Pertamina & Toyota Uji Coba Bioetanol 100% di GIIAS 2024

Pertamina & Toyota Uji Coba Bioethanol 100% di GIIAS 2024 zonaebt.com
Pertamina & Toyota Uji Coba Bioetanol 100% di GIIAS 2024. Source: JPNN.com
  • Pertamina dan Toyota Bekerjasama, Uji Coba Bioetanol 100% (E100) dari Sorgum digunakan sebagai bahan bakar alternatif pada kendaraan Flex Fuel Vehicle (FFV) Toyota.
  • Toyota Indonesia menyatakan bahwa penggunaan Bioetanol 100 persen mampu mengurangi emisi karbon dioksida hingga hampir nol persen.
  • Pemerintah Indonesia akan segera meluncurkan bahan bakar nabati (BBN) E5, kombinasi 95% bensin dan 5% bioetanol, di wilayah Surabaya dan sekitarnya.

Sobat EBT Heroes, Pertamina semakin mengasah keahlian dan memperkuat kolaborasi untuk mempercepat pengembangan bioenergi di berbagai sektor. Dalam ajang GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024, Pertamina dan Toyota berkolaborasi dalam pengisian perdana dan uji coba penggunaan Bioetanol dari batang tanaman Sorgum.

Dalam uji coba di GIIAS 2024, Bioetanol 100% (E100) dari sorgum digunakan sebagai bahan bakar alternatif pada kendaraan Flex Fuel Vehicle (FFV) Toyota. Oki Muraza, Senior Vice President Research & Technology Innovation PT Pertamina (Persero), menjelaskan bahwa untuk acara ini, Pertamina telah menghasilkan 150 liter Bioetanol dari ampas biomasa sorgum, menggunakan fasilitas laboratorium canggih untuk distilasi dan dehidrasi.

Kerjasama dengan universitas memungkinkan nira sorgum yang dipanen di beberapa lahan diuji dan difermentasi menjadi bioetanol murni. Uji coba pada Toyota Fortuner FFV menunjukkan peningkatan performa dengan pembakaran yang lebih bersih dan emisi yang lebih rendah dibandingkan bahan bakar fosil.

Selanjutnya, Pertamina berencana meningkatkan produksi dari skala laboratorium ke skala industri serta menjajaki kemitraan untuk memastikan pasokan sorgum dan bahan nabati lainnya. Dengan inovasi ini, Pertamina tidak hanya menciptakan energi baru terbarukan, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi dengan membuka lapangan kerja di sektor perkebunan sorgum dan pengolahan bioetanol.

Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), menyatakan bahwa Pertamina berkomitmen mendorong penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar transportasi. Inovasi terbaru mereka, Bioetanol 100% (E100), dan implementasi bertahap di Indonesia melalui Pertamax Green 95 (E5) diharapkan mengurangi impor bensin nasional, menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan GDP, dan berkontribusi terhadap pengurangan emisi hingga 2,8 juta ton CO2 per tahun.

Penggunaan bahan bakar ini akan memperkuat strategi Pertamina dalam pengembangan Energi Baru Terbarukan dan mendukung program pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060. Pertamina berkomitmen pada tujuan tersebut melalui penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) dalam seluruh operasinya.

Baca Juga



Toyota Sebut Emisi Mobil Hybrid E100 Bioetanol Hampir 0%

Bioethanol dari Sorgum zonaebt.com
Bioetanol dari Sorgum. Source: borneonews

Toyota Indonesia menyatakan bahwa penggunaan Bioetanol 100 persen mampu mengurangi emisi karbon dioksida hingga hampir nol persen. Hasil ini diperoleh dari pengujian internal pada Kijang Innova Zenix Hybrid yang telah dimodifikasi untuk menggunakan Bioetanol 100 persen atau E100.

“Emisinya bisa mendekati nol persen, hanya sedikit sekali, hampir zero untuk E100,” kata Bob Azam, Wakil Presiden Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di GIIAS 2024. Menurut Bob, Toyota sudah lama memiliki teknologi mesin kendaraan untuk bahan bakar nabati. Manfaat penggunaan bahan bakar ini tidak hanya mengurangi emisi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani.

Di Indonesia, saat ini terdapat dua jenis bahan bakar alternatif. Untuk mesin diesel, sudah ada biodiesel yang terdiri dari 70 persen Solar dan 30 persen minyak nabati. Sedangkan bioetanol saat ini masih dalam tahap perencanaan sebagai campuran bensin dengan lima persen etanol (tebu). Pemerintah sedang mempersiapkan mandat untuk penerapan campuran Bioetanol lima persen.

“Jadi, jika industri otomotif menggunakan bahan bakar ini, petani juga akan sejahtera,” ujar Bob. Bob berharap bahwa etanol dapat segera digunakan di Indonesia sebagai bahan bakar alternatif.

“Kami berharap ke depan etanol bisa menjadi bahan bakar alternatif. Jadi, kita memiliki biosolar, bioetanol, yang kemudian dapat dikombinasikan dengan teknologi hybrid. Dengan ini, emisi bisa mencapai nol, dan kesejahteraan petani juga meningkat karena banyak orang yang terlibat,” ungkap Bob.

Toyota saat ini bekerja sama dengan Pertamina untuk pengisian pertama dan uji coba bioetanol yang diproduksi dari batang tanaman sorgum pada kendaraan roda empat. Uji coba ini berlangsung bertepatan dengan pameran otomotif GIIAS 2024, ICE BSD, Tangerang, Banten, menggunakan Bioetanol 100 persen (E100). Senior Vice President Technology Innovation PT Pertamina (Persero), Oki Muraza, menjelaskan bahwa Pertamina telah memproduksi 150 liter bioetanol dari batang tanaman sorgum, bekerja sama dengan universitas setempat yang telah melakukan penelitian penanaman di beberapa lahan.

Baca Juga



Rencana ESDM Tetapkan Harga Biodiesel dan Bioetanol

Rencana ESDM Tetapkan Harga Biodiesel dan Bioetanol. zonaebt.com
Rencana ESDM Tetapkan Harga Biodiesel dan Bioetanol. Source: pexels.com

Kementerian ESDM telah menetapkan Harga Indeks Pasar (HIP) untuk Bahan Bakar Nabati biodiesel dan bioetanol untuk Agustus 2024. Harga biodiesel dipatok pada Rp12.382 per liter, sementara bioetanol dihargai Rp15.010 per liter. Berdasarkan informasi dari Instagram Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM pada Selasa (30/7/2024), harga biodiesel tersebut akan ditambah dengan ongkos angkut.

Perhitungan HIP biodiesel menggunakan formula: HIP = (Harga CPO KPB rata-rata + US$85/ton) x 870 kg/m³ + ongkos angkut. Rata-rata harga CPO KPB dari 25 Juni 2024 hingga 24 Juli 2024 adalah Rp12.848/kg. US$85 per ton adalah biaya konversi bahan baku menjadi biodiesel, dan 870 kg/m³ adalah faktor konversi dari kg ke liter. Ongkos angkut diatur dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 3.K/EK.05/DJE/2024.

Untuk perhitungan HIP bioetanol, rumus yang digunakan adalah: HIP = (Harga tetes tebu KPB rata-rata selama 3 bulan x 4,125 kg/L) + US$0,25/L. Harga rata-rata tetes tebu KPB dari 15 Februari hingga 14 Juli 2024 adalah Rp2.647/kg. Faktor konversi 4,125 kg/L digunakan untuk mengubah berat ke volume, dan US$0,25/L adalah nilai konversi bahan baku menjadi bioetanol.

Baca Juga



Rencana RI pada Tahun 2023 Bioetanol Sebagai Campuran Bensin

Ilustrasi Pengisian Bahan Bakar. Source: pexels.com

Pemerintah Indonesia akan segera meluncurkan bahan bakar nabati (BBN) E5, kombinasi 95% bensin dan 5% bioetanol, di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Dadan Kusdiana, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, menyatakan bahwa persiapan implementasi E5 sedang dalam tahap finalisasi. Namun, pasokan bioetanol domestik masih terbatas, hanya sekitar 40.000 kiloliter per tahun, jauh dari kebutuhan 696.000 kiloliter yang diperlukan untuk tahap awal di Jakarta dan Jawa Timur.

Tetes tebu telah diidentifikasi sebagai bahan baku paling potensial untuk meningkatkan produksi bioetanol. Menurut riset LIPI yang kini berada di bawah BRIN, setiap 1 ton tetes tebu mampu menghasilkan 250 liter bioetanol, volume tertinggi dibandingkan bahan baku lainnya. Sebagai respons, Presiden Jokowi meluncurkan program “Bioetanol Tebu untuk Ketahanan Energi” pada November 2022, dengan target produksi bioetanol mencapai 1,2 juta kiloliter per tahun pada 2030. Peningkatan produksi bioetanol dan B30 sawit akan memperkuat ketahanan energi nasional kita.

#ZonaEBT #EBTHeroes #Sebarterbarukan

Editor: Adhira Kurnia Adhwa

Referensi:

[1] Kolaborasi Pertamina – Toyota, Uji Coba Bioethanol 100% di GIIAS 2024

[2] Toyota Klaim Emisi Mobil Hybrid Teguk Bioetanol E100 Nyaris 0 Persen

[3] RI Butuh Bioetanol untuk Campuran Bensin, Ini Bahan Baku Utamanya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *