Kenali Lebih Dekat Pohon Indigofera: Bahan Bakar Hayati Biomassa

Tanaman indigofera
Tanaman Indigofera. Sumber: detik.com
  • Indigofera adalah genus besar yang terdiri dari lebih dari 750 spesies tanaman berbunga yang termasuk dalam famili kacang-kacangan Fabaceae . Tanaman ini tersebar luas di seluruh wilayah tropis dan subtropis di dunia. 
  • (PLN EPI) menargetkan menanam 10 juta ton biomassa untuk memenuhi kebutuhan implementasi teknologi pencampuran bahan bakar (cofiring) di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara pada tahun 2025. 
  • Manfaatnya yang beragam tanaman ini bisa di olah mulai dari pakan ternak, pewarna alami, hingga bisa menjadi biomassa dengan teknik co-firing, yang mencampur biomassa dengan batubara untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil

Tanaman Indigofera mungkin terdengar asing bagi sebagian orang yang belum pernah menemui tanaman ini. Namun, tanaman ini memiliki banyak manfaat, mulai dari daun, ranting, hingga dahannya. Daunnya dapat digunakan sebagai pakan ternak dan obat-obatan, sementara ranting dan dahannya bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar biomassa yang dapat diperbarui dan berpotensi menjadi bahan bakar ramah lingkungan.

Indigofera mengandung nutrisi tinggi dan memiliki potensi sebagai sumber biofuel. Karakteristiknya yang cepat tumbuh serta rendah emisi karbon dibandingkan bahan bakar fosil menjadikannya pilihan yang cocok untuk energi terbarukan. Pemanfaatan tanaman ini telah diterapkan di beberapa wilayah di Indonesia, dan PLN juga turut mendukung program penanaman Indigofera.

Dikutip dari Antara, PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) mendukung penggunaan energi bersih dengan memberdayakan masyarakat di Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Masyarakat di daerah tersebut diberdayakan dalam pengolahan dan produksi biomassa sebagai bagian dari implementasi teknologi campuran bahan bakar (cofiring) di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Program pemberdayaan ini merupakan upaya PLN dalam mengurangi emisi karbon serta mempercepat transisi energi melalui pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar cofiring di PLTU, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Mengenal Lebih Dekat Tanaman Indigofera

Penanaman indigofera
Penanaman Indigofera, Sumber : antara.news/HO PLN

Indigofera adalah genus besar yang terdiri dari lebih dari 750 spesies tanaman berbunga yang termasuk dalam famili kacang-kacangan (Fabaceae). Tanaman ini tersebar luas di seluruh wilayah tropis dan subtropis di dunia.

Di Indonesia, Indigofera dikenal dengan berbagai nama, seperti tarum, nila, indigo, dan tom. Di Jawa Barat, tanaman yang dikenal sebagai tarum ini telah lama digunakan sebagai pewarna kain.

Karakteristik tanaman Indigofera antara lain memiliki daun berwarna hijau tua berbentuk oval serta bunga kecil yang berkelompok dengan warna merah muda keunguan. Batangnya semi berkayu dan dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 3–4 meter. Daunnya dapat mulai dipanen pada usia 60 hari.

Indigofera merupakan jenis tanaman yang dapat tumbuh di berbagai wilayah, mulai dari dataran rendah hingga ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Baca Juga :



Keunggulan Tanaman Indigofera di Biomassa

Daun tanaman indigofera
Daun Tanaman Indigofera. Sumber: klik hijau.com

Sebagai tanaman leguminosa, Indigofera kaya akan nitrogen sehingga dapat membantu memperbaiki struktur tanah. Tanaman ini sering dijadikan pakan ternak karena memiliki nilai nutrisi yang tinggi. Selain itu, pertumbuhannya yang relatif cepat menjadikannya bahan baku biomassa yang menjanjikan dan kandidat unggul sebagai sumber energi terbarukan.

Indigofera juga sangat toleran terhadap tanah kering, sehingga dapat ditanam di berbagai wilayah Indonesia dengan intensitas curah hujan yang beragam. Pemanfaatan tanaman seperti Gamal, Indigofera, dan Kaliandra Merah sebagai sumber biomassa tidak hanya membantu mengurangi jejak karbon, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani serta produktivitas lahan.

Kombinasi antara pertumbuhan yang cepat, kemudahan budidaya, dan daya tahan di lahan kering menjadikan ketiga tanaman ini berpotensi menjadi pilar penting dalam pengembangan energi terbarukan di masa depan. Melihat potensi yang luar biasa ini, Pemerintah Indonesia menargetkan proyek penanaman 10 juta ton biomassa pada tahun 2025 melalui PLN.

PLN Tanam 10 Juta Ton Tanaman Biomassa di 2025

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa PLN konsisten dalam meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) sebagai bagian dari upaya dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan di Indonesia. Langkah ini sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060, sekaligus memberikan dampak positif langsung bagi masyarakat.

PT PLN (Persero), melalui Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), meresmikan program Pengembangan Ekosistem Biomassa Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Pertanian Terpadu di lahan seluas 100 hektare di Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, menjelaskan bahwa biomassa yang digunakan PLN EPI untuk memenuhi kebutuhan co-firing sebagian besar berasal dari limbah pertanian dan perkebunan. Karena kebutuhan biomassa terus meningkat, PLN mengajak masyarakat Kabupaten Tasikmalaya untuk memanfaatkan peluang ini guna meningkatkan pendapatan ekonomi mereka.

PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menargetkan penanaman 10 juta ton biomassa guna memenuhi kebutuhan implementasi teknologi pencampuran bahan bakar (co-firing) di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara pada tahun 2025. Dalam program Pengembangan Ekosistem Biomassa di Tasikmalaya ini, PLN menanam 100 ribu tanaman Indigofera. “Sebelumnya juga telah dilakukan pelatihan budidaya, sehingga masyarakat dapat memanfaatkannya,” ujar Direktur Utama PLN EPI, dikutip dari AntaraNews.

Tanaman Indigofera menjadi tanaman yang sangat menjanjikan, khususnya di wilayah tropis seperti Indonesia. Berkat manfaatnya yang beragam, tanaman ini dapat diolah menjadi pakan ternak, pewarna alami, hingga bahan baku biomassa dengan teknik co-firing, yaitu mencampur biomassa dengan batu bara untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Potensi biomassa sebagai sumber energi terbarukan sangat besar dan menjanjikan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi Indonesia. Diharapkan pemerintah dapat mengelola potensi ini dengan baik agar tidak menghadapi kendala berarti. Meskipun tidak sepenuhnya mampu menutup kerugian akibat ketimpangan ekonomi dan korupsi dalam sektor bahan bakar fosil, setidaknya program ini menjadi kabar baik yang membawa harapan baru bagi sektor energi terbarukan di Indonesia.

#zonaebt #EBTHeroes #Sebarterbarukan

Editor : Alfidah Dara Mukti

Referensi

[1.] Fakta Menarik Tanaman Indigofera bahan Biomassa Penyerap Polutan

[2.] Tumbuhan Indigofera Alternatif Biomassa Ramah Lingkungan dan Punya Nilai Jual

[3.] PLN Targetkan Pasok 10 Juta ton Biomassa Untuk Cofiring PLTU

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 Comment