- Pemanfaatan energi panas bumi Indonesia yang sangat melimpah, pasalnya pemerintah telah membuat strategi untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) dan mempercepat pengembangan PLTP tersebut, pemerintah menargetkan 3.355 megawatt hingga tahun 2030.
- Mengenai panas bumi, Harris mengatakan target bauran EBT 23 persen pada 2025 merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk mencapai karbon netral pada tahun 2060, dan pihaknya siap untuk melakukan berbagai transformasi dan akselerasi.
Forum Presidensi G20 Indonesia akan dimanfaatkan Pemerintah untuk mengenalkan kepada dunia skenario Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau bahkan dapat lebih cepat. Skenario tersebut dituangkan dalam Grand Strategi Energi Nasional (GSEN) yang mencakup rencana transisi energi dari energi fosil ke energi baru dan terbarukan (EBT).
Baca Juga
Salah satunya adalah pemanfaatan energi panas bumi Indonesia yang sangat melimpah, pasalnya pemerintah telah membuat strategi untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) dan mempercepat pengembangan PLTP tersebut. Pemerintah menargetkan 3.355 megawatt hingga tahun 2030. Percepatan itu dilakukan sebagai bentuk upaya memenuhi target bauran EBT sebesar 23 persen pada tahun 2025 mendatang.
Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Harris mengatakan target bauran EBT 23 persen pada 2025 merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk mencapai karbon netral pada tahun 2060, dan pihaknya siap untuk melakukan berbagai transformasi dan akselerasi.
“Transisi menuju energi yang berkelanjutan juga menjadi salah satu dari tiga fokus presidensi G20 Indonesia yang akan dilaksanakan di Bali” ujar Harris.
Baca Juga
- Badan Geologi Sebut Tiga Lokasi Ini Berpotensi Untuk Penggunaan Panas Bumi
- Penggunaan Batu Bara Belum Maksimal, Transformasi Energi Panas Bumi Akan Menjadi Solusi
Menurut Harris panas bumi dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan diantaranya sektor agrikultur seperti pengelolaan teh, pengeringan biji kopi, dan industri gula aren.
Terdapat sejumlah langkah yang diambil pemerintah untuk memenuhi target tersebut. Pertama, pemerintah harus melakukan pengeboran untuk mengurangi risiko pengembangan listrik panas bumi. Kedua, memanfaatkan pendanaan biaya infrastruktur sektor panas bumi dan geothermal resources mitigation untuk pendanaan pengembangan panas bumi. Ketiga, pihaknya juga akan melakukan sinergi dan kolaborasi antar BUMN yang bergerak di bidang panas bumi. Keempat, mengoptimalisasi sumber daya di wilayah kerja panas bumi yang sudah berproduksi dengan ekspansi dan efisiensi.
Harris juga memaparkan Pertamina geothermal sudah mengembangkan geo argo di WKPK Mojang untuk melakukan beberapa upaya seperti sterilisasi media tanam untuk kentang dan jamur. Perusahaan juga sedang menjajaki pembukaan kawasan pariwisata panas bumi atau geothermal di WKP Lahendong.
Berdasarkan pemaparan dari Harris, ia juga menyatakan berbagai pemanfaatan tersebut adalah upaya perusahaan terkait untuk terus mengembangkan panas bumi.
“Penerapan aspek-aspek ini merupakan upaya kita bersama dalam memberikan nilai tambah serta dukungan pertamina geothermal” papar Harris.
Editor: Riana Nurhasanah
Referensi:
[1] “Intip Banyaknya Harta Karun RI Terbesar ke-2 di Dunia”
[2] “Pemerintah Bakal Prioritaskan EBT dalam Ketahanan Energi Nasional”