadwal perjalanan. 

Meskipun berjalan tanpa masinis bukan berarti jalannya LRT ini tidak dikontrol oleh otoritas terkait. LRT ini tetap diawasi oleh petugas atau yang biasa disebut dengan Train Attendant. Adanya  Train Attendant ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan dan untuk penanganan kondisi darurat. Train Attendant juga dapat mengoperasikan LRT secara manual dengan kecepatan terbatas jika ada gangguan sarana dan prasarana. 

Selain itu, LRT ini juga dilengkapi dengan CBTC (Communication-Based Train Control) yang membuat sistem dapat mengoperasikan kereta dan memproyeksikan jadwal secara otomatis dan juga supervisi secara otomatis dari pusat kendali operasi. 

Dilengkapi dengan Genset Khusus, LRT Tetap Bisa Jalan Meski Listrik Padam

PT Adhi Karya TBK, selaku pihak yang bertanggung jawab dalam desain dan konstruksi LRT memastikan bahwa LRT tetap bisa jalan meskipun terjadi pemadaman listrik. Isman Widodo selaku General Manager Departemen Perkeretaapian LRT Jabodetabek menyampaikan bahwa pihaknya menambah cadangan power listrik untuk mengantisipasi terjadinya pemadaman.

LRT ini dilengkapi genset khusus yang menjadi cadangan power listrik, hal ini membuat kereta tetap mampu mengendalikan secara otomatis ketika listrik padam. Menurut Isman Widodo, cadangan power ini akan dikendalikan dari OCC (Operation Control Room) dan di stasiun.

Tentu, kecanggihan LRT dalam hal cadangan power ini dapat dikatakan lebih unggul jika dibandingkan dengan MRT dan KRL. Mengingat MRT dan KRL tidak bisa beroperasi dikala listrik padam. 

Editor: Himatul Azqiya

Referensi

[1] Erick Sebut LRT Jabodebek Bakal Beroperasi Kuartal III Tahun Ini

[2] BEDA LRT, MRT dan KRL

[3] Spesifikasi Kereta LRT Jabodebek yang Tabrakan di Jakarta Timur

[4] Sah! LRT dan Kereta Cepat JKT-BDG Beroperasi Tahun Ini

[5] Buatan Anak Bangsa, LRT Jabodebek Masuk Lintasan Harjamukti

[6] LRT Jabodebek Bakal Melaju Tanpa Masinis? Ini Penjelasannya 

[7] Teknologi Canggih Tanpa Masinis di Balik LRT Jabodebek yang Operasi Juli 2023

[8] Canggih! LRT Jabodebek Bisa Jalan Terus Meski Listrik Padam

[9] KRL Mogok Akibat Listrik Padam se-Jabodetabek, Penumpang Pilih Keluar Gerbong

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *