- WWF telah menjadi pelopor dalam menjaga kelestarian alam dan keanekaragaman hayati.
- WWF ini telah menginisiasi berbagai proyek yang bertujuan untuk melindungi hutan, satwa liar, dan ekosistem yang ada di Indonesia.
- WWF tidak hanya fokus pada perlindungan spesies dan habitat, tetapi juga pada pengembangan kapasitas masyarakat.
Ketika Sobat EBT Heroes mendengar kata ‘konservasi’, salah satu organisasi yang mungkin langsung terlintas dalam pikiran adalah WWF (World Wide Fund for Nature). Sejak berdiri pada tahun 1961, World Wide Fund for Nature (WWF) telah berkembang menjadi salah satu organisasi non-pemerintah terbesar dan paling berpengaruh di dunia dalam bidang pelestarian lingkungan. Di Indonesia, WWF telah menjadi pelopor dalam menjaga kelestarian alam dan keanekaragaman hayati. Organisasi ini telah menginisiasi berbagai proyek yang bertujuan untuk melindungi hutan, satwa liar, dan ekosistem yang ada di negeri ini. Selanjutnya, Sobat EBT Heroes akan menjelajahi perjalanan sejarah WWF di Indonesia, mulai dari awal pembentukannya hingga perannya dalam konservasi lingkungan saat ini.
Baca Juga:
- Perusahaan EBT Terkemuka di Indonesia, Tahukah Kamu?
- Peran Perusahaan EBT dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045
Sejarah Berdirinya WWF di Indonesia
WWF, yang awalnya dikenal sebagai World Wildlife Fund, didirikan di Swiss pada tahun 1961 oleh sekelompok konservasionis yang prihatin dengan penurunan populasi satwa liar dan kerusakan habitat di seluruh dunia. Mereka melihat perlunya tindakan cepat dan kolaboratif untuk melindungi ekosistem yang berharga dan spesies yang terancam punah. Dengan dukungan dari berbagai pihak, WWF mulai mengembangkan program-program konservasi yang inovatif dan efektif. Tidak lama setelah berdirinya, organisasi ini memperluas jangkauannya ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Indonesia, dengan kekayaan alam dan keanekaragaman hayatinya yang luar biasa, menjadi salah satu fokus utama WWF untuk upaya pelestarian dan perlindungan lingkungan.
WWF mulai beroperasi di Indonesia pada tahun 1962, hanya setahun setelah organisasi ini didirikan secara global. Pada awalnya, WWF berfokus pada konservasi spesies tertentu yang terancam punah dan memiliki nilai ekologis tinggi. Pada tahun-tahun berikutnya, WWF Indonesia memperluas fokusnya dari konservasi spesies individu ke pendekatan yang lebih holistik, yang mencakup perlindungan ekosistem dan pembangunan berkelanjutan. Proyek besar lainnya termasuk konservasi hutan hujan tropis di Sumatera dan Kalimantan. Pada tahun 1980-an, WWF Indonesia bekerja sama dengan pemerintah dan berbagai lembaga internasional untuk meluncurkan program perlindungan hutan yang bertujuan mengurangi deforestasi dan melestarikan habitat alami. Pada tahun 1990-an dan awal 2000-an, WWF Indonesia mulai memperhatikan pentingnya keterlibatan masyarakat lokal dalam upaya konservasi.
Baca Juga:
Peran WWF dalam Perlindungan Spesies dan Habitat
Dengan tantangan lingkungan yang semakin meningkat, upaya konservasi menjadi semakin krusial. WWF Indonesia bekerja keras untuk memastikan bahwa flora dan fauna, serta ekosistem yang ada, dapat bertahan dan berkembang. Melalui berbagai proyek dan program yang inovatif, WWF Indonesia telah memberikan dampak nyata dan positif di berbagai wilayah di Indonesia. Mari Sobat EBT Heroes lihat lebih dekat beberapa inisiatif utama mereka.
1. Menjaga Habitat Orangutan
Ada 3 jenis spesies orangutan, antara lain orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis), orangutan sumatera (Pongo abelii), dan orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus) dimana semua spesies berstatus kritis menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature). Orangutan mengalami ancaman berupa perdagangan ilegal, perburuan, kebakaran hutan, pembalakan liar, dan hilangnya habitat. Oleh karena itu, CITES mengklasifikasikan spesies ini sebagai spesies yang dilarang untuk diperdagangkan secara komersial internasional karena sangat rentan terhadap kepunahan. WWF-Indonesia fokus mempengaruhi tata kelola dan pengelolaan hutan yang merupakan habitat orangutan dengan menggunakan praktik pengelolaan terbaik. WWF berkolaborasi dengan peneliti, komunitas lokal, dan otoritas pemerintah.
2. Program WWF di Kalimantan
WWF telah memfasilitasi kegiatan Rencana Pengelolaan Perhutanan Sosial dan Rencana Kerja Tahunan Perhutanan Sosial di 3 desa di Koridor Katingan (Habangoi, Mangara, Kawei) yang dilatarbelakangi oleh 73,3% area hutan Sebangau Katingan masih berupa hutan utuh dari luas sebesar 2,35 juta hektar. WWF-Indonesia bekerja sama dengan berbagai mitra untuk melakukan survei dan pemantauan habitat gajah di Tulin Onsoi. Data survei ini akan sangat berguna sebagai dasar pengambilan keputusan pelaksanaan konservasi gajah di Kalimantan, baik dari aspek penataan ruang, pengelolaan populasi, pengelolaan habitat maupun dukungan kebijakan dari pemerintah. Selain itu, dalam upaya membangun Ibu Kota Negara Kepulauan (IKN) yang selaras dengan kelestarian alam melalui konsep Kota Hutan Lestari, WWF-Indonesia mendukung pengembangan IKN berupa penyediaan kapasitas, analisis, dan alat pemantauan , serta pengelolaan keanekaragaman hayati.
3. Rehabilitasi Terumbu Karang
Yayasan WWF Indonesia dengan dukungan Indosat Ooredoo Hutchison menginisiasi kegiatan rehabilitasi terumbu karang dengan metode rock tumpukan di Desa Perancak, Kabupaten Jembrana, Bali yang dilakukan pada tanggal 27 September hingga 4 Oktober 2023. Bapak Wayan Sudiarta selaku Kelian Banjar Dangin Berawah Desa Perancak menyampaikan harapannya, “Semoga dengan tersimpannya batu kapur di dalam air dapat menjadi rumah baru bagi ikan, sotong dan terumbu karang dapat mekar kembali di atas batu kapur tersebut.”. Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah pulihnya ekosistem terumbu karang di Desa Perancak yang berarti kondisi perairan menjadi lebih sehat sehingga terjadi peningkatan sumber daya yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Peran WWF dalam Pengembangan Kapasitas Masyarakat
Dari lautan hingga pedalaman, WWF Indonesia aktif di berbagai bidang untuk memastikan kelestarian alam Indonesia. Tidak hanya fokus pada perlindungan spesies dan habitat, tetapi juga pada pengembangan kapasitas masyarakat. Berikut ini merupakan inisiatif- inisiatif utama WWF Indonesia yang telah membawa perubahan signifikan.
1. Pendidikan Lingkungan untuk Anak-anak Sekolah
Yayasan WWF Indonesia menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) yang dihadiri oleh perwakilan guru SD dan SMP se-Jakarta, Bogor, dan Depok dengan topik “Membangun Strategi Pelibatan Institusi Sekolah dalam Plastic Smart Program Kota” pada tanggal 6 Mei 2021. Dari topik yang dibahas, perwakilan guru menilai siswa sebenarnya sudah banyak terpapar informasi terkait sampah plastik, namun untuk penerapan pembatasan sampah plastik masih terbilang kurang konsisten dan fasilitas sekolah belum mendukung pembatasan sampah plastik. Meski begitu, beberapa sekolah telah menerapkan berbagai upaya untuk membatasi dan menangani sampah plastik, salah satunya adalah Sekolah Anak Indonesia (SAI) Sentul yang telah memulai berbagai kegiatan yang melibatkan siswa, salah satunya adalah Jumsih atau Jumat bersih, dimana siswa membersihkan dan memilah sampah di lingkungan sekolah.
2. Program Local Harvest
Local Harvest merupakan kampanye dengan prinsip lokal, sehat dan berkelanjutan yang ingin ada dalam sebuah produk pangan. Kampanye ini menyangkut tujuh produk unggulan yang dihasilkan oleh kelompok produsen masyarakat adat dan lokal. Program ini terkonsentrasi di Provinsi Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, dan Riau. WWF Indonesia mengajak masyarakat untuk menanam sayuran di rumah, mengumpulkan dan mengelola bibit sayuran dan produk pangan lokal, berkolaborasi dengan event mitra untuk menyebarkan pesan kampanye, serta ikut memeriahkan hari peringatan dengan aktivasi digital dan aktivitas offline.
#zonaebt #EBTHeroes #Sebarterbarukan
Editor: Savira Oktavia
Referensi
[1] PERANAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE (WWF) DALAM UPAYA KONSERVASI POPULASI BADAK JAWA DI INDONESIA
[2] WWF-INDONESIA
2 Comment