Kendaraan Listrik Mendorong Perkembangan Teknologi Dunia

  • Pemerintah yang terus mendorong kebijakan mengenai kendaraan listrik, menjadikan jual-beli kendaraan listrik meningkat di Indonesia
  • Manufaktur otomotif menyikapi keberhasilan pendapatan dengan terus meningkatkan kualitas kendaraan listrik melalui riset pasar masing-masing
  • Meningkatnya inovasi yang dikembangkan oleh manufaktur kendaraan listrik, secara tidak langsung juga mengembangkan teknologi yang ada di dunia

Kendaraan listrik yang digandrungi sebagai solusi permasalahan perubahan iklim dan menipisnya pasokan energi fosil ternyata memiliki segudang manfaat lain yang bisa kita bahas, salah satunya adalah teknologi. 

Berkat kendaraan listrik yang dijadikan solusi dalam jangka panjang, para pemimpin negara sudah sepakat untuk menjadikan dunia yang minim emisi gas rumah kaca, seperti yang dibahas pada Perjanjian Paris dan diratifikasi oleh Indonesia pada Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016. Sehingga masing-masing negara mengupayakan akomodasi kendaraan listrik, mulai dari kebijakannya, komponennya, sampai infrastrukturnya. 

Melihat hal tersebut, tentu menjadikan beberapa orang memilih beralih ke kendaraan listrik dan mencari model kendaraan yang terbaik. Di situlah, manufaktur otomotif hadir dan berusaha untuk membuat kendaraan yang dapat disukai oleh pasar, salah satunya dengan teknologi yang berbeda dari mobil lainnya, juga menutupi kekurangannya. 

Teknologi Berkembang: Jenis Kendaraan Listrik Beragam 

Ilustrasi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik zonaebt.com
Ilustrasi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik. Sumber: Unsplash.com

Hingga saat ini, kendaraan listrik dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu HEV, BEV, PHEV, dan FCEV. Jenis kendaraan listrik yang beragam ini dapat dikatakan sebagai bentuk perkembangan teknologi, dari yang sebelumnya masih menggunakan mesin bensin, baterai hingga mengembangkan reaksi kimia. Adapun penjelasan masing-masing jenisnya, yaitu:

  1. Hybrid Electric Vehicle (HEV)

HEV merupakan kendaraan listrik yang tidak sepenuhnya dioperasikan dengan listrik atau baterai, tetapi dengan menggabungkan mesin bensin atau diesel dan motor listrik, sehingga sumber energinya bisa dari salah satunya atau keduanya secara bersamaan. HEV mendapatkan energi untuk baterainya melalui pengereman regeneratif, di mana energi yang dikeluarkan saat pengereman akan dipulihkan kembali, tetapi motor listrik jenis kendaraan listrik ini tidak dapat diisi ulang. Emisi yang dihasilkan kendaraan ini rendah. 

  1. Battery Electric Vehicle (BEV) 

BEV, atau lebih dikenal sebagai EV, merupakan kendaraan listrik yang sepenuhnya menggunakan listrik dengan baterai yang bisa diisi ulang, tanpa adanya mesin bensin atau diesel.   Sumber energi kendaraan listrik ini berupa baterai litium-ion untuk menyimpan energi, dan dapat diisi kembali pada Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Kendaraan listrik ini tidak mengeluarkan emisi apapun. 

  1. Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV)

PHEV merupakan kendaraan listrik yang memiliki mesin bensin atau diesel dan motor listrik. PHEV dapat mendapatkan energinya dengan pengereman regeneratif. Hal yang membedakannya dari HEV adalah ukuran baterainya yang lebih besar dan kemampuannya dalam pengisian ulang di SPKLU. PHEV juga secara performa lebih baik, karena dapat menempuh 10-40 mil sebelum mesin bensin atau dieselnya memberi bantuan, atau 10-20% lebih baik dari HEV. 

  1. Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV)

FCEV merupakan kendaraan listrik yang menggunakan energi listrik, tetapi bukan dari baterai melainkan dengan memanfaatkan reaksi kimia dari oksigen dan hidrogen yang menghasilkan listrik. Hasil emisinya berupa uap air dan udara hangat.

Baca Juga:



Teknologi Berkembang: Energi Optimal

Ilustrasi Pengisian Daya Kendaraan Listrik (Sumber: Unsplash.com) zonaebt.com
Ilustrasi Pengisian Daya Kendaraan Listrik. Sumber: Unsplash.com

Tidak hanya jenis kendaraan listrik saja, tetapi sistem manajemen energi juga dioptimalisasikan. Kendaraan listrik harus memiliki peran untuk menjadi alat transportasi dan menyimpan energi secara bersamaan. Dalam penyimpanan energi tentu terdapat pula pengisian energinya. Teknologi yang dikembangkan untuk memungkinkan energi terdorong kembali ke jaringan listrik pada baterai kendaraan listrik adalah Vehicle-to-Grid (V2G) dan Vehicle-to-x (V2X), yang dapat berupa Vehicle-to-Building (V2B) dan Vehicle-to-Home (V2H). 

Sistem V2X dan V2G menyediakan perangkat pengisi daya DC, manajemen baterai, dan modul komunikasi antara kendaraan dan jaringan listrik. Teknologi ini, terutama V2G, dapat membantu menyeimbangkan permintaan listrik dan menghindari biaya pengisian daya. 

Teknologi Berkembang: Penggerak Kendaraan Listrik

Ilustrasi Total Daya dan Jangkauan Kendaraan Listrik (Sumber: Unsplash.com) zonaebt.com
Ilustrasi Total Daya dan Jangkauan Kendaraan Listrik. Sumber: Unsplash.com

Umumnya, unit penggerak kendaraan listrik berupa motor listrik, yang memiliki tugas untuk mengubah energi listrik pada baterai menjadi energi mekanik untuk menggerakkan kendaraan. Total daya kendaraan sendiri bergantung pada banyak faktor, seperti temperatur di sekitar, temperatur dan kondisi baterai, tipe baterai, dan usia baterai. 

Seiring berjalannya waktu, total daya kendaraan semakin meningkat, dengan besarnya energi yang disimpan tergantung pada kapasitas baterai. Teknologi penyimpanan energi hingga saat ini terus dikembangkan, dengan tujuan untuk mendapatkan densitas energi setinggi mungkin dan densitas energi yang tinggi, secara bersamaan. 

Peningkatan total daya ikut berbanding lurus dengan peningkatan kecepatan dan jangkauan kendaraan listrik. Semakin besar energi yang dapat disimpan pada baterai, berarti kecepatannya akan lebih maksimal, serta mampu menempuh jarak yang lebih jauh. Jangkauan merupakan hal yang perlu diperhatikan, sebab masih terdapat kekhawatiran bahwa baterai kendaraan listrik dapat habis begitu saja di tempat yang susah akan SPKLU. 

Dengan banyaknya hal yang perlu dikembangkan, tentu membuat bobot baterai kendaraan listrik bertambah. Perkembangan teknologi penyimpanan juga berupaya untuk mengurangi ukuran dan berat pada baterai.

Baca Juga:



Pengaruh Konsumen Terhadap Kendaraan Listrik

Seperti bisnis-bisnis pada umumnya, manufaktur otomotif juga akan melakukan riset pasar untuk mengetahui jenis dan kualitas kendaraan listrik yang dibutuhkan dan diminati konsumen. Berdasarkan riset, konsumen yang tertarik untuk membeli kendaraan listrik akan memperhatikan: 

  • Jangkauan dan performa kendaraan listrik 
  • Waktu yang dibutuhkan dalam pengisian daya baterai
  • Harga

Untungnya, poin pertama dan kedua dapat disiasati oleh manufaktur otomotif, tetapi sayangnya dengan memasang teknologi baru, biaya produksinya meningkat dan mengakibatkan harga jual yang ikut tinggi.

Pemerintah dan beberapa dunia menyikapi hal ini dengan membuat kebijakan subsidi dan insentif keuangan agar lebih banyak masyarakat yang dapat beralih ke kendaraan listrik. Bahkan, Indonesia membebaskan pemberlakuan ganjil genap pada kendaraan listrik yang dibahas pada Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 88 Tahun 2019, serta keringanan pajak. 

Target Manufaktur Otomotif Kedepannya

Melihat pembuat kebijakan dan masyarakat, banyak manufaktur otomotif yang memiliki rencana elektrifikasi kendaraan secara ekstensif dan rencana terlibat penelitian dan pengembangan teknologi baterai baru. Seperti Toyota dengan rencana 30 model kendaraan listrik terbaru pada tahun 2030, Nissan dengan rencana 23 kendaraan listrik pada tahun 2030, Honda dengan rencana 30 model kendaraan listrik pada tahun 2030 (bahkan pada tahun 2040 berencana untuk menghentikan produksi mobil bertenaga bensin), dan masih banyak lagi. 

Referensi:

[1] 6 Manfaat Pakai Mobil Listrik Air ev di Jalan Raya

[2] Apa itu V2G dan V2X? Solusi Kendaraan To-Grid Untuk Pengisi Daya Mobil Kendaraan Listrik

[3] Mengenal Berbagai Jenis Mobil Listrik dan Prinsip Kerjanya

[4] Technological developments in vehicles with electric drive

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

152 Comment