Peran Blue Carbon dalam Pelestarian Lingkungan

Blue Carbon
Blue Carbon di Laut. Sumber: grid.id
  • Blue carbon
  • Pelestarian ekosistem laut
  • Peran ekonomi berkelanjutan

Blue carbon telah menjadi topik yang semakin populer dalam diskusi mengenai perubahan iklim dan konservasi lingkungan. Istilah “blue carbon” merujuk pada karbon yang disimpan di ekosistem pantai dan laut, seperti padang lamun, terumbu karang, hutan mangrove, dan padang rumput laut. Meskipun belum begitu dikenal di kalangan umum, peran penting dari blue carbon dalam menyimpan karbon telah menjadi perhatian utama bagi para ilmuwan dan pelestari lingkungan.

Ekosistem pantai dan laut memiliki kemampuan yang luar biasa untuk menyerap dan menyimpan karbon di tanah dan tumbuhan mereka. Padang lamun, terumbu karang, hutan mangrove, dan padang rumput laut merupakan tempat yang sangat efisien dalam menyimpan karbon dioksida (CO2) dari atmosfer. Ini menjadikan mereka sebagai penyerap karbon yang signifikan dan membantu melindungi planet kita dari pemanasan global.

Baca Juga



Padang lamun adalah salah satu ekosistem pesisir yang paling produktif dalam hal penyimpanan karbon. Meskipun mereka hanya mencakup sekitar 0,1% dari total lahan laut, padang lamun dapat menyimpan lebih dari dua kali lipat jumlah karbon per hektar daripada hutan hujan tropis.

Terumbu karang juga memiliki peran penting dalam proses ini. Terumbu karang yang sehat dapat bertindak sebagai penyerap karbon yang besar, namun kerusakan terumbu karang yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti kerusakan fisik dan perubahan iklim, dapat mengakibatkan pelepasan karbon yang signifikan ke dalam atmosfer.

Selain itu, hutan mangrove juga menjadi salah satu ekosistem yang efisien dalam menyerap karbon. Meskipun cakupan luasnya relatif kecil, hutan mangrove dapat menyimpan karbon jauh lebih banyak daripada hutan daratan. Pohon mangrove memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menyimpan karbon dioksida, baik di dalam jaringan mereka maupun di tanah lumpur tempat mereka tumbuh.

Selain itu, padang rumput laut juga menyumbang dalam penyimpanan karbon. Sementara masih kurangnya kesadaran akan manfaat yang dimiliki, padang rumput laut juga memiliki potensi besar dalam menyerap karbon dan menyediakan habitat yang penting bagi berbagai spesies laut.

Pentingnya Blue Carbon

Hutan Mangrove. Sumber: depositphotos.com

Pentingnya blue carbon tidak hanya terletak pada peran mereka dalam menyimpan karbon, tetapi juga karena ekosistem laut yang sehat memiliki banyak dampak positif lainnya bagi lingkungan dan manusia. Misalnya, hutan mangrove tidak hanya menyediakan tempat yang aman bagi satwa liar dan sumber daya ikan yang penting, tetapi juga berfungsi sebagai benteng alami untuk melindungi pantai dari badai dan gelombang pasang yang kuat. Padang lamun juga memberikan perlindungan yang sama terhadap erosi pantai dan badai, serta menyediakan tempat tinggal bagi ikan dan organisme laut lainnya.

Meskipun blue carbon memiliki manfaat yang jelas, mereka juga menghadapi ancaman serius akibat aktivitas manusia. Perubahan iklim, polusi, kerusakan habitat, dan aktivitas penebangan hutan mangrove telah menyebabkan penurunan signifikan dalam ekosistem blue carbon ini. Upaya untuk melindungi dan memulihkannya menjadi semakin mendesak.

Baca Juga



Mendukung pelestarian ekosistem pantai dan laut bukan hanya tentang melindungi lingkungan yang indah, tetapi juga tentang melindungi alat yang kuat dalam memerangi perubahan iklim. Dengan memahami peran penting dari blue carbon, kita dapat lebih memahami bagaimana ekosistem laut berkontribusi dalam upaya global untuk memerangi perubahan iklim.

Dalam konteks ini, upaya konservasi dan restorasi ekosistem pantai dan laut menjadi semakin penting. Pelestarian dan restorasi padang lamun, terumbu karang, hutan mangrove, dan padang rumput. Laut akan membantu dalam menyelamatkan karbon yang disimpan di dalamnya, sekaligus memperbaiki kondisi lingkungan laut yang semakin terancam. Langkah-langkah konkret seperti pengurangan emisi karbon, pengendalian polusi, perlindungan habitat, serta peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya konservasi dapat membantu meraih tujuan ini.

Blue Carbon dalam Segi Ekonomi

Rumput Laut Hijau. Sumber: berita.99.co

Selain itu, pendekatan ekonomi yang berkelanjutan juga dapat mendukung pelestarian ekosistem blue carbon. Misalnya, program pembayaran atas jasa lingkungan (payment for ecosystem services) dapat memberikan insentif bagi masyarakat lokal maupun pemerintah untuk melindungi dan mengelola ekosistem pantai dan laut dengan baik. Dengan demikian, selain mendukung upaya pelestarian lingkungan, hal ini juga dapat menciptakan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat setempat.

Rumput laut hijau memiliki kaitan erat dengan konsep “blue carbon.” Blue carbon merujuk pada kapasitas ekosistem pesisir, seperti hutan bakau, padang lamun, dan rumput laut, untuk menyerap dan menyimpan karbon dari atmosfer di dalam tanah mereka serta dalam jaringan biologis mereka.

Rumput laut hijau, seperti eelgrass, memainkan peran penting dalam menyerap karbon dioksida dari air laut selama proses fotosintesis. Meskipun ukuran fisiknya kecil, rumput laut hijau dapat menyimpan karbon dalam jumlah yang signifikan di ekosistem perairan dangkal. Ketika rumput laut mati atau terurai, karbon yang disimpan dalam jaringan mereka dapat terkubur di sedimen bawah laut dalam jangka waktu yang panjang.

Pentingnya rumput laut hijau dalam menyimpan karbon dioksida membantu dalam mitigasi perubahan iklim, karena membantu mengurangi jumlah karbon dioksida yang ada di atmosfer. Oleh karena itu, pelestarian dan pemeliharaan ekosistem rumput laut hijau menjadi penting dalam upaya untuk mengurangi dampak perubahan iklim.

#zonaebt #EBTHeroes #Sebarterbarukan

Editor: Ni Luh Nyoman Vitari Amritaning Ati

Referensi:

[1] Blue Carbon dan Penerapannya di Indonesia

[2] Apa Itu Blue Carbon?

[3] Potensi Besar Blue Carbon dan Nilai Ekonominya di Bursa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 Comment