Proyek Kereta Listrik Bikin Keuangan BUMN Mencekik

Foto Kereta Whoosh. Sumber: news.detik.com

Wooosshhhhh, sejuk angin berhembusan.
Terlebih saat pusing memikirkan cicilan.
Whoosh, kembali dituding bikin kerugian
Kerugian BUMN WIKA yang mencapai triliunan
.

  • Whoosh merupakan kereta api berkecepatan tinggi hingga 350 KM/Jam yang menghubungkan Jakarta dengan Bandung, juga ditetapkan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).
  • Pendanaan proyek berasal dari pinjaman China Development Bank sebanyak 75% dan sisa 25% dari setoran pemegang saham BUMN dan perusahaan kereta api China Beijing Yawan HSR Co. Ltd.
  • Perusahaan dengan pemegang saham 39,12% dari PSBI ini menyatakan total kerugian mencapai hampir 12 triliun karena proyek Whoosh

Hai Sobat EBT Heroes!

Dalam beberapa bulan terakhir, kereta cepat bertenaga listrik atau lebih dikenal sebagai Whoosh menjadi perbincangan di kalangan masyarakat. Whoosh merupakan kereta api berkecepatan tinggi hingga 350 KM/Jam yang menghubungkan Jakarta dengan Bandung. Whoosh juga ditetapkan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), tertuang dalam aturan Peraturan Presiden Nomor 3 tahun 2016. Tujuan utama yaitu mengatasi kepadatan arus lalu-lintas Jakarta-Bandung dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi antar wilayah.

Kereta dengan tenaga Electric Multiple Unit (EMU) diresmikan Presiden Jokowi pada 2 Oktober 2023. Proyek ini merupakan hasil kerja sama perusahaan BUMN tergabung dalam PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dengan perusahaan per kereta-apian China. Perusahaan-perusahaan tersebut tergabung dalam satu perusahaan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Diketahui pendanaan proyek tersebut berasal dari pinjaman China Development Bank sebanyak 75% dan sisa 25% dari setoran pemegang saham BUMN dan perusahaan kereta api China Beijing Yawan HSR Co. Ltd. Perusahaan BUMN pemegang saham kereta cepat ini terdiri dari PT Kereta Api Indonesia, PT Wijaya Karya, dan PT Perkebunan Nusantara.

Wika Menuntut Kerugian Atas Proyek Whoosh

Pada rapat dengar pendapat komisi VI DPR RI 12 Juli 2024, Agung Budi Waskito, Direktur Utama WIKA, menyampaikan bahwa proyek kereta api Whoosh masih merugikan perusahaan.

“Beban lain-lain ini di antaranya mulai 2022, kami sudah mencatat adanya kerugian dari PSBI,” ungkap Agung.

Perusahaan dengan pemegang saham 39,12% dari PSBI ini menyatakan total kerugian mencapai hampir 12 triliun. Penyebab kerugian berasal dari beban bunga yang tinggi dan kerugian lain proyek kereta cepat Whoosh sejak 2022.

“Penyertaannya saja sudah 6,1 triliun rupiah untuk konsorsium Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Kemudian, yang masih dispute atau belum dibayar sekitar 5,5 triliun rupiah, sehingga hampir Rp12 triliun rupiah,” ujarnya.

Agung menambahkan bahwa hal ini membuat perseroan pengumpulan modal melalui penerbitan obligasi, yang membuat keuangan WIKA membengkak.

Berbeda dengan WIKA, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membantah kerugian tersebut dan menyatakan bahwa itu adalah investasi awal yang tidak langsung memberikan keuntungan.


Baca Juga:


Merosotnya MRT dan LRT, Disebut Proyek Merugi

Suasana di MRT Jakarta Lebak Bulus-Bundaran HI, Kamis (6/7/2023). Sumber: kompas.com

Sebelumnya, 2 proyek kereta api Indonesia, Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT), disebut oleh Presiden Jokowi sebagai proyek yang merugi. Jokowi menegaskan kedua proyek tersebut dibangun sebagai keputusan politik untuk kepentingan masyarakat umum, bukan sebagai keputusan ekonomi yang mencari keuntungan semata.

Pada Selasa, 24 Oktober 2023, saat BNI Investor Daily Summit 2023, Presiden Jokowi mengungkapkan, “Memutuskan seperti itu adalah keputusan politik bukan keputusan ekonomi di perusahaan. Dihitung untung ruginya boleh, tapi kalau dihitung dan selalu rugi apakah kita tidak akan bangun namanya MRT? LRT juga sama. Hanya gimana menutup kerugian itu dari sebelah mana.”

Untuk menutup kerugian proyek kereta MRT dan LRT, Presiden Jokowi menerapkan Jalan Berbayar Elektronik (Electronic Road Pricing / ERP).

“LRT pun juga sama seperti itu, hanya bagaimana menutup kerugian itu dari sebelah mana, dari anggaran apa, dari penerimaan apa, itu yang harus dicari. Akhirnya ketemu ditutup dari ERP atau electronic road pricing,” tuturnya.

Kesamaan ketiga proyek kereta tersebut adalah kerugian yang ditimbulkan merupakan hasil kerja investasi perusahaan, investor, maupun pemerintah dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa.


Baca Juga:


Seberapa Penting Investasi Proyek Whoosh?

Presiden Jokowi Resmikan Whoosh. Sumber: bandung.go.id

Dilansir dari Jurnal UAJY, investasi disimpulkan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanaman modal oleh perusahaan untuk membeli barang modal dan perlengkapan produksi guna menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. Selain itu, bisa disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal.

Menurut Halim (2005:1), investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan di masa mendatang.

Dalam hal ini, investasi proyek kereta cepat Whoosh, MRT, dan LRT merupakan penanaman modal dengan keuntungan jangka panjang dan mengutamakan kepentingan publik.

Kerugian yang dialami proyek kereta ini merupakan pelajaran berharga bagi seluruh pelaku industri, baik itu perusahaan BUMN, swasta, maupun investor. Mereka perlu lebih cermat dalam melakukan analisa risiko, perencanaan matang, dan meningkatkan kualitas transparansi.

Nah, Sobat EBT Heroes, begitu ceritanya tentang kereta cepat Whoosh dan tantangan yang dihadapinya, kalian Makin Tahu Indonesia lebih dalam. Dengan memahami akar masalah dan menerapkan pelajaran yang telah dipetik, diharapkan kejadian serupa dapat dihindari di masa depan. Terus dukung inovasi dan pembangunan infrastruktur demi kemajuan negeri kita tercinta!

#ZonaEBT #Sebarterbarukan #EBTHeroes

Editor: Adhira Kurnia Adhwa

Referensi:

[1] Profil Whoosh

[2] Bos Wika ungkap kerugian akibat Whoosh

[3] Bantah BUMN Whoosh penyebab kerugian Wika

[4] Ungkap Jokowi atas kerugian MRT dan LRT

[5] Penerapan ERP untuk menutup kerugian MRT dan LRT

[6] Arti Investasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 Comment