PLTSa: Bagaimana Cara Mengubah Sampah Menjadi Energi Listrik?

Salah satu PLTSa Indonesia yang terletak di Bantar Gebang (sumber: bppt.go.id)
  • Mengenal Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)
  • Kelebihan dan Kekurangan PLTSa
  • Bagaimana Cara Kerja PLTSa?
  • Potensi PLTSa di Indonesia

Sampah di Indonesia memang menjadi masalah yang semakin memburuk. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), 37,3% sampah di Indonesia berasal dari aktivitas rumah tangga. Sumber sampah terbesar berikutnya berasal dari pasar tradisiona (16,4%), dan sebanyak 15,9% sampah berasal dari kawasan Industri. Pada tahun 2022, capaian pengurangan dan penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga di Indonesia mencapai 24.32% ton/tahun dan 49.69% ton/tahun masing-masing. Sampah yang tidak dapat diolah sepenuhnya dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan dan meningkatkan pengelolaan sampah yang lebih baik. Salah satu inovasi terkini dalam pengelolaan sampah adalah mengelolanya menjadi energi listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)

Mengenal Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)

Pengolahan sampah di PLTSa Bantar Gebang (sumber: megapolitan.kompas.com)

Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan sampah sebagai bahan bakar untuk menghasilkan uap dalam boiler dan digunakan untuk menghasilkan listrik. Cara ini dianggap salah satu pemulihan energi yang ramah lingkungan dan hemat biaya. PLTSa bekerja dengan membakar sampah pada suhu tinggi, lalu menggunakan panas dari pembakaran sampah tersebut untuk menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian menggerakkan turbin yang menghasilkan listrik. Pemerintah Indonesia telah merencanakan pembangunan PLTSa di 12 kota untuk menanggulangi masalah sampah yang terus menumpuk di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Inovasi ini merupakan sebuah solusi yang sebenarnya baik untuk pengelolaan sampah di Indonesia. Namun, pembangunan PLTSa juga mendapat banyak penolakan dari masyarakat karena khawatir akan dampak buruk pencemaran udara akibat pembakaran sampah. Hal seperti itu tentunya membutuhkan riset dan pengembangan yang lebih lanjut dari pemerintah.

PLTSa merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menanggulangi volume sampah di Indonesia khususnya kota-kota besar yang menjadi destinasi akhir atau pusat dari sampah yang beredar di masyarakat sesuai dengan UU No. 18 Tahun 2008 mengenai Pengelolaan Sampah. Terhitung sejak 2019 hingga 2022, PLTSa sudah diterapkan di 12 kota di Indonesia sesuai amanat Peraturan Presiden No. 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah jadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.

Baca Juga



Kelebihan dan Kekurangan PLTSa

Pembakaran sampah berpotensi menghasilkan polusi yang berbahaya (sumber: katadata.co.id)

Meskipun PLTSa memiliki tujuan yang baik untuk mengurangi sampah dan menghasilkan listrik, namun tidak semua orang setuju dengan cara ini. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk membangun atau mendukungnya. Berikut adalah beberapa poin yang bisa dijadikan bahan pertimbangan:

Kelebihan

  • Pemanfaatan sampah. Inovasi ini dapat mengurangi jumlah sampah yang menumpuk di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan mengubahnya menjadi sumber energi terbarukan.
  • Memenuhi kebutuhan listrik penduduk. Pembangkit ini dapat menghasilkan listrik dari sampah yang dapat digunakan untuk konsumsi domestik dan industri.
  • Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. PLTSA dapat mengurangi ketergantungan kita terhadap bahan bakar fosil yang menyebabkan pencemaran dan pemanasan global.
  • Sumber bahan bakar relatif lebih mudah didapat dan ekonomis. PLTSA dapat memanfaatkan sampah yang tersedia di sekitar kita dan tidak membutuhkan biaya tinggi untuk mendapatkannya.

Kekurangan

  • Resiko polusi udara dikarenakan kebocoran gas. PLTSA menghasilkan gas berbahaya seperti methana dan CO2 saat membakar sampah. Gas ini dapat bocor dan mencemari udara jika tidak ditangani dengan baik.
  • Dapat menyumbang efek rumah kaca. Pembangkit ini dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global jika tidak dilengkapi dengan teknologi pengendalian emisi yang canggih.
  • Biaya operasional tinggi. PLTSA membutuhkan biaya tinggi untuk operasional dan pemeliharaan, terutama untuk insinerator dan alat pengendalian emisi.

Baca Juga



Bagaimana PLTSa Bekerja?

Diagram proses bekerjanya PLTSa (sumber: upstdlh.id)

Pembangkit Listrik Tenaga Sampah adalah salah satu solusi untuk mengatasi masalah sampah yang terus menumpuk di Indonesia. PLTSa dapat mengubah sampah menjadi energi listrik yang ramah lingkungan dan hemat biaya. Namun, bagaimana cara kerjanyadalam mengolah sampah menjadi listrik? Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam proes kerjanya:

  1. Melakukan pemilahan sampah. Sampah organik biasanya akan disisihkan untuk kemudian dijadikan bahan bakar energi biomassa. Beberapa sampah yang bisa di daur ulang juga dipisahkan dari sini. Sampah yang paling baik diolah adalah sampah yang kering.
  2. Sampah yang kering dan telah terpilah kemudian dikumpulkan di satu tempat. Sebuah alat akan mengeruk sampahnya kemudian di bawa ke proses pembakaran.
  3. Sampah yang dibakar dalam suhu yang sangat tinggi akan menghasilkan panas. Pembakaran inilah kemudian yang akan memanaskan boiler yang berisi air.
  4. Air yang memanas kemudian berubah menjadi uap bertekanan tinggi yang dapat mengalir hingga memutar turbin.
  5. Turbin yang terputar kemudian memutar pula generator sehingga dapat menghasilkan energi listrik.
  6. Abu sisa hasil pembakaran kemudian dikumpulkan dalam suatu wadah. Abu ini nantinya akan diolah terlebih dahulu agar tidak berbahaya dan mencemari lingkungan.
  7. Gas sisa hasil pembakaran akan melalui unit pengendali pencemaran udara untuk menyaring polutan berbahaya sebelum dilepas ke udara bebas.

Demikianlah penjelasan tentang cara kerja PLTSa dalam mengubah sampah menjadi energi listrik. Dengan memahami langkah-langkah ini, kita dapat mengetahui bagaimana teknologi ini dapat membantu mengatasi masalah sampah di Indonesia.

#zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes

Editor: Himatul Azqiya

Referensi:

[1] PLTSa: Energi Listrik dari Sampah? Bagaimana Cara Kerjanya?

[2] Pembangkit Listrik Tenaga Sampah – Definisi dan Sistem Kerja

[3] TPST Bantargebang | UPST DLH DKI Jakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *