Salah Satu Perkembangan PLTA di Indonesia: Sistem Peaker

PLTA Poso Yang Menggunakan Sistem Peaker. Sumber: IDN times
  • Potensi Air Indonesia
  • Apa sih sistem peaker itu?
  • PLTA Yang Menggunakan Sistem Peaker Di Indonesia

Perkembangan teknologi di bidang energi terbarukan terus berkembang, salah satunya dalam Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Salah satu inovasi terbaru adalah penggunaan sistem peaker pada PLTA. Sistem peaker memungkinkan PLTA untuk beroperasi secara fleksibel, mengikuti fluktuasi permintaan listrik dengan lebih cepat dan efisien.

Penggunaan sistem peaker pada PLTA merupakan salah satu langkah maju dalam pengembangan energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dengan adanya satu lagi perkembangan sistem PLTA ini, kita makin tahu Indonesia sudah siap menuju era emas pada tahun 2045.

Potensi Air Indonesia

Potensi Air Indonesia. Sumber: DPUPKP

Berdasarkan Pemutakhiran Data Potensi Energi Terbarukan yang dilakukan oleh Puslitbang Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi – Balitbang ESDM pada tahun 2021, Indonesia memiliki potensi air sebesar 95.049 MW dengan rincian potensi run off river sebesar 94.637 MW dan reservoir/bendungan sebesar 376 MW. Potensi bendungan mengacu pada data rencana PLTA Bendungan dari PUPR tahun 2015-2027.

Potensi air sebagian tersebar terletak di Wilayah Kalimantan sekitar 51% dari total potensi air nasional dan Papua sekitar 38% dari total potensi air nasional. Di Wilayah Kalimantan, potensi sebagian besar tersebar di Provinsi Kalimantan Utara dengan potensi sekitar 46% dari total potensi air di Wilayah Kalimantan, Provinsi Kalimantan Tengah sekitar 25% dari total potensi air di Wilayah Kalimantan, dan Provinsi Kalimantan Timur sekitar 21% dari total potensi air di Wilayah Kalimantan. Adapun potensi air di Wilayah Papua sebagian besar terletak di Provinsi Papua sekitar 92% dari total potensi air di Wilayah Papua.

Baca Juga



Apa Sih Sistem Peaker Itu?

Pengetesan Mesin Peaker. Sumber: jubi.co.id

“Sistem peaker merupakan pembangkit yang berjalan saat permintaan listrik sedang tinggi,” kata Direktur Teknik dan Lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Munir Ahmad dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu. Sistem peaker pada PLTA bekerja dengan cara memompa air ke waduk saat permintaan listrik rendah (biasanya di malam hari) menggunakan energi surplus dari jaringan listrik.

Air yang disimpan di waduk ini kemudian dialirkan kembali melalui turbin saat permintaan listrik tinggi (biasanya di siang hari) untuk menghasilkan listrik. Aliran air yang deras melalui turbin menghasilkan putaran yang kemudian diubah menjadi energi listrik melalui generator. Sistem peaker ini memungkinkan PLTA untuk beroperasi secara fleksibel dan adaptif terhadap fluktuasi permintaan listrik, sehingga meningkatkan efisiensi dan keandalan pembangkit.

Sistem peaker pada PLTA berguna untuk meningkatkan efisiensi dan keandalan pembangkit dan membantu mengurangi emisi gas rumah kaca. Saat permintaan listrik rendah, PLTA dapat menggunakan energi surplus dari jaringan listrik untuk memompa air ke waduk, sehingga mengurangi kebutuhan untuk membakar bahan bakar fosil untuk menghasilkan listrik. Saat permintaan listrik tinggi, PLTA dapat menghasilkan listrik tanpa memerlukan bahan bakar fosil, sehingga membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.

Baca Juga



PLTA yang Menggunakan Sistem Peaker di Indonesia

PLTA Batang Toru. Sumber: Mongabay

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyebutkan, hadirnya pembangkit yang memanfaatkan aliran air Sungai Poso ini bertepatan dengan momentum banyak industri smelter yang masuk ke sistem kelistrikan PLN di Sulawesi Bagian Selatan. Pembangkit berkapasitas 515 Mega Watt (MW) ini nantinya akan menjadi pembangkit peaker yang akan dioperasikan selama waktu beban puncak di sistem Sulawesi Bagian Selatan.

Kebutuhan industri akan listrik hijau sebagai salah satu syarat ekspor, dapat dipenuhi dengan masuknya PLTA Poso dalam sistem Sulawesi. “PLN berkomitmen untuk terus mendukung perkembangan industri, khususnya industri pengolahan hasil tambang, dengan memberikan pilihan energi bersih yang dapat diandalkan,” ujar Darmawan.

PLTA Poso merupakan pembangkit yang dibangun dan dioperasikan oleh produsen listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) PT Poso Energy, anak usaha Kalla Group, dan masuk dalam pengawasan PLN Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran (UIKL) Sulawesi. Menurut Darmawan, peran PLTA Poso sebagai pembangkit peaker didukung oleh beberapa faktor.

Faktor pertama, pembangkit ini memiliki live storage cukup besar yaitu Danau Poso. Selain itu, PLTA Poso dilengkapi dengan regulating dam yang bisa mengatur debit keluaran dari Danau Poso. Alhasil, pembangkit ini dapat beroperasi dengan kapasitas penuh pada jam puncak sepanjang tahun.

“PLTA Poso mampu start-stop dengan cepat, bahkan sinkronisasi dapat dilakukan dalam waktu kurang dari 15 menit. Sehingga mampu merespons perubahan beban dengan cepat sehingga memperbaiki kualitas listrik pada sistem jaringan,” papar Darmawan.

Berbeda dengan PLTA umumnya yang menggunakan konsep waduk sehingga membutuhkan lahan yang besar, PLTA Poso menggunakan sistem pengelolaan run-off river (ROR). Sistem ini tetap mempertahankan aliran sungai selama 24 jam, hanya menggunakan bendungan atau tanggul berukuran cukup kecil sebagai penahan atau gerbang air.

“Kita hanya pinjam, air sungainya kita diversi sedikit ke sekitar sisi sungai, kita terjunkan ke turbin, kemudian kembalikan lagi pada sistem sungai,” papar Darmawan. Dari aspek pengembangan energi terbarukan, PLTA Poso berkontribusi sekitar 10,69 persen dari total bauran EBT sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan.

Salah satu PLTA tipe peaker lain yang kini sedang dikembangkan di indonesia adalah PLTA Batang Toru di Tapanuli Selatan yang berkapasitas 4×127,5 MW. PLTA Batang Toru akan memanfaatkan kolam penampung yang tidak luas sehingga tidak akan mengubah bentang alam dan berdampak minimal pada ekosistem yang ada di sekitarnya.

Munir yang berbicara di diskusi Pojok Iklim itu menambahkan, saat ini bauran energi pembangkit listrik memang masih didominasi batubara yang boros emisi gas rumah kaca (GRK), namun harus menerapkan teknologi batubara bersih, terutama pada pembangkit yang sudah mapan seperti di Jawa-Bali.

Direktur Inventarisasi GRK dan Pengukuran, Pelaporan dan Verifikasi (MRV) KLHK Joko Prihatno mengungkapkan, hasil inventarisasi GRK nasional menunjukkan Indonesia telah berhasil menurunkan emisi GRK sebesar 8,7 persen pada tahun 2016 dari target penurunan emisi sebesar 29 persen pada tahun 2030 berdasarkan Business As Usual (BAU) sesuai dokumen NDC.

Pada tahun 2016, BAU emisi GRK adalah sebesar 1.764,6 juta ton setara karbondioksida (CO2). Namun aksi mitigasi perubahan iklim yang telah dilakukan Indonesia berhasil menahan pelepasan emisi GRK sehingga hanya sebanyak 1.514,9 juta ton CO2.

“Emisi GRK yang berhasil diturunkan sebanyak 249,8 juta ton CO2. Jadi Indonesia berhasil menurunkan emisi GRK sebesar 8,7 persen dari emisi BAU pada tahun 2030 yang sebanyak 2.869 juta ton CO2,” katanya. Target kontribusi penurunan emisi GRK pada BAU pada tahun 2030 yang sebanyak 2.869 juta ton CO2 adalah 11 persen atau 314 juta ton.

#ZonaEBT #EBTHeroes #SebarTerbarukan

Editor: Bellinda Putri Hidayat

Referensi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

4 Comment

  1. Thanks I have recently been looking for info about this subject for a while and yours is the greatest I have discovered so far However what in regards to the bottom line Are you certain in regards to the supply

  2. (Please kindly forward this to your CEO, because this is urgent. If you believe this has been sent to you in error, please ignore it. Thanks)

    Dear CEO,

    This email is from China domain name registration center, which mainly deal with the domain name registration in China. On 29-03-2024, we received an application from Hongqing Ltd requested the “zonaebt” as their internet keyword and China (CN) domain names (zonaebt.cn, zonaebt.com.cn, zonaebt.net.cn, zonaebt.org.cn). But after checking it, we find this name conflict with your website name or company name. In order to deal with this matter better, it’s necessary to send this message to your company and confirm whether this company is your distributor or business partner in China?

    Best Regards
    Wade Liu | Service & Operations Manager
    China Registry (Head Office)
    Tel: +86-2161918696
    Fax: +86-2161918697
    Mob: +86-13816428671
    No.1780 Wuzhong Road, Shanghai 201103, China