SLCA: Cara Praktis Menilai Dampak Lingkungan Produk

Mobil Tahun 1950-an dan Mobil Tahun 2000-an
Mobil Tahun 1950-an dan Mobil Tahun 2000-an. Sumber: Slideshare.net
  • LCA Komprehensif sulit diterapkan secara luas karena membutuhkan data, waktu, dan biaya besar.
  • Simplified LCA (SLCA) hadir sebagai solusi praktis untuk menilai dampak lingkungan produk, khususnya pada tahap awal desain.
  • SLCA menggunakan matriks dan skor semi-kuantitatif yang divisualisasikan dalam bentuk target plot untuk memberikan insight cepat terhadap performa lingkungan suatu produk.

Halo Sobat EBT Heroes! Menilai seberapa ramah lingkungan suatu produk bukan hal yang mudah, lho! Salah satu metode yang paling dikenal untuk menilai dampak lingkungan dari sebuah produk adalah Life Cycle Assessment (LCA). Metode ini mencakup seluruh siklus hidup produk: mulai dari pengambilan bahan mentah, produksi, distribusi, penggunaan, hingga pembuangan akhir.

Namun, meskipun komprehensif, LCA memiliki tantangan besar dalam pelaksanaannya. Untuk melakukan LCA secara penuh, dibutuhkan:

  • Waktu yang panjang
  • Biaya yang tidak sedikit
  • Ketersediaan data yang sangat mendetail dari seluruh rantai proses produk.

Karena itulah, tidak semua perusahaan atau tim desain memiliki sumber daya untuk langsung menerapkan LCA dalam proses pengembangan produk, terutama ketika produk tersebut masih dalam tahap desain awal.

Di sinilah muncul kebutuhan akan metode alternatif yang lebih praktis dan efisien, namun tetap mampu memberikan gambaran dampak lingkungan secara menyeluruh. Yuk, Sobat EBT Heroes, simak artikel ini untuk mengenal metode tersebut!

Mengenal LCA yang Disederhanakan (Simplified LCA/SLCA)

The Streamlined LCA Dr. Thomas Graedel Professor of Industrial Ecology School of Forestry & Environmental Studies Yale University.
The Streamlined LCA Dr. Thomas Graedel Professor of Industrial Ecology School of Forestry & Environmental Studies Yale University. Sumber: s3.wp.wsu.edu

Sobat EBT Heroes, Jika LCA komprehensif terasa terlalu rumit dan memakan banyak sumber daya, ada solusi yang lebih sederhana namun tetap efektif. Namanya adalah Simplified LCA (SLCA) atau LCA yang Disederhanakan.

SLCA dikembangkan oleh Dr. Thomas Graedel, seorang ahli dalam bidang lingkungan dan material, untuk memberikan alternatif yang lebih praktis dalam menilai dampak lingkungan produk, terutama di tahap desain awal. Dengan pendekatan ini, Sobat EBT Heroes bisa mendapatkan gambaran yang cukup akurat tentang dampak lingkungan suatu produk tanpa harus melalui seluruh proses dan data yang sangat kompleks.

Apa yang membuat SLCA berbeda?

SLCA mengurangi kompleksitas dengan memfokuskan penilaian pada beberapa aspek penting saja, seperti kategori dampak lingkungan yang utama dan tahap siklus hidup produk yang paling relevan.

Tujuannya adalah untuk memberikan insight cepat yang dapat digunakan oleh desainer atau pengambil keputusan untuk memperbaiki desain produk lebih awal, sehingga produk yang dihasilkan bisa lebih ramah lingkungan tanpa harus menunggu analisis penuh yang memakan waktu lama.

Matriks Penilaian Produk Ramah Lingkungan: Metode SLCA

Environmentally Responsible Product Assessment Matrix
Environmentally Responsible Product Assessment Matrix. Sumber: T. Graedel & B. Allenby, “Industrial Ecology & Sustainable Engineering”.

Setelah memahami apa itu SLCA, kini saatnya Sobat EBT Heroes membahas tentang metode penilaian yang digunakan dalam SLCA. Di sini, Sobat EBT Heroes akan mengenal Environmental Responsible Product Matrix, sebuah alat yang digunakan untuk mengevaluasi dampak lingkungan produk secara semi-kuantitatif.

Environmental Responsible Product Matrix ini bekerja dengan mengidentifikasi beberapa elemen penting dalam siklus hidup produk. Ada dua hal utama yang perlu diperhatikan dalam matriks ini:

1. Tahap Siklus Hidup Produk

Dalam SLCA, siklus hidup produk dibagi menjadi beberapa tahap utama, seperti:

  • Ekstraksi bahan baku,
  • Manufaktur atau proses produksi,
  • Penggunaan produk,
  • Akhir siklus hidup atau fase pembuangan/recycle.

Setiap tahap ini akan diberi penilaian untuk menggambarkan seberapa besar dampaknya terhadap lingkungan.

Baca Juga



2. Kategori Dampak Lingkungan

Kemudian, dalam matriks ini juga terdapat kategori dampak lingkungan yang harus dievaluasi, antara lain:

  • Penggunaan material (seperti penggunaan sumber daya alam),
  • Penggunaan energi,
  • Emisi yang dihasilkan selama produksi dan penggunaan produk,
  • Dampak lainnya yang relevan tergantung produk.

Skor Penilaian

Setiap kategori dan tahap siklus hidup akan diberi skor antara 0 hingga 4, di mana angka ini mencerminkan seberapa ramah lingkungan produk tersebut di setiap tahap. Misalnya:

  • Skor 0 menunjukkan dampak yang sangat besar,
  • Skor 4 menunjukkan dampak lingkungan yang sangat kecil atau tidak ada.

Para praktisi SLCA mengisi matriks ini dengan penilaian semi-kuantitatif berdasarkan data yang ada, serta memungkinkan untuk mendapatkan gambaran umum tentang dampak lingkungan produk tanpa memerlukan analisis yang sangat mendalam.

Menghitung dan Menginterpretasikan Skor SLCA

Environmentally Responsible Product Rating, RERP
Environmentally Responsible Product Rating, RERP. Sumber: T. Graedel & B. Allenby, “Industrial Ecology & Sustainable Engineering”.

Setelah Sobat EBT Heroes mengenal cara kerja Environmental Responsible Product Matrix dalam metode Simplified Life Cycle Assessment (SLCA), sekarang saatnya untuk menghitung dan menginterpretasikan skor yang Sobat EBT Heroes dapatkan. Proses ini sangat penting karena skor ini memberikan gambaran tentang seberapa ramah lingkungan produk yang sedang Sobat EBT Heroes evaluasi.

Untuk menghitung skor SLCA, Sobat EBT Heroes perlu menjumlahkan skor yang diberikan pada setiap tahap siklus hidup produk serta setiap kategori dampak lingkungan. Penilaian dilakukan secara semi-kuantitatif, yang berarti tidak perlu data yang sangat rinci, tetapi lebih pada estimasi yang realistis.

  1. Per Tahap Siklus Hidup: Setiap tahap siklus hidup produk (ekstraksi, manufaktur, & penggunaan) diberi skor berdasarkan seberapa besar dampak lingkungan yang terjadi pada tahap tersebut. Misalnya jika tahap manufaktur menghasilkan emisi besar, maka skor pada tahap ini akan rendah.
  2. Per Kategori Dampak Lingkungan: Setiap kategori dampak seperti penggunaan energi, emisi gas, atau penggunaan material akan dinilai berdasarkan besaran dampaknya terhadap lingkungan. Setiap kategori ini dihitung untuk memberikan nilai yang mencerminkan keberlanjutan produk.

Baca Juga



Setelah Sobat EBT Heroes mendapatkan nilai untuk setiap tahap dan kategori, Sobat EBT Heroes dapat menjumlahkannya untuk mendapatkan skor akhir yang disebut Responsible Environmental Product rating (R ERP). Skor ini merupakan nilai keseluruhan yang mencerminkan tingkat keberlanjutan dan dampak lingkungan dari produk yang dinilai.

Contoh:

  • Sebuah mobil dari tahun 1950-an bisa memiliki skor 46/100. Ini menunjukkan bahwa meskipun mobil tersebut mungkin memiliki desain yang menarik dan ikonik, namun dampak lingkungannya cukup tinggi bila dibandingkan dengan kendaraan modern yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Skor yang diperoleh ini akan memberi Sobat EBT Heroes wawasan tentang aspek mana dari produk yang perlu diperbaiki. Skor rendah menunjukkan bahwa produk lebih ramah lingkungan, sementara skor tinggi mengindikasikan bahwa produk tersebut memiliki dampak lingkungan yang signifikan.

Visualisasi Hasil dengan Target Plot

The Target Plot
The Target Plot. Sumber: T. Graedel & B. Allenby, “Industrial Ecology & Sustainable Engineering”.

Sekarang Sobat EBT Heroes sudah mendapatkan skor SLCA untuk produk yang Sobat EBT Heroes evaluasi. Namun, untuk memahami dampak lingkungan secara lebih jelas dan cepat, Sobat EBT Heroes memerlukan cara yang lebih visual. Inilah mengapa target plot menjadi alat yang sangat berguna dalam Simplified Life Cycle Assessment (SLCA).

Target plot adalah cara visual untuk menampilkan skor SLCA yang telah dihitung sebelumnya. Bentuk visual ini menyerupai target dengan lingkaran dan segmen. Di dalamnya, setiap segmen mewakili kategori dampak lingkungan tertentu, seperti energi, emisi gas, atau material yang digunakan.

Target plot terdiri dari beberapa elemen yang membuatnya mudah dipahami:

  1. Bentuk Lingkaran dan Segmen:
    • Target plot memiliki lingkaran di tengah yang menggambarkan skor ideal atau target yang diinginkan (misalnya, skor yang sangat rendah untuk dampak lingkungan).
    • Di luar lingkaran ini, terdapat segmen-segmen yang mewakili kategori dampak yang berbeda, misalnya, emisi gas, penggunaan energi, atau material.
  2. Penomoran Subsegmen:
    • Di setiap segmen, Sobat EBT Heroes akan melihat nomor subsegmen (misalnya, 44 untuk penggunaan & emisi gas). Ini menunjukkan area spesifik yang berhubungan dengan skor yang diberikan.
  3. Warna dan Jarak dari Pusat:
    • Warna pada segmen (merah, hitam, atau hijau) menunjukkan seberapa besar dampak dari kategori tersebut. Warna merah biasanya mengindikasikan dampak besar, sementara warna hijau menunjukkan dampak yang lebih kecil.
    • Jarak dari pusat juga sangat penting. Semakin jauh segmen dari pusat lingkaran, semakin besar dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh kategori tersebut. Sebaliknya, jika segmen lebih dekat dengan pusat, dampaknya lebih rendah.

Dengan menggunakan target plot, Sobat EBT Heroes bisa mendapatkan insight cepat tentang dampak lingkungan dari produk. Visualisasi ini memudahkan untuk mengidentifikasi area yang perlu perhatian lebih, seperti proses produksi yang mengeluarkan banyak emisi atau penggunaan bahan baku yang tidak ramah lingkungan.

Studi Perbandingan

The Target Plot: Comparing Cars in 1950 and 2000
The Target Plot: Comparing Cars in 1950 and 2000. Sumber: The Target Plot. Sumber: T. Graedel & B. Allenby, “Industrial Ecology & Sustainable Engineering”.

Sobat EBT Heroes, setelah mempelajari cara menghitung dan memvisualisasikan hasil SLCA, mari lanjutkan dengan membandingkan dua produk yang berbeda berdasarkan skor SLCA mereka. Dalam bagian ini, Sobat EBT Heroes akan melihat perbedaan mobil tahun 1950-an dan mobil tahun 2000-an, serta apa yang bisa dipelajari dari perbandingan ini. Mari Sobat EBT Heroes ambil dua contoh kendaraan: mobil dari tahun 1950-an dan mobil dari tahun 2000-an.

  1. Mobil Tahun 1950-an:
    • Berdasarkan SLCA, mobil tahun 1950-an memiliki skor 46/100. Ini menunjukkan bahwa produk tersebut memiliki dampak lingkungan yang relatif tinggi. Penilaian ini mencakup banyak faktor, seperti penggunaan energi yang tinggi, emisi gas yang lebih besar, dan pemakaian material yang tidak efisien.
    • Melalui target plot, Sobat EBT Heroes bisa melihat bahwa emisi gas dan penggunaan energi berada pada posisi yang cukup jauh dari pusat, dengan warna merah yang menunjukkan dampak lingkungan yang besar.
  2. Mobil Tahun 2000-an:
    • Sebagai perbandingan, mobil tahun 2000-an biasanya memiliki desain yang lebih ramah lingkungan. Teknologi yang lebih canggih telah mengurangi penggunaan bahan bakar dan emisi gas buang.
    • Pada SLCA dan target plot, Sobat EBT Heroes akan melihat perbaikan signifikan dalam skor, dengan penurunan emisi gas dan peningkatan efisiensi energi. Walaupun masih ada dampak, seperti penggunaan material tertentu, secara keseluruhan mobil ini lebih ramah lingkungan daripada model yang lebih tua.

Insight Penting dari SLCA

Dari SLCA dan target plot, Sobat EBT Heroes dapat melihat bahwa meskipun banyak perbaikan yang dilakukan dari tahun 1950-an hingga 2000-an, masih ada ruang untuk peningkatan. Desain produk yang lebih berkelanjutan tidak hanya mengandalkan teknologi baru tetapi juga pada perubahan pola pikir dan kebijakan yang mendorong keberlanjutan.

SLCA memberikan Sobat EBT Heroes pandangan yang lebih jelas mengenai area-area yang perlu ditingkatkan, dan dengan pendekatan ini, Sobat EBT Heroes dapat lebih mudah menentukan strategi untuk mengurangi dampak negatif produk terhadap lingkungan.

SLCA adalah alat yang sangat bermanfaat dalam membantu Sobat EBT Heroes membuat keputusan yang lebih cerdas tentang desain produk dan kebijakan keberlanjutan. Meskipun tidak sekomprehensif LCA penuh, metode ini memberikan insight yang cukup baik dan bisa diterapkan pada banyak industri. Mulai dari otomotif hingga elektronik atau bahkan konstruksi, SLCA dapat membantu produsen dan konsumen untuk memilih produk yang lebih ramah lingkungan.

#zonaebt #EBTHeroes #serbaterbarukan
Editor: Tri Indah Lestari

Referensi

T. E. Graedel – B. R. Allenby – Industrial Ecology and Sustainable engineering-Prentice-Hall (2010)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *