Nuklir, Iradiasi Pangan, dan Ketahanan Pangan Nasional

Ilustrasi Pemanfaatan Nuklir di Sektor Pertanian. Sumber: cegahstunting.id
  • Pemerintah melalui BATAN mengembangkan nuklir disektor pertanian dan perkebunan guna menjaga ketahanan pangan nasional
  • Iradiasi pangan merupakan wujud pemanfaatan nuklir sebagai alternatif untuk menjaga stabilitas pangan
  • Indonesia berhasil meraih penghargaan (Outstanding Achievement Award) dari FAO dan IAEA atas prestasi Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) di bidang pemuliaan tanaman pangan nasional

Ketahanan pangan merupakan aspek penting suatu bangsa dan menjadi salah satu fokus utama Sustainable Development Goals (SDGs) sesuai kesepakatan pada Sidang Umum PBB. Tahukah Sobat EBT Heroes bahwa  inovasi sains dan teknologi nuklir merupakan salah satu instrumen penting dalam mencapai tujuan tersebut? Hal ini sejalan dengan penyampaian Direktur Jenderal IAEA dalam pembukaan Scientific Forum General Conference IAEA.

Wujud pendayagunaan nuklir yang berguna terhadap ketahanan pangan dapat berupa pemanfaatan teknik mutasi radiasi untuk pemuliaan tanaman, nutrisi tanah, peternakan hingga pengawetan makanan. Hal ini menunjukkan bahwa nuklir tidak selalu berkaitan dengan materi berbahaya maupun persenjataan saja, tetapi juga bermanfaat bagi kehidupan manusia di segala sektor.

Agar Sobat EBT Heroes makin tahu Indonesia lebih detail tentang pemanfaatan nuklir di sektor pertanian dan perkebunan, yuk simak artikel berikut ini hingga akhir.

Ketahanan Pangan Melalui Inovasi Iradiasi Pangan

Ilustrasi Sinergitas Antara Sektor Pertanian dan Perkebunan Guna Terciptanya Ketahanan Pangan Nasional. Sumber: radarjember.jawapos.com

Dilansir dari himedik.com, pangan iradiasi adalah setiap pangan yang dengan sengaja dikenai radiasi ionisasi tanpa memandang sumber atau jangka waktu iradiasi ataupun sifat energi yang digunakan. Sedangkan iradiasi pangan merupakan metode penanganan pangan, baik dengan menggunakan zat radioaktif maupun akselerator. Tujuannya untuk mencegah terjadinya pembusukan dan kerusakan pangan serta membebaskan dari jasad renik patogen.

Perlu dipahami bahwa iradiasi pangan tidak dapat memperbaiki makanan yang telah rusak maupun menggantikan fungsi Good Hygienic Practices dan Good Manufacturing Practices (GMP).

Baca juga



Pendistribusian produk hasil iradiasi di seluruh wilayah Indonesia akan diberikan keterangan iradiasi yang diterbitkan oleh Kepala Badan POM. Berdasarkan PerBPOM No. 3 Tahun 2018 tentang Pangan Iradiasi terdapat 12 jenis pangan iradiasi dengan berbagai tujuan iradiasi disertai dosis serap maksimumnya (jumlah energi pengion yang terserap oleh pangan).

Beberapa tujuan dilakukannya iradiasi pangan adalah menghambat pertunasan selama penyimpanan, memperpanjang umur simpan, membasmi hama, mengurangi jumlah mikroba dan bakteri, mengontrol infeksi oleh parasit tertentu, serta sterilisasi komersial. Sumber radiasi yang harus digunakan dalam pangan iradiasi adalah:

  1. Iradiator Gamma dengan zat radioaktif kobalt-60 (60Co) atau sesium-137 (137Cs);
  2. Mesin pembangkit sinar-X dengan energi sama dengan atau dibawah 7,5 MeV (mega electron volt);
  3. Mesin berkas elektron dengan energi sama dengan atau dibawah 10 MeV (mega electron volt).

Inovasi pangan iradiasi dapat menjadi solusi alternatif yang aman untuk dikonsumsi manusia. Perubahan diperlukan sebagai upaya pemanfaatan teknologi, dimana setiap negara saat ini, termasuk Indonesia secara khusus telah mengatur ketentuan mengenai iradiasi makanan. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu risau dengan keamanan produk karena pangan iradiasi bukanlah sesuatu yang ilegal. Terlebih hal ini dapat digunakan untuk menjaga stabilitas pangan nasional sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Inovasi Varietas Unggul Pertanian dan Perkebunan dari Nuklir

Varietas Padi dan Kedelai Unggul Hasil Inovasi Mutasi Radiasi Menggunakan Nuklir
Varietas Padi dan Kedelai Unggul Hasil Inovasi Mutasi Radiasi Menggunakan Nuklir. Sumber: bbc.com

Badan Tenaga Nuklir (BATAN) senantiasa melakukan riset untuk menghasilkan varietas benih padi dengan memanfaatkan radiasi nuklir. Radiasi tersebut digunakan untuk menghasilkan bibit dengan waktu panen yang lebih cepat, kuantitas panen yang tinggi, dan hasil unggul. Selain itu, bibit ini juga memiliki daya tahan lebih baik dari varietas padi biasa untuk menghadapi serangan hama wereng dan sundep. Mugibat, Mustajab, Mira-1, Bestari, Sidenuk, dan Diah Suci merupakan beberapa varietas padi unggulan hasil mutasi radiasi nuklir.

1. Mugibat (Mutasi Unggul Iradiasi BATAN)

Mugibat adalah hasil mutasi dari varietas Cimelati yang dirilis oleh BP Padi Departemen Pertanian pada tahun 2003. Keunggulan yang dimiliki oleh varietas Mugibat yaitu rasa nasi pulen, tahan hama wereng, potong leher, dan hawar daun. Perawatan untuk padi Mugibat cenderung lebih mudah dan diasumsikan mampu meningkatkan kesejahteraan para petani melalui tingginya jumlah produksi dibandingkan varietas Ciherang.

2. Mustajab

Mustajab merupakan hasil pemuliaan tanaman dari padi varietas Jembar (lokal) dengan teknik mutasi radiasi. Penyinaran radiasi gamma cobalt 60 sebesar 0,2 kilo Grey pada padi Mustajab dilakukan untuk memperbaiki sifat padi menjadi varietas sesuai keinginan. Kelebihan yang dimiliki padi Mustajab adalah batang yang kokoh, daun bendera tegak, struktur kompak, mutu beras yang unggul, dan tahan terhadap beberapa hama dan penyakit.

3. Mira I

Mira I merupakan varietas padi hasil pengembangan varian Cisantana yang dirilis pada tahun 2006. Radiasi yang digunakan untuk menghasilkan padi jenis Mira-I adalah sinar gamma dari Co-60 dengan dosis 0,2 kGy. Umur tanam padi ini adalah 110 hari dan harga penjualan benihnya lebih mahal dibandingkan Inpari Sidenuk. Hal ini terjadi karena daya tahan padi Mira I terhadap hama digadang-gadang lebih baik dibandingkan Inpari Sidenuk.

4. Bestari

Bestari memiliki karakteristik kuat dan mampu bertahan terhadap hama wereng dan penyakit hawar daun. Varietas ini merupakan inovasi atau pembaruan guna memperbaiki varietas Cisantana dan bersifat lebih unggul dibandingkan varietas yang dirilis Batan pada 2006, yakni Mira I. Proses penyeleksian benih menggunakan radiasi nuklir Cobalt 60 sinar gama dosis 0,2 Gy. Masa tanam padi Bestari dapat dilakukan selama 115-120 hari, dimana induknya memiliki kepekaan yang tinggi.

5. Sidenuk

Padi Inpari Sidenuk (Si Dedikasi Nuklir) merupakan pengembangan varian padi Diah Suci yang diradiasi sinar gamma dengan dosis 0,2 kGy dari Co-60 dan diluncurkan pertama kali pada Mei 2011. Karakteristik yang menjadi keunggulan jenis padi ini adalah waktu penanaman yang pendek selama 103 hari, produktivitas tinggi, cukup tahan lama, dan memiliki daya tahan terhadap hama maupun penyakit. Varian Sidenuk banyak digemari masyarakat karena rasa nasinya yang pulen dan enak.

6. Diah Suci

Varietas padi Diah Suci merupakan hasil persilangan antara padi Cilosari dan IR 74 yang dimutasi melalui proses radiasi. Padi Diah Suci memiliki kelebihan berupa kemampuan daya tahan terhadap hama wereng strain 1, 2, dan 3; hama potong leher, dan hawar daun; produktivitas tinggi; dan rasa nasinya pulen. Namun, padi Diah Suci lebih mudah tumbang jika dilakukan pemupukan yang terlalu banyak.

Baca juga



Pada 2019 silam, BATAN melalui Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) merilis 2 varietas kedelai unggul yakni Kemuning 1 dan Kemuning 2 yang cocok untuk lahan kering. Total terdapat 12 varietas kedelai unggul yang dihasilkan BATAN. Selain untuk padi dan kedelai, teknologi nuklir juga dikembangkan untuk kapas, sorgum, dan sejumlah tanaman lain termasuk buah dan palawija. Harapannya, melalui pemanfaaatan nuklir disektor pertanian dan perkebunan dapat mengatasi permasalahan gagal panen yang kerap dialami oleh petani dan menopang ketahanan pangan nasional.

Dukungan Dubes RI Wina Austria Terhadap Varietas Padi Nuklir

Kunjungan Duta Besar RI Wina Austria dan Deputi Pendayagunaan Teknologi Nuklir (BATAN) di Area Persawahan Kabupaten Sidoarjo. Sumber: jurnalsidoarjo.com

Duta Besar RI Wina Austria, Darmansjah Djumala dan Deputi Pendayagunaan Teknologi Nuklir (BATAN), Dr. Hendig Winarno meninjau penerapan Teknologi Nuklir di Kabupaten Sidoarjo pada 23 Juli 2019. Kunjungan tersebut bertujuan untuk melihat perkembangan inovasi nuklir di sektor pertanian berupa varietas unggul padi. Wakil Bupati Sidoarjo H. Nur Ahmad Syaifuddin memandu Rombongan Dubes Wina Austria dan Deputi BATAN meninjau dan melakukan diskusi bersama Kelompok Tani Desa Pilang, Wonoayu dalam menerapkan Benih Padi Sidenuk dan Mugibas di lahan sawahnya.

Sebagai upaya lanjutan, Darmansjah Djumala akan bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Sidoarjo dan Badan Tenaga Nuklir Nasional untuk meninjau perkembangan teknologi nuklir setempat. Hal ini dilakukan sebagai bahan media promosi padi Kabupaten Sidoarjo dalam implementasi nuklir di sektor pertanian pada forum PBB dan Lembaga Atom Dunia di Wina, Austria. Melalui promosi tersebut, keadaan sosial ekonomi desa di Sidoarjo khususnya dalam produksi padi diharapkan dapat meningkat secara signifikan.

Varietas padi yang dikembangkan tersebut berjenis Sidenuk (Si Dedikasi Nuklir) dan Mugibas (Mugtan Unggul Iradiasi Batan) pada lahan seluas 0,3 Hektar. Terdapat 3.800 Kg gabah kering panen untuk diolah menjadi benih sebanyak 3.100 Kg gabah kering giling pada Mei 2018. Benih tersebut disalurkan pada 21 titik di 17 Kecamatan dengan luas 64 Hektar di tahun 2019. Verietas unggul tersebut tercipta setelah benih padi mengalami mutasi genetik sebagai akibat dari efek radiasi teknologi nuklir.

Potensi Makanan Iradiasi Cepat Saji Terhadap Ketahanan Pangan

Contoh Inovasi Makanan Iradiasi Siap Saji. Sumber: foodreview.co.id

Nuklir juga dapat dimanfaatkan sebagai makanan iradiasi cepat saji berbasis ikan, daging, dan unggas seperti pepes ikan mas, rendang sapi, opor ayam, kare ayam, maupun biskuit. Inovasi tersebut merupakan hasil riset peningkatan produktivitas pangan menggunakan teknologi nuklir oleh Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR)–Badan Tenaga Nuklir Nasional. Hal ini dibuktikan melalui terwujudnya program 100 hari di bidang ketahanan pangan dan kesehatan Kementerian Riset dan Teknologi berupa pendistribusian makanan siap saji ke Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pasca bencana tsunami pada Desember 2004 silam.

Makanan iradiasi cepat saji tersebut dikemas di dalam kantung laminasi PET/Al-foil/LLDPE (kondisi vakum 80%). Produk ini dapat bertahan selama 1,5 tahun tanpa mengalami penurunan kualitas maupun nilai gizi yang berarti karena berada dalam kondisi steril. Hal ini dapat terjadi karena produk tersebut telah diberikan radiasi pengion pada dosis 45 kGy pada kondisi beku (-79ºC) dengan suhu penyimpanan 28-30°C. Radiasi pengion merupakan jenis radiasi pemicu ionisasi pada setiap materi yang dilaluinya.

Uji keamanan makanan yang dikonsumsi masyarakat sebelum diedarkan secara massal dikenal dengan istilah wholesomeness test mencakup uji toksikologi, uji kandungan nutrisi makro dan mikro serta uji mikrobiologik dan sensorik. Oleh karena itu, pangan iradiasi memiliki potensi besar sebagai komoditas ekspor yang dapat meningkatkan perekonomian dan mampu menjadi alternatif untuk menjaga stabilitas pangan nasional.

Baca juga



Indonesia Berhasil Raih Outstanding Achievement Award dari FAO dan IAEA

Duta Besar RI untuk PBB, Darmansjah Djumala sebagai perwakilan Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN menerima penghargaan IAEA melalui Dirjen IAEA, Rafael Mariano Grossi. Sumber: kemlu.go.id

Perlahan tapi pasti, Indonesia semakin menujukkan prestasi di kancah internasional khususnya dibidang riset dan teknologi. Hal ini dibuktikan dengan perolehan Outstanding Achievement Award kepada Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang diberikan oleh Badan Pangan Dunia, Food and Agriculture Organization (FAO) dan Badan Atom Dunia, International Atomic Energi Agency (IAEA). Penghargaan tersebut diberikan atas keberhasilan Indonesia di bidang pemuliaan tanaman pangan sebagai hasil riset mutasi radiasi.

Inovasi pemanfaatan teknologi nuklir tersebut berupa 32 varietas padi, 12 varietas kedelai, 3 varietas sorgum, 1 varietas gandum, 1 varietas kacang tanah, dan 1 varietas pisang. Menurut Dirjen FAO, Qu Dongyu, pencapaian tersebut merupakan kontribusi nyata pemanfaatan nuklir untuk ketahanan pangan global. Dengan begitu kita makin Indonesia telah memanfaatkan teknologi nuklir untuk tujuan damai, mendukung program pembangunan nasional, dan mensejahterakan masyarakat secara sosial ekonomi melalui implementasi ketahanan pangan.

Rafael Mariano Grossi, Dirjen IAEA secara langsung memberikan penghargaan kepada Duta Besar RI untuk PBB, Darmansjah Djumala dalam rangkaian persidangan IAEA General Conference ke-65 di Markas PBB Wina, Austria pada 20 September 2021. Dukungan IAEA merupakan kekuatan Indonesia menuju diplomasi nuklir membumi dalam pemanfaatan nuklir untuk tujuan damai. Selain Indonesia, terdapat 10 negara lain yang memperoleh penghargaan Outstanding Achievement Award dari FAO dan IAEA yaitu Cina, Kuba, India, Bangladesh, Iran, Malaysia, Mali, Pakistan dan Afrika Selatan.

Setelah Sobat EBT Heroes membaca artikel sampai pada titik ini, pastinya Sobat EBT Heroes makin tahu Indonesia tentang peran nuklir bagi ketahanan pangan nasional hingga prestasi Indonesia di kancah internasional. Lalu, bagaimana tanggapan Sobat EBT Heroes mengenai pemanfaatan nuklir di sektor pertanian khususnya iradiasi pangan? Mari dukung upaya pemerintah mengembangkan nuklir guna kemajuan kehidupan manusia secara global maupun nasional.

#zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes

EditorAnnisa Nur Fissilmi Kaffah

Referensi:

[1] Indonesia Peroleh Penghargaan dari Badan Pangan dan Badan Atom Dunia

[2] BATAN hasilkan 20 varietas padi nuklir

[3] POLTEK NUKLIR MANFAATKAN PADI HASIL RISET BRIN UNTUK PENGABDIAN MASYARAKAT

[4] Bestari – Varietas Padi Unggulan yang Dimiliki Indonesia

[5] BATAN Hasilkan 2 Varietas Kedelai Lahan Kering

[6] BPOM: Kenali Apa Itu Iradiasi Pangan

[7] Mengenal Pangan Iradiasi

[8] Dubes Wina Austria Tinjau Perkembangan Teknologi Nuklir pada Sektor Pertanian di Kabupaten Sidoarjo

[9] Iradiasi Olahan Makanan Siap Saji Untuk Ketahanan Pangan Nasional

[10] Pangan Iradiasi, alternatif yang menjanjikan

[11] Batan, LIPI Gunakan Teknologi Iradiasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

151 Comment

  1. Wow, superb weblog structure! How long have you ever been blogging for?

    you made running a blog glance easy. The whole look of your site is magnificent, as smartly as the content!

    You can see similar here ecommerce