- Ørsted merupakan salah satu perusahaan energi yang mampu melakukan transisi dari energi berbasis fosil menjadi berbasis energi terbarukan.
- Pada tahun 2008 produksi energi terbarukannya sebesar 15% dan naik menjadi 91% pada tahun 2019
- Kegagalan proyek batubara di Jerman, krisis keuangan global 2008, dan masifnya pembahasan perubahan iklim menjadi titik balik transformasi DONG Energy menjadi Ørsted
- Ørsted berfokus pada pengembangan pembangkit energi tenaga angin lepas pantai
- Pada 2022, Ørsted memiliki kapasitas pembangkit 11.327 MW, menyediakan energi hijau untuk lebih dari 15 juta orang di berbagai negara, dan menjadi salah satu operator ladang angin lepas pantai terbesar di dunia.
Perusahaan energi terbarukan merupakan salah satu pionir penting yang mendukung transisi energi secara berkelanjutan. Ørsted menjadi salah satu perusahaan yang berupaya mendukung transisi energi berkelanjutan. Bisa kita bayangkan, begitu besarnya langkah yang diambil perusahaan ini, di tengah masifnya penggunaan energi berbahan fosil dunia pada saat itu.
Langkah yang diambil Ørsted tidak lepas dari tantangan dunia untuk mengatasi krisis iklim global dengan melakukan transformasi menuju energi hijau. Lalu bagaimanakah perjalanannya? Artikel ini, akan mengajak Sobat EBT Heroes mencari tahu dan belajar bersama kesuksesan Ørsted dalam mewujudkan transisi energi terbarukan.
Siapa Itu Ørsted?
Ørsted adalah perusahaan asal Denmark yang bergerak di bidang energi terbarukan khususnya Offshore Wind Energy (OWE) atau Energi Angin Lepas Pantai. Perusahaan ini, pada awalnya didirikan pada tahun 1973 yang dilatar belakangi dari krisis minyak di Timur Tengah, dengan nama Danish Oil and Natural Gas atau juga dikenal dengan nama DONG Energy. Perkembangan zaman yang diiringi dengan kompleksnya tantangan krisis iklim secara global, perusahaan ini kemudian berkomitmen untuk melakukan investasi serta transformasi dari energi berbasis fosil menuju energi terbarukan.
Pada tahun 2008, komitmen ini diwujudkan dengan melakukan investasi besar-besaran dan pengembangan Offshore Wind Energy di Denmark serta luar negeri. Selain itu, pembangkit listrik berbahan bakar batu bara dan gas menjadi biomassa yang berkelanjutan.
Untuk membangun ulang citra perusahaannya di hadapan publik, dengan transformasi strategis yang dilakukan selama beberapa dekade terakhir. Perusahaan ini, resmi mengganti namanya pada 30 Oktober 2017 yang menjadi hari bersejarah dengan disambutnya Ørsted sebagai nama baru. Nama baru ini yang merefleksikan cita-cita perusahaan dan ucapan selamat tinggal pada DONG Energy.
Baca Juga
Titik Balik Menuju Ekspansi Energi Hijau
Kegagalan pembangunan pabrik batu baru besar di Jerman pad atahun 2007, menjadi salah satu titik balik utama yang membuat DONG Energy beralih menuju energi terbarukan. Kegagalan ini disebabkan oleh krisis keuangan global pada tahun 2008 yang melanda seluruh negara termasuk Denmark, yang mengakibatkan DONG Energy gagal mencatatkan perusahaannya di bursa efek Copenhagen. Sehingga, hal ini berimbas pada pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga batu bara yang harus dibatalkan.
Di saat yang sama, masyarakat dunia tengah mengalami isu global terkait krisis iklim dan kerusakan planet bumi yang diakibatkan berbagai aktivitas manusia. Tidak bisa dipungkiri aktivitas eksploitasi alam secara berlebihan, menjadi penyebab utama fenomena perubahan iklim terjadi seluruh belahan dunia. Lembaga internasional seperti PBB dan Uni Eropa, turut serta mengambil perannya untuk mengatasi perubahan iklim yang mengancam. Setelah itu, Denmark menjadi tuan rumah untuk membahas masalah ini, kemudian dikenal dengan nama Copenhagen Summit yang berlangsung dari tanggal 7 sampai 18 Desember 2009.
Pada saat yang sama, DONG Energy masih memproduksi 85% energi berbahan dasar fosil dan hanya 15% yang merupakan energi terbarukan. Saat itu, keuntungan yang dihasilkan perusahaan masih mengandalkan produksi energi tidak terbarukan sebesar 93%, serta hanya sebesar 7% keuntungan dari produksi energi terbarukan. Situasi ini berbanding terbalik pada tahun 2019, DONG Energy yang berganti nama menjadi Ørsted, kini mencatatkan 91% produksi energi terbarukan. Capaian ini bahkan melampaui proyeksi yang telah dilakukan sebelumnya.
Baca Juga
- Perusahaan Energi Terbarukan Indonesia: Siapa Saja Mereka?
- Perkembangan Perusahaan Energi Terbarukan di Indonesia
Tenaga Angin Sebagai Energi Terbarukan yang Lebih Murah!
Tenaga angin dipilih sebagai sumber produksi energi utama Ørsted. Hal ini karena, kesesuaian kondisi geografis, ketersediaan dalam jumlah besar dan penerimaan masyarakat terkait penggunaan pembangkit tenaga angin di Denmark. Namun, penggunaan pembangkit tenaga angin bukan tanpa masalah. Sebab, harga sumber energi terbarukan pada saat itu masih terbilang lebih mahal dibandingkan energi fosil yang jauh lebih murah.
Tidak kehabisan cara, perusahaan ini berupaya memproduksi pembangkit tenaga angin yang lebih murah melalui serangkaian riset dan penelitian. Selain itu, Ørsted memproduksi pembangkit tenaga angin dengan skala ekonomis atau skala yang lebih besar untuk menekan harga per unitnya. Perusahaan ini juga menjalin kerja sama dengan perusahaan Siemens, dengan nilai investasi $2.000.000.000 per tahun sejak tahun 2002 – 2011. Investasi ini digunakan untuk memproduksi turbin angin dan kebutuhan riset serta pengembangan turbin yang berkualitas. Dengan demikian, Ørsted mampu menekan harga dengan produksi turbin angin secara massal dengan kualitas yang serupa. Salah satu bukti nyatanya adalah keberhasilan menurunkan harga komoditas OWE yang awalnya sebesar 167€ di tahun 2012, menjadi sebesar 61€ di tahun 2018.
Pencapaian Ørsted
Hingga saat ini, Ørsted telah berhasil meraih berbagai pencapaian gemilang di antara perusahaan energi terbarukan lainnya. Kapasitas pembangkit listrik Ørsted pada tahun 2022 mencapai 11.327 MW yang digunakan lebih dari 15 juta orang yang tersebar di berbagai negara, seperti Inggris, AS, Irlandia, Prancis, Jerman dan Taiwan. Menjadikan Ørsted salah satu operator pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai terbesar di dunia yaitu London Array.
Selain pencapaian itu, Ørsted juga berhasil membangun pembangkit tenaga angin yang meningkat secara kontinu sejak tahun 2010 – 2023. Jumlah ini meningkat dari tahun ke tahun yang menunjukkan semakin besarnya kapasitas produksi energi terbarukan Ørsted.
#zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes
Editor : Alfidah Dara Mukti
Referensi
[1] 10 Perusahaan Energi Terbarukan Terbesar di Dunia
[2) From magnetism to offshore wind turbines
[3] DONG Energy Changes Company Name to Reflect New Green Energy Strategy
[4] How a fossil fuel company became offshore wind titan Ørsted
[5] 2023 Climate Tech Companies to Watch: Ørsted and its offshore wind factories
[6] Orsted provided renewable energy to around 15 million customers in 2022
[7] Installed renewable power capacity of Ørsted from 2010 to 2023 (in gigawatts)
1 Comment
먹튀 걱정 없는 카지노사이트, 카지노검증소에서 확인하세요.