
PLTS terapung di Cirata, Jawa Barat. Sumber: niaga.asia
- Arifin Tasrif, Menteri ESDM, optimistis akan potensi EBT di Indonesia, yang mampu dioptimalkan demi mendukung ketahanan energi nasional.
- Pemerintah Indonesia mendukung dan membantu mengonversi sumber EBT menjadi dasar energi elektrifikasi.
- Selain itu, terdapat implementasi teknologi ekuifier energi fosil, seperti CCS, hidrogen dan amonia, serta penerapan efisiensi energi yang membantu mencapai target bauran EBT.
Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), optimistis akan potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia, yang mana sangat mampu untuk dioptimalkan demi mendukung ketahanan energi nasional di masa mendatang. Termasuk dalam upaya mencapai target bauran EBT dan transisi energi menuju energi bersih.
Demi mewujudkan ketahanan energi nasional, pemerintah Indonesia mendukung dan membantu mengonversi sumber EBT menjadi dasar energi elektrifikasi. Selain elektrifikasi, terdapat beberapa hal penting yang dapat mempercepat transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE), yakni melalui penggunaan kompor induksi, kendaraan listrik, hingga moratorium pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Selain itu, juga terdapat implementasi teknologi ekuifier energi fosil, seperti Carbon Capture Storage (CCS), hidrogen dan amonia, hingga penerapan efisiensi energi yang dapat membantu mencapai target bauran EBT.
Arifin juga menegaskan supaya semua sumber EBT di Indonesia dapat dimanfaatkan, antara lain seperti potensi EBT yang berasal dari energi surya, angin, hidro, bioenergi, panas bumi, dan laut. Adapun total potensinya diperkirakan mencapai 3.689 gigawatt (GW).
Kebijakan Pemerintah dalam Mendorong Pemanfaatan EBT

Ilustrasi Net Zero Emission. Sumber: investingnews.com
Menteri ESDM, Arifin, menegaskan bahwa negara Indonesia menargetkan capaian bauran energi di tahun 2030. Dengan target tercapainya Net Zero Emission di tahun 2060. Bahkan target tersebut telah diprogram dengan baik oleh pemerintah Indonesia, sehingga dibutuhkan berbagai upaya ekstra ke depan dan dukungan dari berbagai pihak demi terwujudnya target bauran EBT.
Selanjutnya, Arifin juga mengatakan bahwa pemerintah Indonesia juga telah memiliki beberapa kebijakan dalam upaya mendorong pemanfaatan dan tercapainya target bauran EBT, salah satunya yakni melalui Rancangan Undang-Undang Energi Baru Energi Terbarukan (RUU EBET).
Upaya tersebut nantinya yang akan menjadi landasan utama untuk Indonesia dapat melakukan transisi energi menuju energi bersih lebih cepat. Selain itu, tidak lupa juga dengan memanfaatkan sumber-sumber daya energi bersih yang ada di Indonesia.
Lebih lanjut, pemerintah Indonesia mendorong kepada seluruh pihak untuk berkolaborasi dalam mencari solusi demi menjaga ketahanan energi di Indonesia. Kolaborasi tersebut bisa dari antarperusahaan, badan usaha, maupun pemerintah.
Kemudian, terkait dengan adanya volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas ekonomi akibat konflik Timur Tengah, menurut Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi, mengatakan bahwa pemerintah sedang berupaya untuk menjaga pasokan BBM demi memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Baca Juga
- Kerjasama EBT Indonesia dengan Negara-negara Teluk
- Dukung Energi Terbarukan: IESR Desak Permen ESDM No. 2/2024
Kerjasama PLN untuk Mempercepat Transisi Energi

Penandatanganan kerja sama Pengembangan Infrastruktur SPKLU oleh Direktur Astra dengan Executive Vice President Pengembangan Produk Niaga PLN, pada acara The 11th Indonesia EBTKE ConEx 2023. Sumber: investor.id
Demi mempercepat transisi energi menuju EBT, PT PLN melakukan kolaborasi dan kerjasama dengan PT Astra International Tbk (Astra). Salah satunya yakni melalui pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap dan pengembangan infrastruktur kendaraan listrik. PLN bersama Astra berkomitmen untuk mendukung akselerasi atau percepatan penggunaan EBT melalui pemasangan PLTS Atap di 94 lokasi yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia dengan total kapasitas 10,94 megawatt peak (MWp).
Selain PLTS Atap, kesepakatan antara PLN dan Astra juga mencakup rencana kerjasama pengembangan program Green Energy, pertukaran ilmu dan pengembangan ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), serta penyediaan layanan PLTS Atap dan Renewable Energy Certificate (REC) sebagai bentuk komitmen dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs).
Selanjutnya, PLN bersama PT Astra Otoparts Tbk (Astra Otoparts) juga melakukan kerjasama dalam bentuk pengembangan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Indonesia. Kerjasama tersebut menjadi langkah awal bagi Astra Otoparts untuk memperkuat eksistensi di ekosistem elektrifikasi khususnya di Indonesia. Sehingga, pengoptimalan EBTdemi ketahanan energi nasional sedikit demi sedikit dapat mencapai target.
Baca Juga
- Singapura dan Target Green Plan 2030
- Norwegia, Tuan Rumah Nobel Prize dan Ambisi Low-Emission Society
Tantangan Bagi Indonesia dalam Mewujudkan Transisi Energi
Tidak dapat dipungkiri, hingga kini energi fosil masih mendominasi untuk mendukung kebutuhan energi di Indonesia, yakni mencapai 87 persen pada tahun 2023. Di mana energi dari batubara masih menjadi yang paling dominan, disamping minyak dan gas bumi (Migas).
Menteri ESDM, Arifin, mengungkapkan bahwa terdapat komitmen dari berbagai negara untuk mengurangi penggunaan batubara. Hal tersebut tentu menjadi tantangan bagi Indonesia sebagai salah satu negara penghasil batubara, yakni dalam hal pergeseran peluang pekerjaan bagi para pekerja tambang dan pembangkit listrik tenaga fosil menuju ke energi bersih. Dalam hal ini, pemerintah Indonesia juga harus ikut mengupayakan lapangan kerja lain khususnya di sektor EBT.
Arifin juga menyatakan, terdapat Lebih dari 267 ribu orang pekerja di industri pertambangan batubara dan sekitar 32 ribu orang pekerja pada PLTU yang membutuhkan peluang pekerjaan baru, apabila dilakukan pengurangan sektor fosil atau batubara.
Pemerintah Indonesia saat ini juga telah mengimplementasikan berbagai program untuk memastikan peluang pekerjaan berkualitas tinggi selama transisi dari energi fosil menuju ke energi baru terbarukan.
Dengan adanya tantangan bagi Indonesia dalam mewujudkan transisi energ, Sobat EBT Heroes juga harus makin tahu Indonesia dan mendukung segala upaya yang dilakukan oleh pemerintah, demi tercapainya ketahanan energi nasional serta target bauran energi dalam mewujudkan Indonesia menuju Net Zero Emission.
#ZonaEBT #SebarTerbarukan #EBTHeroes
Editor: Bellinda Putri Hidayat
REFERENSI
[1] Kementerian ESDM optimalkan energi terbarukan bagi ketahanan energi
[2] Sumber EBT Diharap Mampu Optimalkan Ketahanan Energi Nasional
[3] Transisi Energi Geser Peluang Pekerja Tambang ke Energi Baru Terbarukan, Tantangan Bagi Indonesia