- Nuklir merupakan salah satu Energi Baru Terbarukan (EBT) yang telah terbukti dapat menghasilkan energi listrik dengan lebih efisien, dan beremisi lebih rendah dibandingkan dengan sumber energi fosil.
- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) terus melakukan pengembangan teknologi energi nuklir untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia.
- Menurut Pengembang Teknologi Nuklir Ahli Utama ORTN – BRIN, ada 3 tahapan dalam pendirian PLTN di Indonesia.
Saat ini, Indonesia masih berjalan di tahapan pertama karena ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, salah satunya yaitu pembentukan Nuclear Energy Program Implementation organization (NEPIO) sebagai organisasi yang bertugas mempersiapkan pembangunan PLTN.
Tahap pertama adalah pertimbangan menuju penetapan pelaksanaan proyek. Kemudian tahap kedua adalah persiapan pelaksanaan konstruksi, dan tahap ketiga adalah implementasi pembangunan dan pengoperasian PLTN.
Baca juga:
- Transisi Energi Berkelanjutan Menjadi Salah Satu Isu Bahasan Prioritas Pada Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022
- Memanfaatkan Tumpukan Sampah Organik Di Indonesia Menjadi Biogas, Sebagai Energi Alternatif Ramah Lingkungan
Indonesia baru di tahapan pertama, salah satu hal yang masih kurang adalah organisasi karena untuk melaksanakan atau mengimplementasikan energi nuklir ini perlu organisasi. Saat ini NEPIO belum terbentuk, termasuk owner atau operator PLTN.
Walau hanya rekomendasi, kenyataannya memang tidak ada negara yang akan membangun PLTN jika tidak mempunyai NEPIO. Jika tidak ada NEPIO, berarti tidak siap dari sisi infrastruktur, dan tidak ada koordinasi penyelenggaraan.
Diharapkan pemerintah segera mengambil komitmen untuk Go Nuclear dengan pembentukan NEPIO sebagai tahap awal. Keberhasilan NEPIO juga tergantung seberapa kuat komitmen pemerintah, jika tidak ada komitmen nanti tidak akan berlanjut dan akan berhenti lagi, pembentukan NEPIO harus diputuskan pada level tertinggi di pemerintahan, sehingga komitmennya menjadi jelas.
Sejak tahun 1991, ORTN BRIN telah melakukan studi kelayakan dan studi tapak PLTN di beberapa lokasi, antara lain wilayah Muria – Jawa Tengah, Bangka, Banten, Kalimantan, dan Nusa Tenggara Barat.
ORTN BRIN sudah melakukan penelitian tapak yang potensial, yang bisa memenuhi persyaratan keselamatan sesuai ketentuan dari BAPETEN maupun IAEA.
Hasil dari studi tapak Muria dan Bangka sudah dinyatakan layak, kemudian Banten sudah dilakukan tetapi belum dievaluasi, Batam dan Kalimantan sudah dilakukan pra-survei, dan NTB masih tahap pra-survei.
Dari segi ekonomi, ada 3 hal utama dalam pembiayaan suatu pembangunan pembangkit listrik, yaitu investment atau investasi, operational & maintenance (O&M), dan fuel atau bahan bakar, serta secara garis besar memiliki keungulan dalam hal biaya.
Untuk nuklir, biaya investasi sekitar 70 persen, O&M hanya sekitar 20 persen, dan bahan bakarnya sekitar 10 persen. Keunggulan nuklir yaitu biaya bahan bakar dan perawatannya lebih kecil dibandingkan dengan investasi, berbeda dengan coal dan gas.
Baca juga:
- Did You Know What The Downsides of Renewable Energy?
- Korelasi Kualitas Lingkungan dengan Konsumsi Energi dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Masing-masing negara memiliki situasi dan karakteristik yang berbeda-beda sehingga mempunyai hasil hitungan biaya yang juga berbeda. Di Indonesia, biaya pembangkitan listrik dari PLTN akan bervariasi, antara 5 sampai 10 cent $ per kWh.
Ada 3 prinsip dasar pengelolaan energi nuklir di Indonesia. Pertama adalah energi nuklir hanya untuk tujuan damai. Kedua, keselamatan dan keamanan harus selalu diutamakan, dan ketiga, yaitu harus memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.
zonaebt.com
Renewable Content Provider
#zonaebt #energiterbarukan #energinuklir #NEPIO #PLTN #BRIN
Editor: Riana Nurhasanah
Referensi: