Nano-Pupuk Sebagai Katalis Bisnis Berkelanjutan

 Ilustrasi Penyebaran Pupuk Nano. Sumber : ftmm.unair.ac.id  
  • Nano-Pupuk merupakan inovasi pupuk dengan menggabungkan nanoteknologi ke dalam komposisi.
  • Peningkatan lebih cepat dan lebih efisiensi pada hasil pertanian dalam pemanfaatan nano-pupuk daripada pupuk konvensional.
  • Nano-Pupuk dapat berperan dalam medorong sebuah inovasi ekonomi desa dengan meningkatkan hasil pertanian dan membuka peluang usaha bagi masyarakat perdesaan.
  • Pendekatan strategi pada pelatihan/edukasi serta skema biaya dapat penguatkan kapasitas petani dalam pupuk berbasis nanoteknologi dapat mewujudkan bisnis berkelanjutan di pertanian pedesaan.

Halo Sobat EBT Heroes!

Penggunaan pupuk konvensional telah lama menjadi andalan para petani dalam meningkatkan hasil pertanian. Namun, di balik manfaat tersebut, pupuk jenis ini juga menimbulkan berbagai tantangan, terutama bagi petani di pedesaan. Salah satu permasalahan utamanya adalah rendahnya efisiensi penyerapan nutrisi oleh tanaman. Sebagai contoh, pupuk urea konvensional hanya dapat diserap tanaman sekitar 30% hingga 50%, sementara sisanya hilang ke lingkungan dan menyebabkan pencemaran air tanah serta berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca. Kondisi ini tidak hanya merugikan lingkungan, tetapi juga menambah beban ekonomi, terutama bagi petani skala kecil yang harus menanggung biaya pupuk yang cukup tinggi.

Tantangan ini dapat diatasi melalui pemanfaatan pupuk berbasis nanoteknologi. Dengan partikel berukuran sangat kecil (nanometer), pupuk jenis ini memungkinkan nutrisi diserap lebih cepat dan efisien oleh tanaman. Selain meningkatkan efektivitas pemupukan, penggunaan nano-pupuk juga mampu mengurangi dampak pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh pupuk konvensional. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan nano-pupuk dapat meningkatkan hasil panen gabah hingga 11,3% dan efisiensi penggunaan nitrogen sebesar 7,9 kg/kg N. Peningkatan ini sangat berarti bagi petani kecil, karena dapat mendukung peningkatan pendapatan dan kesejahteraan mereka secara berkelanjutan.

Baca Juga



Definisi Pupuk Berbasis Nanoteknologi

Ilustrasi Aplikasi Pupuk Nano. Sumber : cipatujah-tasikmalaya.desa.id  

Nano-Pupuk merupakan inovasi pupuk modern yang mengintegrasikan teknologi nano ke dalam komposisinya. Pupuk berbasis nanoteknologi memiliki potensi besar untuk merevolusi sektor pertanian dengan meningkatkan efisiensi penyerapan nutrisi oleh tanaman, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, serta meningkatkan hasil panen secara signifikan. Namun, karena tergolong sebagai inovasi baru, ketersediaan pupuk jenis ini masih terbatas dan penerapannya belum merata di berbagai wilayah. Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian lanjutan dan pengembangan inovasi yang berkelanjutan agar manfaatnya dapat dirasakan lebih luas di masa depan.

Nano-Pupuk memiliki ukuran partikel sekitar 1–100 nanometer dengan luas permukaan yang sangat besar. Ukuran partikel yang sangat kecil ini memungkinkan penetrasi ke dalam dinding sel tanaman, sehingga nutrisi dapat diserap secara lebih efisien, baik melalui akar maupun daun. Inovasi ini dapat diaplikasikan melalui berbagai metode, seperti foliar application (penyemprotan langsung ke daun), seed nanopriming (perendaman benih), serta soil treatment (pencampuran pupuk dengan tanah).

Salah satu keunggulan utama pupuk berbasis nanoteknologi adalah kemampuannya dalam mengontrol pelepasan nutrisi. Nutrisi dilepaskan secara bertahap sesuai kebutuhan tanaman dan kondisi lingkungan, sehingga dapat meminimalkan kehilangan nutrisi akibat hujan atau penguapan. Selain itu, penggunaan Nano-Pupuk juga terbukti dapat meningkatkan proses fotosintesis pada tanaman. Hal ini memberikan kontribusi besar terhadap kesuburan tanaman dan membantu tanaman tetap sehat, bahkan dalam kondisi stres akibat perubahan iklim.

Nano-Pupuk Sebagai Katalis Bisnis Berkelanjutan

Pupuk berbasis nanoteknologi memiliki peran penting dalam mendorong inovasi ekonomi desa. Dengan meningkatkan hasil pertanian dan mengurangi ketergantungan terhadap pupuk konvensional, teknologi ini membuka peluang usaha baru bagi masyarakat perdesaan. Efisiensi pemupukan yang lebih tinggi memberikan keuntungan ekonomi langsung bagi para petani, sekaligus menjadi langkah nyata dalam mendorong penerapan teknologi pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Dalam penerapan prinsip circular economy di bidang pertanian, produksi pupuk dengan partikel nano menunjukkan pentingnya penggunaan kembali sumber daya. Salah satu contohnya adalah pembuatan pupuk organik dari bahan daur ulang limbah tanaman. Teknologi ini dikembangkan dengan penambahan zat seperti silika atau zeolit untuk membentuk partikel berukuran nanometer. Secara umum, inovasi ini tidak hanya mampu mengoptimalkan proses produksi dan mengurangi limbah, tetapi juga menjaga kebersihan ekosistem pertanian.

Baca Juga



Studi Kasus Tentang Penggunaan Nano-Pupuk

Pupuk Berbasis Nanoteknologi (Urea-HA) oleh FiNder Universitas Padjadjaran. Sumber : finder.ac.id

Dalam pengembangan inovasi pupuk berbasis nanoteknologi, penting untuk melakukan studi kasus yang mendalam. Salah satu contoh kolaborasi yang berhasil adalah antara Pusat Inovasi Nanoteknologi (FiNder) Universitas Padjadjaran dengan PT Pupuk Sriwidjaya Palembang. Kolaborasi ini fokus pada pengembangan Nano-Pupuk berbasis Urea-Hydroxyapatite (Urea-HA). Kegiatan penelitian dilakukan selama sembilan bulan di lahan pertanian di Jawa Barat dengan tujuan memvalidasi efektivitas Nano-Pupuk Urea-HA sebagai pupuk slow-release.

Keberhasilan kegiatan ini sangat bergantung pada kolaborasi yang baik antara perguruan tinggi, perusahaan, dan petani lokal yang dilibatkan secara aktif dalam seluruh proses. Mulai dari persiapan bahan, pemantauan pertumbuhan tanaman, hingga aplikasi Nano-Pupuk di lapangan. Petani lokal tidak hanya berperan sebagai pelaksana, tetapi juga mendapatkan pelatihan untuk menjadi pengamat dan pelapor data. Dengan demikian, mereka memiliki keahlian dan dapat mengamati langsung hasil riset berdasarkan teknologi yang dikembangkan. Diharapkan, kegiatan ini dapat terus berkembang dan menghasilkan solusi nyata atas tantangan di bidang pertanian.

Strategi Penguatan Kapasitas Petani Desa Melalui Pupuk Nanoteknologi

Langkah strategis dalam penguatan teknologi Nano-Pupuk bagi petani desa bertujuan meningkatkan produktivitas sekaligus keberlanjutan di bidang pertanian. Langkah ini dapat dimulai dengan memberikan edukasi dan melakukan penelitian terkait penerapan nanoteknologi pada pupuk pertanian. Kegiatan edukasi bisa dilakukan secara luring melalui penyuluhan, atau daring dengan program pelatihan berbasis digital. Materi pelatihan mencakup konsep dasar nanoteknologi dalam pertanian, cara penggunaan Nano-Pupuk, serta bukti nyata manfaat jangka panjang yang diperoleh dari teknologi ini.

Selain edukasi, pembuatan skema pembiayaan menjadi kunci agar petani dapat mengakses teknologi tersebut. Pemerintah dapat menyediakan program subsidi untuk pembelian pupuk dan peralatan pendukung. Selain itu, pembentukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga rendah dan sistem cicilan yang terjangkau akan membantu mengatasi kendala finansial dalam penerapan teknologi ini. Dengan strategi-strategi tersebut, penguatan kapasitas petani dalam inovasi pupuk berbasis nanoteknologi dapat mendorong terciptanya bisnis pertanian berkelanjutan di desa.

#zonaebt #sebarterbarukan #EBTheroes

Editor : Alfidah Dara Mukti

Referensi