Reaktor Terakhir PLTN Uni Emirat Arab Resmi Beroperasi

Kerja sama Korea Selatan-Uni Emirat Arab dalam proyek PLTN Barakah. Sumber: enec.gov.ae
  • Secara keseluruhan, PLTN Barakah direncanakan memiliki 4 unit, dimana unit keempatnya pada akhirnya sudah dapat beroperasi secara komersial pada 01 Maret 2024. 
  • UEA menargetkan pembangunan pltn barakah untuk dapat memenuhi tujuan energi listrik yang aman dan bersih, ekonomi negara yang semakin meningkat, serta makin menambah lapangan kerja di bidang industri nuklir   
  • Meski mendapat banyak dukungan, pembangunan PLTN Barakah turut disertai dengan kritik dari sejumlah pihak karena beberapa alasan.

Tahukan Zona EBT Heroes, bahwa Uni Emirat Arab (UEA) menjadi negara Arab pertama yang menggunakan PLTN secara komersial? 

PLTN pertama di UEA sekaligus di Arab ini berlokasi di al Dhafra Emirat Abu Dhabi, sekitar 53 km barat daya Kota Ruwais. PLTN yang dibangun di UEA merupakan hasil kerja sama dengan perusahaan tenaga listrik asal korea yaitu Korea Electric Power Corporation (KEPCO). Pembangunan PLTN Barakah sendiri dimulai dari Juli 2012 ketika berhasil mendapatkan lisensi dari Federal Authority for Nuclear Regulation (FANR) serta sertifikat tidak keberatan dari Badan Lingkungan Hidup Abu Dhabi (EAD). 

Secara keseluruhan, PLTN Barakah direncanakan memiliki 4 unit. Unit pertama telah beroperasi pada April 2021, unit kedua pada Maret 2022, unit ketiga pada Februari 2023, dan pada akhirnya unit terakhir telah mendapatkan izin beroperasi pada 1 Maret 2024. 

PLTN ini dikabarkan dapat memasok sampai dengan 5600 megawatt listrik apabila keempat reaktor beroperasi secara penuh. Dilansir melalui CNN, PLTN Barakah UEA mulai dapat mengalirkan listrik ke jaringan listrik nasional dari tahun 2021. Hal tersebut dinyatakan oleh Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum selaku wakil pemimpin UEA melalui akun twitternya.

Baca juga:


Reaktor Nuklir Luar Angkasa, Emang Bisa?

Indonesia Lakukan Fabrikasi Bahan Bakar Nuklir Secara Mandiri


Jadi Kesempatan Pertama Korsel Ekspor Reaktor Nuklir 

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol memberikan sambutan pada upacara pembukaan Abu Dhabi Sustainability Week di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Sumber: voaindonesia.com

Proyek PLTN Barakah menjadi yang merupakan produk Korea Selatan menjadi kesempatan negara tersebut untuk mengekspor reaktor nuklir untuk pertama kalinya. Pembangunan PLTN Barakah sendiri merupakan bentuk kesepakatan 2009. Kesepakatan tersebut membuat Korea Selatan bergabung ke dalam konsorsium pembangunan PLTN seharga 18,6 miliar dolar, termasuk 4 unit reaktor nuklir di Uni Emirat Arab, hingga pada 2020. 

Proses pembangunan PLTN Barakah dimulai dengan Korea Selatan yang mengimpor reaktor nuklir Amerika Serikat, Kanada, dan Prancis. Selanjutnya, pada tahun 1982, Korea Selatan memutuskan untuk mendalami pengetahuannya dalam pengembangan desain bahan bakar dan teknologi nuklir. Usaha tersebut terlihat dari Korea Selatan yang membangun PLTN baru hampir di setiap tahunnya. 

Kemajuan Korea Selatan dalam pengetahuan dan teknologi nuklir mendorong negara tersebut untuk mengekspor PLTN lokal ke UEA pada 2009. Usaha Korea Selatan dalam mengekspor PLTN menandakan dimulainya kompetisi negara tersebut dengan produsen nuklir maju, seperti Prancis dan Jepang. Kelebihan yang berusaha ditawarkan Korea Selatan pada PLTN buatannya adalah kemampuannya dalam menahan gempa berkekuatan 7 skala richter. 

Pada tahun 2018, Presiden Korsel, Moon Jae-in, mengunjungi PLTN Barakah yang pada saat itu masih berada pada tahap pembangunan reaktor pertama. Moon menuturkan bahwa investasi korsel sebesar $20 miliar untuk pembangunan PLTN Barakah merupakan bentuk nyata dari kesepakatan 2009. 

Di tahun 2024 juga, Presiden Yoon Suk Yeol menyatakan bahwa cara negaranya menjadi negara netral karbon adalah dengan bergantung pada tenaga nuklir. Pernyataan Yoon menjadi bentuk komitmen Korea Selatan untuk menyelesaikan pembangunan PLTN Barakah, yang memang belum lama ini telah terbukti. 

Baca juga:


PLTN Berteknologi SMR Hasil Kolaborasi AS-Indonesia

PLTN ThorCon di Bangka Belitung: Langkah Menuju Clean Energy


Tujuan PLTN Barakah bagi UEA

Melalui kanal resmi Emirates Nuclear Energy Corporation, terdapat 3 tujuan utama dari dibangunnya PLTN pertama UEA sebagai berikut:

  • Menghasilkan energi listrik yang aman dan bersih. Melalui IAEA (International Atomic Energy Agency/ Badan Tenaga Atom Internasional), diketahui bahwa PLTN Barakah akan berkontribusi pada strategi ‘net zero’ UEA yang ditargetkan tercapai pada tahun 2050. Strategi ini mengupayakan peningkatan produksi energi ramah lingkungan UEA secara drastis. Dengan begitu, akan terdapat lebih dari 22 juta ton gas rumah kaca per tahun yang dapat tercegah. Jumlah tersebut hampir setara dengan emisi yang dihasilkan sekitar 5 juta mobil.
  • Mendongkrak kemajuan ekonomi negara. PLTN Barakah berkontribusi mengamankan pasokan energi UEA di saat harga energi dunia makin meningkat.
  • Menambah lapangan kerja di bidang industri nuklir. UEA berinisiatif untuk menanamkan budaya operasi nuklir yang memungkinkan para pekerjanya menghayati nilai at site. at site merupakan kode etik yang mencakup akuntabilitas, kerja sama tim, keamanan, integritas, kepercayaan, dan keunggulan.

Kritik Terhadap Keputusan Pembangunan PLTN Barakah  

Ruang fasilitas training PLTN Barakah. Sumber: enec.gov.ae

Meski mendapat dukungan dari IAEA pembangunan PLTN Barakah turut disertai dengan kritik dari sejumlah pihak. Banyaknya kritik dilontarkan karena keputusan UEA membangun PLTN di saat kondisi Timur Tengah sedang tidak stabil. 

Salah satu pihak yang melontarkan kritik adalah kepala Nuclear Consulting Group, Paul Dorfman. Dorfman berpendapat bahwa investasi UEA terhadap energi nuklir justru akan memperparah keadaan di Timur Tengah sekarang, terlebih di kawasan teluk Arab. Keputusan pembangunan PLTN ditakutkan dapat berpotensi meningkatkan proliferasi nuklir di kawasan tersebut. 

Pabrik PLTN terletak di pantai barat UEA yang berdekatan dengan Qatar. Pembangunan PLTN Barakah yang berdekatan dengan Qatar berpotensi menimbulkan sinyal ancaman oleh Qatar. Pasalnya, ditakutkan gumpalan radioaktif dan pelepasan limbah nuklir akan mencapai Qatar hanya dalam waktu yang singkat, sekitar lima hingga tiga belas jam saja. 

“Situasi geopolitik strategis yang tegang di teluk membuat pembangunan nuklir sipil baru di wilayah tersebut menjadi lebih kontroversial daripada di tempat lain, karena hal itu bisa berarti langkah menuju kemampuan senjata nuklir, seperti yang telah terbukti dengan pengalaman di iran,” ujar Dorfman. 

Kritik selanjutnya berkutat pada risiko kerusakan alam yang akan ditimbulkan oleh PLTN Barakah. Tempat dimana reaktor Barakah dibangun merupakan kawasan teluk, yakni salah satu kawasan yang kekurangan air. Oleh karena itu, wilayah teluk sangat bergantung pada desalinasi. Kondisi tersebut akan menimbulkan bencana maritim apabila terdapat sedikit saja tumpahan limbah nuklir yang tidak disengaja. 

#ZonaEBT #EBTHeroes #SebarTerbarukan

Editor: Devi Oktaviana

Referensi:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

6 Comment

  1. I’d like to thank you for the efforts you have put in penning this site. I’m hoping to check out the same high-grade content from you in the future as well. In truth, your creative writing abilities has inspired me to get my own, personal website now 😉

  2. A motivating discussion is definitely worth comment. I do think that you ought to write more about this subject matter, it may not be a taboo matter but typically people don’t discuss such topics. To the next! Best wishes.

  3. Everything is very open with a precise clarification of the issues. It was definitely informative. Your site is very useful. Thanks for sharing!

  4. Spot on with this write-up, I actually think this web site needs far more attention. I’ll probably be back again to read more, thanks for the advice!