Minim SPKLU: EV USA Terancam, EV Indonesia Bagaimana?

Memakai EV
Alasan masyarakat Indonesia membeli mobil listrik (EV). Sumber: zonaebt.com
  • Kendaraan listrik menjadi salah satu upaya dalam melakukan pengurangan emisi karbon CO2.
  • Sekitar 46% penduduk USA ingin beralih ke mobil konvensional berbahan bakar bensin.
  • Alasan utama mereka untuk memilih mobil konvensional karena infrastruktur EV seperti ketersediaan SPKLU yang kurang memadai.

Kehadiran kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) menjadi salah satu upaya dalam melakukan pengurangan emisi karbon CO2. Untuk melakukan transisi energi di sektor transportasi ini, perlu dilakukan pembangunan dan pengembangan fasilitas penunjang untuk EV itu sendiri. Sobat EBT Heroes, fasilitas penunjang ini tentu tidak lepas dari SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) dan SPBKLU (Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum) sebagai tempat pengisian daya baterai EV atau kendaraan listrik. Berbicara tentang SPKLU ini, kira-kira bagaimana perkembangan ekosistem EV di Indonesia khususnya ketersediaan SPKLU ya Sobat EBT Heroes? Yuk cari tahu agar makin tahu Indonesia!

Survei: Hampir 50% Warga USA Ingin Beralih Kembali ke Mobil Konvensional

USA juga menjadi negara dengan penjualan EV yang tinggi, bahkan dilansir dari The International Council on Clean Transportation (theicct.org) pada 3 kuartal pertama tahun 2023 penjualan mobil listrik mencapai 58% lebih tinggi dari periode yang sama di tahun 2022.

Namun Sobat EBT Heroes, baru-baru ini survei yang dilakukan oleh McKinsey & Co terkait pertimbangan penduduk USA dalam memilih mobil konvensional kembali. Dari survei tersebut didapatkan bahwa sekitar 46% penduduk USA ingin beralih ke mobil konvensional berbahan bakar bensin jika ingin memilih untuk pembelian selanjutnya. Dilansir dari Carscoops (18/6/2024) bahwa alasan utama mereka untuk memilih mobil konvensional karena infrastruktur EV seperti ketersediaan SPKLU yang kurang memadai. Tidak hanya itu, permasalahan terkait biaya kepemilikan dan meningkatnya kebutuhan jarak tempuh konsumen yang semula 270 juta (435 kilometer) di tahun 2022 menjadi 291,4 juta (469 kilometer) di tahun 2024.

Survei ini juga dilakukan di 15 negara lainnya mewakili lebih dari 80% volume penjualan global. Didapatkan juga bahwa 29% pengguna EV secara global akan lebih memilih kembali ke kendaraan konvensional berbahan bakar bensin.

Pengisian Daya EV
Pengisian daya EV. Sumber: unsplash.com

Baca Juga



7 Alasan Pengguna EV ingin Beralih ke Mobil Konvensional

Hasil survei yang dilakukan oleh McKinsey tentu menimbulkan pertanyaan, mengapa 30.000 responden ini justru ingin beralih kembali ke mobil konvensional berbahan bakar bensin. Memang ketika berbicara tentang EV, sekilas yang terlewat di pikiran adalah infrastrukturnya yang sulit, perawatan baterai yang mahal, dan lain sebagainya.

Daya EV
Man plugging in charger into an electric car at charge station

Berikut adalah beberapa alasan mengapa pengguna EV justru ingin beralih ke mobil konvensional:

  1. Persentase terbanyak menyebutkan bahwa ketersediaan infrastruktur pengisian daya atau SPKLU masih belum memadai (35% responden),
  2. Biaya kepemilikan EV yang cukup mahal. Biaya kepemilikan ini meliputi perawatan (maintenance), biaya baterai, dan lain sebagainya (34% responden),
  3. Kurang praktis untuk kebutuhan berkendara jarak jauh (32% responden),
  4. Sekitar 24% responden menyatakan bahwa tidak bisa melakukan pengisian daya di rumah,
  5. Kebutuhan mobilitas yang tidak pasti atau berubah-ubah (16% responden),
  6. Ada kekhawatiran dan stres apabila mengalami kehabisan baterai atau SPKLU yang tidak berfungsi (21% responden), dan
  7. Dan 13% responden menyebutkan kurang suka dengan pengalaman mengendarai EV.

Lalu, Bagaimana Ekosistem EV di Indonesia Terkait Ketersediaan SPKLU?

Indonesia sendiri saat ini menggandeng PLN selaku perusahaan yang bertanggung jawab untuk menyediakan ketersediaan listrik bagi masyarakat termasuk akan kebutuhan suplai listrik di SPKLU. PLN memiliki roadmap untuk melakukan pengembangan dan pembangunan infrastruktur SPKLU di Indonesia. Berdasarkan Realisasi & Rencana Pengembangan Infrastruktur Pendukung Kendaraan Listrik di Jawa dan Nasional milik PLN tahun 2022 menyebutkan bahwa target pada tahun 2030 nanti setidaknya terdapat 24.720 unit SPKLU.

Roadmap Untuk Isi Daya EV
Roadmap SPKLU dan KBLBB Untuk EV. Sumber: PLN (theicct.org).

Dalam rencananya memiliki estimasi SPKLU dibutuhkan per tahun dengan perbandingan 10 KLBB : 1 SPKLU. Estimasi ini mencakup level fast charging dan medium charging terkait kemampuan pengisian daya. Pemberlakuan estimasi ini merupakan total kebutuhan nasional baik akan disediakan oleh PLN maupun bahan usaha lainnya, dengan strategi pembangunan SPKLU melibatkan PLN secara mandiri dan secara partnership atau kerja sama.

Baca Juga



PLN Terus Dorong Penggunaan SPKLU di Berbagai Daerah

Untuk mewujudkan roadmap pembangunan SPKLU dan Net Zero Emissions 2060, PLN melakukan pembangunan infrastruktur SPKLU di berbagai daerah. Pembangunan dan optimalisasi SPKLU juga dilakukan dalam rangka menghadapi hari-hari perayaan besar seperti pada periode libur Iduladha lalu PLN menyiagakan 1.470 SPKLU. Dilansir dari detikFinance (30/5) menyebutkan bahwa tahun ini PLN berencana akan menyulap ribuan tiang listrik menjadi stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dengan capaian target sebanyak 2000 SPKLU tiang listrik.

Diah Nurwitasari selaku Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PKS mengapresiasi langkah PLN untuk melakukan pengembangan SPKLU ini. Tentunya beliau berharap rencana ini juga dibarengi oleh pengawasan dan keamanan infrastruktur SPKLU ketika beroperasi nanti. Darmawan Prasodjo selaku Dirut PT PLN menyebutkan bahwa pemetaan SPKLU ini berjenis middle level charging, yang artinya kendaraan listrik (EV) membutuhkan waktu 3-4 jam untuk pengisian daya penuh dengan rencana sebanyak 2000 SPKLU di tahun 2024 ini. Untuk memaksimalkan penggunaan, tentunya PLN telah melakukan pemetaan daerah-daerah dengan demand dan traffic yang tinggi, sehingga ada kebutuhan untuk pengisian daya.

Selain itu PLN di beberapa daerah juga terus mendorong melakukan pembangunan SPKLU seperti di Maluku dan Maluku Utara dengan total 5 unit. PLN Sumatera Utara juga akan menargetkan setidaknya ada 29 SPKLU yang akan dibangun sampai September 2024 ini. Kemudian PLN Bangka Belitung juga akan berencana menambah SPKLU di beberapa lokasi strategis seperti Kantor Wilayah PLN UIW Babel, PLN ULP Sungailiat, PLN ULP Mentok, PLN UP3 Belitung, PLN ULP Tanjungpandan, dan PLN ULP Manggar.

#ZonaEBT #Sebarterbarukan #EBTHeroes

Editor: Adhira Kurnia Adhwa

Referensi:

[1] Ribuan Tiang Listrik Mau ‘Disulap’ Jadi SPKLU, Pengawasannya Gimana?

[2] PLN Akan Tambah Lima SPKLU di Maluku dan Maluku Utara

[3] Studi McKinsey: 7 Alasan Mengapa 46 Persen Pemilik Mobil Listrik Ingin Kembali ke Mobil Bensin

[4] PLN Babel tambah jumlah stasiun pengisian kendaraan listrik

[5] PLN siagakan 1.470 SPKLU di periode libur Idul Adha

[6] PLN Sumut targetkan 29 SPKLU sampai September 2024

[7] Alasan Banyaknya Pengguna Mobil Listrik di AS Kembali ke Konvensional

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 Comment