
- Pabrik-pabrik industri telah memulai penggunaan bahan bakar terbarukan untuk mewujudkan industri hijau.
- Pabrik-pabrik industri di Indonesia telah berkomitmen untuk transisi energi hijau mulai dengan menggunakan potensi bahan bakar biomassa.
Penyumbang polusi terbesar di bumi tidak bisa disebabkan oleh satu faktor saja. Bumi yang sangat luas telah dieksplorasi oleh manusia untuk memanfaatkan sumber daya alamnya. Jenis bahan bakar yang digunakan pun beragam, mulai dari batu bara, bahan bakar fosil, hingga energi terbarukan.
Iklim dunia terus mengalami perubahan setiap tahunnya. Isu global warming masih menjadi topik yang hangat diperbincangkan hingga kini. Polusi terus meningkat, cuaca menjadi semakin ekstrem, volume air laut bertambah, dan hutan alami berubah menjadi hutan industri. Masalah lingkungan semakin kompleks dari waktu ke waktu.
Pembahasan kali ini akan difokuskan pada polusi yang dihasilkan dari penggunaan bahan bakar tidak terbarukan oleh pabrik industri.
Namun, tidak perlu khawatir—banyak pabrik industri kini mulai beralih menggunakan bahan bakar terbarukan untuk mendukung terciptanya industri hijau. Lalu, apakah pabrik industri di Indonesia sudah memanfaatkan biomassa sebagai bahan bakarnya? Pabrik apa saja yang sudah menerapkannya? Yuk, simak pembahasan selengkapnya di bawah ini!
Pabrik Ajinomoto, Mojokerto

PT Ajinomoto yang berlokasi di Kota Mojokerto, Provinsi Jawa Timur, telah berkomitmen untuk melakukan transisi bahan bakar dari batu bara ke biomassa pada steam boiler pabrik guna menekan emisi gas CO₂ dan gas rumah kaca.
“Penggunaan bahan bakar biomassa ini dapat mengurangi emisi karbon pada lingkungan sampai 36%,” kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melalui siaran pers (Kominfo Jatim, 2024).
Jenis biomassa yang digunakan antara lain pelet kayu, sawdust (serbuk kayu), dan cangkang kelapa sawit (palm kernel shells). Kapasitas biomassa yang dapat ditampung mencapai 130–150 ton per hari. Dari jumlah tersebut, pemanfaatan biomassa pada steam boiler pabrik mampu menghasilkan sekitar 30 ton uap per hari.
Atas upayanya tersebut, PT Ajinomoto Indonesia berhasil meraih Green Industry Award dari Kementerian Perindustrian dengan predikat Level 5 pada tahun 2021 dan 2022.
Baca Juga :
- Kenali Lebih Dekat Pohon Indigofera: Bahan Bakar Hayati Biomassa
- Biomass Energy System in Europe: What Impact ?
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

Perusahaan mie instan yang populer di kalangan masyarakat Indonesia sebagai solusi makanan cepat, efisien, dan lezat, kini menjadi salah satu kontributor utama dalam industri hijau.
“Saat ini, untuk mendukung kegiatan bisnis di seluruh unit operasional, Indofood menggunakan lebih dari 65% energi terbarukan yang berasal dari panel surya dan biomassa,” kata Direktur Indofood, Franciscus Welirang (neraca.co.id).
PT Indofood juga konsisten dalam penggunaan air secara efektif dan bertanggung jawab dengan metode seawater reverse osmosis untuk mengurangi penggunaan air tanah. Selain itu, PT Indofood peduli terhadap isu perubahan iklim yang mendesak dan menampilkan berbagai inisiatif dalam program keberlanjutan.
Pabrik Gula PT. Madubaru, Yogyakarta

Selanjutnya adalah pabrik gula yang dimiliki oleh PT Madubaru di Kota Yogyakarta. Pabrik Gula Indonesia, selain terkenal dengan cerita mistis dan budaya, akhir-akhir ini semakin menarik perhatian karena telah memiliki Pembangkit Listrik Biomassa (PLTBm) sejak tahun 1958. Pembangkit ini mampu memasok 80% kebutuhan listrik pabrik. Alat ini sudah beroperasi selama 67 tahun pada 2025 ini.
Bahan bakar biomassa yang digunakan adalah ampas tebu itu sendiri, dan teknologi yang digunakan hingga saat ini berasal dari Jerman Timur. Meskipun demikian, pabrik ini masih memungkinkan penggunaan bahan bakar biomassa lainnya.
“Lebih logis lagi, ketika mengambil gula pasti ada ampasnya. Kalau tidak dimanfaatkan, ampas tersebut bisa menjadi sumber pencemaran lingkungan. Dengan menggunakannya, kami mengurangi salah satu sumber pencemaran,” kata Wakil Kepala Bagian Pabrik Gula PT Madubaru.
Biaya produksi listrik bisa ditekan karena ampas tebu tidak perlu dibeli. Sebagai contoh, 1 kWh listrik membutuhkan sekitar 20 kg ampas tebu atau setara dengan 60–65 kg tebu.
PT. Semen Indonesia Tbk

Tidak hanya pabrik penghasil olahan makanan, tetapi pabrik industri bangunan juga telah bertransisi ke bahan bakar biomassa sejak tahun 2022 dengan jumlah pemanfaatan mencapai 2,7 juta ton biomassa. Corporate Secretary Semen Indonesia, Vita Mahreyni, mengatakan bahwa perseroan berkomitmen untuk menjadi motor penggerak transisi menuju ekonomi hijau. Komitmen ini membawa anak perusahaan PT Semen Tonasa meraih penghargaan Award of Excellence in Energy Management pada ajang The 2023 CEM’s Energy Management Leadership Awards.
Perseroan juga memanfaatkan sampah perkotaan sebagai bahan bakar alternatif melalui teknologi Refuse-Derived Fuel (RDF) di Pabrik SBI Narogong dan Cilacap. Sebagai perusahaan BUMN, Semen Indonesia memelopori terwujudnya fasilitas RDF pertama di Indonesia yang berlokasi di Jeruklegi, Cilacap.
PT. Indonesia Epson Industry (IEI)

PT Indonesia Epson Industry (IEI) menggunakan listrik dari sumber energi biomassa terbarukan. IEI merupakan perusahaan yang telah beralih ke biomassa, menggunakan sekitar 37 GWh listrik per tahun dan membutuhkan sekitar 22.822 ton bahan bakar biomassa setiap tahunnya. Dalam visi lingkungan perusahaan pada tahun 2021, Epson berkomitmen untuk mencapai status bebas karbon dan menghindari penggunaan sumber daya bawah tanah pada tahun 2050. Oleh karena itu, perusahaan telah menetapkan tujuan utama untuk mengubah 100% penggunaan listrik menjadi terbarukan di seluruh dunia pada tahun 2023.
Baca Juga
- Peran Penting Rudi Hartono di balik Desa Sungai Kupah
- Dukung Energi Terbarukan: IESR Desak Permen ESDM No. 2/2024
- Adaptasi Petani Garam di Desa Donggobolo, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima terhadap Perubahan Iklim
Kontribusi Pada Masa Depan
Informasi di atas menjadi bukti bahwa pabrik-pabrik industri di Indonesia telah berkomitmen untuk bertransisi ke energi hijau, mengingat tantangan isu lingkungan yang terus memburuk setiap tahunnya. Penggunaan sumber daya biomassa menjadi solusi terbarukan untuk menggerakkan listrik pabrik dan alat-alat pabrik, sehingga hasil limbahnya tidak mencemari udara, sungai, air tanah, maupun lingkungan sekitar pabrik. Pemasangan panel surya juga menjadi solusi penghematan listrik pada gedung pabrik. Industri hijau ini, jika terus diterapkan, akan memberikan dampak positif pada lingkungan dan ekonomi, yang berjalan bersamaan dengan upaya menjaga kelestarian lingkungan.
#zonaebt #EBTHeroes #Sebarterbarukan
Editor : Alfidah Dara Mukti
Referensi :
[1.] Ajinomoto Konversi Bahan bakar batu bara ke Biomassa, detik.com.
[2.] Ramah Lingkungan Indofood gunakan 65 energi terbarukan
[3.] Terungkap pabri madukismo miliki pembangkit listrik unik sejak 1958.
[4.] Semen Indonesia gunakan 2,7 ton biomassa untuk bahan bakar