- Ahmad Yuniarto menjelaskan ada lima peluang bisnis yang bisa tumbuh bersama panas bumi yaitu hidrogen hijau, pengolahan CO2 dan bahan baku hijau, ekstraksi material nano, pertanian, dan pariwisata
- Anak usaha PT Pertamina (Persero) itu saat ini memiliki 13 wilayah kerja panas bumi.
- PGE mengaplikasikan panas bumi untuk pertanian kentang di Garut dan Kamojang, Jawa Barat
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Ahmad Yuniarto mengatakan energi panas bumi atau geothermal bukan hanya sekadar kelistrikan. Namun, ada banyak hal dari panas bumi yang bisa dimanfaatkan tujuan lain.
“Paling tidak ada lima peluang bisnis yang bisa tumbuh bersama panas bumi,” ungkap Ahmad Yuniarto, Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dalam Webinar bertajuk “Renewable Energy Invest in Indonesia 2022” yang diselenggarakan CSIS Indonesia dan Tenggara Strategics, Kamis (7/4/2022).
Ahmad Yuniarto menjelaskan ada lima peluang bisnis yang bisa tumbuh bersama panas bumi yaitu hidrogen hijau, pengolahan CO2 dan bahan baku hijau, ekstraksi material nano, pertanian, dan pariwisata.“ Saat ini di Eropa, pemanfaatan geothermal untuk banyak keperluan sudah sangat populer, misalnya untuk city heating,” kata Ahmad Yuniarto.
Ahmad optimistis bahwa Indonesia juga bisa melakukan hal yang sama. Pasalnya, saat ini Pertamina Geothermal Energy sudah memulai mengaplikasikan panas bumi untuk pertanian. Anak usaha PT Pertamina (Persero) itu saat ini memiliki 13 wilayah kerja panas bumi.
Baca Juga:
- Menengok Panas Bumi Sumber EBT Yang Tertidur
- Wabup Manggarai Barat Sebut Panas Bumi Dapat Menjaga Kestabilan Mata Air
Adapun 6 di antaranya sudah beroperasi dan dikelola sendiri dengan kapasitas 672 megawatt (MW). Terdiri dari Kamojang dan Karaha di Jawa Barat, Sibayak di Sumatera Utara, Lumut Balai di Sumatera Selatan, Ulubelu di Lampung, dan Lahendong di Sulawesi Utara.
“Selain dari segi pertanian, PT juga melihat potensi yang sangat besar di sektor kepariwisataan di Wilayah Kerja Lahendong di Tomohon. Perusahaan sedang merencanakan pembangunan obyek turisme dengan konsep taman geothermal, contohnya dengan memanfaatkan sumber air panas, tour, dan untuk pendidikan tentang panas bumi,” ungkapnya.
Fasilitas pemanasan ini merupakan bagian dari sebuah program tanggung jawab sosial PT Pertamina Geothermal Energy dengan nama Geothermal Potato (Geotato) sejak 2018 dimulai dengan uji coba. PT PGE menyediakan dua tanki pemanas, yakni satu tanki khusus untuk kentang, satu lagi untuk jamur.
Baca Juga:
- Pembangkit Listrik Tenaga Termal Kini dan Nanti
- PERPRES EBT TERBIT, ENERGI PANAS BUMI AKAN JADI PRIMADONA
Selain itu, PGE membuat tangki berbentuk silinder dengan garis tengah 1,5 meter untuk mensterilisasi Cocopeat, media tanam untuk benih kentang, dari bakteri dan virus. Sterilisasi dilakukan dengan memanaskan tangki tersebut dengan memanfaatkan uap dari PLTP Kamojang.
PGE mengaplikasikan panas bumi untuk pertanian kentang di Garut dan Kamojang, Jawa Barat, dua wilayah pembangkit panas bumi milik PT PGE beroperasi. “Keuntungan yang diperoleh petani bisa meningkat sampai 10 kali lipat dibandingkan pertanian konvensional.”
“Pemanasan Cocopeat sekitar sekitar 4-5 jam.” kata Zamzam Nurzaman, Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Mustika Hutan, Kamojang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Ahmad menilai hidrogen hijau dapat menjadi peluang yang menarik pada masa depan. Di banyak negara, PLTP dipakai sebagai sumber listrik untuk memproduksi hidrogen melalui proses elektrolisis.
zonaebt.com
Renewable Content Provider
#zonaebt #sebarterbarukan #energi #panasbumi
Editor: Riana Nurhasanah
Referensi :