Bagaimana Perubahan Iklim Mengurangi Waktu Tidur Manusia?

Ilustrasi waktu tidur berkurang akibat perubahan iklim
Ilustrasi waktu tidur berkurang akibat perubahan iklim. Sumber: freepik.com
  • Perubahan iklim meningkatkan suhu malam hari, yang mengganggu ritme sirkadian manusia dan mengurangi kualitas serta durasi tidur
  • Studi global menunjukkan bahwa suhu di atas 30°C dapat mengurangi waktu tidur rata-rata sekitar 14 menit per malam, dengan proyeksi gangguan tidur yang semakin meningkat pada tahun 2050 dan 2099
  • Orang tua, wanita, penduduk negara berpenghasilan rendah, dan masyarakat di wilayah beriklim panas lebih rentan kehilangan waktu tidur akibat perubahan iklim.
  • Kurang tidur dapat meningkatkan risiko gangguan mental, menurunkan produktivitas, dan menyebabkan berbagai penyakit seperti obesitas, hipertensi, dan diabetes.

Apa yang ada di dalam pikiran Sobat EBT Heroes! Jika mendengar perubahan iklim? Mungkin sebagian dari kita akan membayangkan es di kutub yang mencair, permukaan air laut yang terus meningkat, kekeringan, banjir, dan lain sebagainya. Dampak yang ditimbulkan perubahan iklim pada lingkungan kita tentu begitu dahsyat dan tidak bisa diremehkan.

Namun, pernahkah kalian mendengar jika perubahan iklim ternyata bisa mempengaruhi waktu tidur manusia? Kita sadari atau tidak, dampak perubahan iklim pada lingkungan secara tidak langsung mempengaruhi tubuh manusia. Perubahan kondisi suhu lingkungan sangat berpengaruh bagi kualitas tidur manusia. Padahal, tidur merupakan proses alamiah bagi tubuh kita untuk memperbaiki sel-sel tubuh, serta menjaga keseimbangan fisik dan mental manusia. Seiring dengan meningkatnya suhu di malam hari, banyak orang yang akan merasa kesulitan untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik.

Baca Juga



Kenaikan Suhu Jadi Faktor Utama

Dalam siklus biologis tubuh manusia terdapat suatu istilah yang dikenal dengan ritme sirkadian. Ritme ini adalah pola harian yang berfungsi memberi tahu kita kapan harus tidur dan kapan harus bangun. Melalui pola ini proses lain pada tubuh manusia pun ikut terpengaruh, seperti hormon, pencernaan, dan suhu tubuh.

Ritme sirkadian bekerja secara alami, dipandu oleh otak manusia itu sendiri. Namun, faktor eksternal, seperti cahaya, suhu, obat, dan lain sebagainya memengaruhi fungsi otak untuk memproduksi hormon melatonin yang membantu kita untuk tidur.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kelton Minor dan kawan-kawan, kenaikan suhu bumi berpengaruh terhadap waktu tidur manusia. Hasil penelitian ini tertuang dalam artikel berjudul Rising temperatures erode human sleep global. Penelitian tersebut menggunakan data sampel dari 47.628 orang di 68 negara yang diteliti sejak tahun 2015 hingga 2017. Data diolah melalui gelang pelacak tidur yang digunakan oleh sampel penelitian dan dikombinasikan dengan data meteorologi global.

Suhu permukaan bumi meningkat
Ilustrasi Suhu Permukaan Bumi Meningkat. Sumber: freepik.com

Hasil penelitian menunjukkan bahwa seiring meningkatnya suhu, jumlah jam tidur manusia juga semakin berkurang. Data penelitian menemukan bahwa pada malam yang sangat hangat dengan suhu lebih dari 30°C, jumlah rata-rata waktu tidur berkurang sebesar 14.08 menit dibandingkan dengan suhu terendah.

Studi yang dilakukan oleh Nick Obradovich dan kawan-kawan pada artikel ilmiah berjudul  Nighttime temperature and human sleep loss in a changing climate turut menunjukkan hasil yang sama. Dengan menggunakan data 765.000 sampel di Amerika Serikat pada tahun 2002-2011. Semakin tinggi suhu di malam hari menyebabkan banyak orang tidak memiliki jumlah waktu tidur yang baik. 

Penelitian ini menemukan bahwa pada setiap 100 orang per bulan, terdapat tiga malam dimana mereka tidak memiliki waktu tidur yang cukup. Setelah itu mereka memproyeksikan pada tahun 2050, perubahan iklim akan bertambah enam malam dengan waktu tidur tidak cukup pada 100 orang per bulan. Pada tahun 2099, jumlah ini meningkat menjadi 14 malam per bulan.

Kelompok Paling Rentan

Dua penelitian tersebut juga memproyeksikan akan terdapat kelompok paling rentan yang terdampak akibat kenaikan suhu oleh perubahan iklim. Orang tua di atas usia 65 tahun berpotensi kehilangan waktu tidur dua kali lipat lebih besar dibandingkan orang dewasa yang lebih muda. Hal ini karena sensitivitas tubuh mereka terhadap suhu lebih tinggi dibandingkan populasi lain.

Kelompok wanita juga berpotensi kehilangan waktu tidur lebih banyak dibandingkan kelompok pria. Faktor perbedaan metabolisme dan regulasi panas tubuh pada wanita menjadi penyebab utama.

Ilustrasi penduduk di negar miskin
Ilustrasi Pendudk di Negara Miskin. Sumber: freepik.com

Penduduk di negara berpenghasilan rendah juga memiliki potensi kehilangan waktu tidur akibat perubahan iklim. Hal ini diakibatkan oleh akses terhadap pendingin ruangan atau AC yang lebih rendah dibandingkan penduduk negara-negara kaya. Dengan demikian, fenomena ini akan memperburuk ketidaksetaraan global antara negara berpenghasilan rendah dan negara kaya.

Penduduk yang tinggal di negara dengan iklim lebih panas dan iklim tropis juga memiliki potensi kehilangan waktu tidur lebih banyak. Kenaikan suhu akibat perubahan iklim tentu akan lebih nyata di wilayah-wilayah tersebut sehingga akan sangat berdampak bagi penduduknya.

Baca Juga



Bahaya Laten Lainnya

Berkurangnya jumlah waktu tidur juga membawa dampak lain yang bisa mempengaruhi kesehatan dan berbagai aspek kehidupan manusia dalam jangka panjang. Perubahan iklim mestinya dianggap sebagai ancaman yang serius bagi munculnya masalah-masalah lingkungan dan bahkan saat ini memengaruhi kesehatan manusia. 

Kurang tidur bukan hanya membuat tubuh lelah, tetapi juga memperburuk kondisi kesehatan mental. Kondisi ini terjadi karena kurangnya waktu tidur akan meningkatkan respon emosi yang negatif di dalam tubuh manusia. Akibatnya, otak manusia yang berfungsi sebagai regulator utama dalam tubuh kita akan kesulitan memproses emosi dan fungsi tubuh lainnya.

Produktivitas manusia sehari-hari juga akan berkurang karena berkurangnya waktu tidur akan mengganggu otak untuk menjalankan fungsi kognitifnya. Fungsi ini berperan penting untuk mengolah dan mengingat informasi yang diterima dengan baik. 

Dampak yang paling merusak adalah munculnya berbagai risiko penyakit. Berbagai penyakit akan mengancam tubuh kita, seperti obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes, dan lain sebagainya. Hal ini terjadi karena fungsi metabolisme tubuh terganggu akibat kurangnya waktu tidur yang berguna sebagai sistem pemulihan alami.

#zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes
Editor: Tri Indah Lestari

Referensi:

[1] Circadian Rhythm: What It Is, How It Works & What Affects It

[2] Rising temperatures erode human sleep globally

[3] Nighttime temperature and human sleep loss in a changing climate

[4] How Sleep Deprivation Impacts Mental Health

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *