• Sektor perkebunan kelapa sawit mendukung produksi biodiesel sebagai energi terbarukan.
• CV Arah Baru Sejahtera UMKM yang memanfaatkan limbah minyak untuk bisnis biodiesel.
• Pertamina Patra Niaga sebagai perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan biosolar di Indonesia
• Tantangan biodiesel yaitu ketersediaan bahan baku, adanya persaingan harga dengan bahan bakar fosil dan kondisi geografis yang beragam di Indonesia.

Halo, Sobat EBT Heroes!

Setiap manusia membutuhkan energi untuk beraktivitas. Pada umumnya, energi yang digunakan berupa bahan bakar yang berasal dari fosil. Meskipun demikian, bahan bakar fosil memiliki kelemahan, yaitu menghasilkan emisi karbon yang merusak udara. Selain itu, kesediaan bahan bakar fosil semakin hari semakin menipis.

Diperlukan adanya energi lain sebagai bahan pengganti bahan bakar dari fosil. Salah satunya, yaitu biodiesel atau biosolar.

Indonesia merupakan negara agraris sehingga memiliki potensi besar di bidang perkebunan. Hasil perkebunan berupa kelapa sawit, tebu, dan lainnya bisa digunakan sebagai bahan baku biodesel.

Meskipun demikian, perlu diperhatikan dampak yang dihasilkan dari perkebunan berkelanjutan, seperti penggunaan teknologi yang ramah lingkungan, pengelolaan limbah yang dihasilkan, dan cara masyarakat mengembangkan produk-produk tersebut. Jika demikian, transformasi sektor perkebunan dapat mendukung visi-misi jangka panjang dalam energi hijau di Indonesia.

Baca Juga

---

• PT Kaltim Prima Coal, Terapkan Bisnis dengan Prinsip Kemitraan Berkelanjutan.
• Biodiesel : Energi Alternatif Ramah Lingkungan

---

Biosolar dari Sudut Pandang Sektor Perkebunan

Sektor perkebunan kelapa sawit mendukung produksi biosolar sebagai energi terbarukan. Biodiesel merupakan bahan bakar yang terbuat dari bahan nabati yang dapat digunakan pada mesin atau kendaraan diesel. Banyaknya hasil panen minyak sawit mentah atau Crude Plam Oil (CPO) menyebabkan produksi biosolar dalam skala besar.

Pada tahun 2024 diperkirakan hasil produksi CPO mencapai 57 juta ton untuk ekspor. Sementara itu, biodiesel yang dihasilkan sekitar 12 juta ton.

Produksi biosolar kelapa sawit mendukung kebutuhan energi, melindungi lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat. Hal inilah yang membuat kelapa sawit menjadi pelopor transisi energi hijau di Indonesia. 

Dalam siaran pers Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan bahwa pemerintah mengambil sebuah keputusan strategis untuk Indonesia. Keputusan tersebut berupa program mandatori biodiesel B35 dengan mencampurkan biodiesel 35% kedalam bahan bakar minyak solar. Apabila pasokan kelapa sawit sebagai bahan baku utama melimpah, pemerintah akan meningkatkan rasio campuran biodiesel dari B35 menajdi B40 hingga B60 bahkan B100. Program tersebut dibuat untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan meningkatkan perekonomian masyarakat.

Pelaku Usaha UMKM di Bidang Biodiesel

CV Arah Baru Sejahtera merupakan sebuah UMKM di Pekanbaru yang berbasis lingkungan dengan memanfaatkan limbah minyak. CV ini didirikan pada tahun 2019 oleh M. Rizky Ramadhan dan rekan-rekannya karena kepeduliannya terhadap limbah minyak. Limbah minyak didapatkan Rizky, baik dari rumah tangga maupun dari restoran. Limbah tersebut nantinya akan diubah menjadi barang yang bermanfaat (biodiesel).

Sehubungan dengan bisnis global yang berkelanjutan, CV Arah Baru Sejahtera mengekspor biosolar ke luar negeri, seperti Singapura, Italia, dan negara lain di Eropa. Menurut Rizky, mengeskpor biosolar ke luar negeri merupakan langkah yang menjanjikan di bidang energi terbarukan.

Ekspor minyak dilakukan sebulan sekali dengan kapasitas 1 sampai 2 kontainer. Adapun jumlah per kontainernya sebanyak 21 ton.

Bagi masyarakat yang akan bertransaksi minyak, dapat dilakukan masyarakat melalui Bank Jelanta dengan merogoh sebesar Rp7.000.

Baca Juga

---

• Camelina Oil: Minyak Biji Non-Pangan untuk Produksi Biodiesel.
• Menelusuri Sejarah Perkembangan Bioenergi di Dunia.

---

Pelaku Usaha BUMN di Bidang Biodiesel

PT. Pertamina merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dimiliki Indonesia sejak 1957. PT. Pertamina turut menyediakan pasokan energi berkelanjutan di Indonesia. PT. Pertamina berkomitmen untuk mewujudkan energi yang ramah lingkungan dengan mengembangkan bisnis berkelanjutan di bidang energi terbarukan. Upaya PT. Pertamina dalam hal energi terbarukan, yaitu terciptanya Pertamina Patra Niaga sebagai perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan biosolar di Indonesia.

Program biodiesel tertulis dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 32 Tahun 2008 dengan kandungan biodiesel B2,5. Sejak tahun 2023 biodiesel milik Pertamina memiliki kandungan B35 dengan jumlah penjualan sekitar 20.795.276 KL. Dari pemanfaatan ini, Indonesia dapat mereduksi emisi hingga 2.779 ribu ton CO₂.

Tantangan Biodiesel untuk Mendukung Energi Hijau

Bisnis Biosolar memberikan sebuah tantangan baru, baik dari sektor UMKM hingga BUMN. Semua sektor yang terlibat harus mempersiapkan ketersediaan bahan baku di tengah kondisi geografis yang beragam. Selain itu, bahan baku murni minyak kelapa sawit atau minyak bekas terkadang masih menjadi perdebatan bagi lingkungan.

Selanjutnya, tantangan biodiesel di ranah ekonomi adalah persaingan harga biosolar dengan bahan bakar fosil. Harga produksi biosolar menjadi penghambat keberlanjutan bisnis biosolar. Oleh karena itu, bisnis biosolar perlu berinovasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak. UMKM bisa saling berkolaborasi dengan perusahaan di bidang biodiesel sehingga diharapkan harganya dapat ditekan.

Baca Juga

---

• Menjelajah Infrastruktur Ideal untuk Konsep Smart City Berbasis Energi Terbarukan.
• Kolaborasi PT Neta Auto Indonesia dengan PLN: Mewujudkan Mobilitas Berkelanjutan di Indonesia.

---

Penutup

Pengembangan bisnis biodiesel memiliki dampak positif bagi lingkungan dan ekonomi. Khususnya terhadap pertumbuhan masyarakat lokal (petani kelapa sawit) dan juga masyarakat yang mengumpulkan minyak-minyak bekas untuk digunakan biosolar.

Bisnis biosolar UMKM maupun di sektor perusahaan besar dapat menciptakan sebuah lapangan kerja baru bagi masyarakat di sektor energi hijau. Selain itu, Indonesia dapat berkontribusi dalam dunia perdagangan sebab biosolar yang diproduksi produsen lokal dan global dapat di eskpor ke berbagai negara di dunia. Langkah-langkah ini sangat strategis untuk menciptakan transisi energi hijau dan berkelanjutan di Indonesia.

#zonaebt #sebarterbarukan #EBTheroes

Editor: Aghnia Tazqiah

Referensi

• Diolah dari Kelapa Sawit, Manfaat Biodiesel Banyak Tak Disadari di Indonesia.
• Wujudkan Ketahanan Energi, Pemerintah Optimalkan Pemanfaatan Biodiesel.
• Kisah Seorang Pria di Pekanbaru Sukses Ekspor Minyak Jelantah Hingga ke Eropa.
• Lingkungan PT Pertamina Patra Niaga.
• Jelang Implementasi B40 di 2025, Wamen ESDM Pantau Kesiapan Kilang Pertamina.