Mengenal Peran Karbon Biru Sebagai Cadangan Karbon Global

Ilustrasi Karbon Biru. Sumber: unsplash.com
  • Mengenal apa itu karbon biru dan manfaatnya bagi kehidupan
  • Potensi karbon biru di Indonesia dan ancamannya
  • Upaya pelestarian karbon biru

Laut dan keanekaragaman hayatinya menyimpan berbagai peran dan manfaat bagi kelangsungan kehidupan. Salah satu peran penting dari laut itu sendiri adalah dalam melawan perubahan iklim yang terjadi. Peran tersebut dilihat dari kemampuan laut sendiri dalam menyimpan karbon yang lebih dikenal sebagai karbon biru atau blue carbon.

Mengenal Apa itu Karbon Biru dan Manfaatnya Bagi Kehidupan

Ilustrasi Karbon Biru. Sumber: Unsplash.com

Bagi seperti tanaman dan tumbuhan, unsur karbon berguna sebagai sumber energi untuk dapat berfotosintesis. Bagi bumi, karbon memiliki peran tersendiri dalam mengatur sistem iklim yang terjadi. Salah satunya seperti emisi karbon dioksida atau (CO2) yang dihasilkan secara berlebihan dari aktivitas manusia dapat memicu pemanasan global yang berdampak pada perubahan iklim.

Untuk itu, peran karbon biru sangat besar sebagai cadangan karbon global. Karbon biru sendiri adalah istilah yang digunakan untuk karbon yang ditangkap oleh ekosistem laut. Cagar ekosistemnya dapat berupa ekosistem pesisir yang terdiri seperti mangrove, padang lamun, dan terumbu karang. Ekosistem tersebut merupakan ekosistem penyimpan karbon alami dalam jumlah besar.

Cara kerja dari penyimpanan karbon tersebut digambarkan dengan cara karbon dapat terserap dari atmosfer dan disimpan di tempat yang disebut sumber karbon secara alami. Karbon dioksida akan disimpan selama ribuan tahun yang sebelumnya ditangkap oleh tanah ataupun sendimen.

Potensi ekosistem laut sebagai cadangan karbon global sangatlah besar dalam jangka panjang. Karena perlu diingat bahwa semakin tinggi jejak karbon yang dihasilkan, semakin tinggi juga dampak negatif yang diberikan terhadap bumi.

Air laut sendiri merupakan sumber kontribusi besar dalam menyerap karbon. Lautan mampu mengkonsentrasikan karbon 50 kali lebih banyak dibanding atmosfer. Di Indonesia sendiri, potensi karbon biru dapat mencapai 17 persen dari total di dunia.

Untuk itu, ekosistem laut menjadi penyerap karbon paling efektif yang menjadikannya sebagai salah satu solusi yang baik dalam upaya mitigasi menanggulangi perubahan iklim.

Baca juga



Potensi Karbon Biru di Indonesia dan Ancaman di Baliknya

Ilustrasi Ekosistem Pesisir. Sumber: Unsplash.com

Ekosistem karbon biru di Indonesia seperti hutan mangrove memiliki potensi besar sebagi penyerap karbon dioksida atau CO2 dari atmosfer yang kemudian dapat diubah menjadi bentuk biomassa. Dengan total kurang lebih sebesar 7 persen dari luas mangrove secara global, menjadi sumber potensi penyerap karbon yang besar dengan rata-rata karbon yang dapat diserap sebesar 22,4 persen.

Contoh lain adalah padang lamun yang meskipun hanya menutupi sekitar 0,1 persen laut, lamun dapat menyimpan karbon sebesar 10 hingga 18 persen karbon lautan.

Walaupun ekosistem di pesisir seperti hutan mangrove dan lahan gambut memiliki luas yang lebih kecil dianding dengan hutan terestial, ekosistem tersebut mampu melakukan penyerapan 3 kali lebih besar dibanding dengan ekosistem daratan. Hal tersebut yang menjadikan perlu adanya upaya lebih untuk melestarikan ekosistem biru apapun bentuknya.

Namun terdapat beberapa ancaman yang dapat menganggu ekosistem karbon biru sebagai solusi perubahan iklim. Ancaman utama dalam pelestariannya sendiri adalah hilangnya laju ekosistem laut.

Berdasarkan penelitian, terdapat 2-7 persen ekosistem karbon biru yang hilang setiap tahunnya. Hal ini sangatlah perlu menjadi sebuah perhatian, karena hal tersebut dapat berarti karbon yang telah terserap sebelumnya oleh ekosistem lautan dapat terlepas ke atmosfer kembali sehingga menambah pemicu pemanasan global.

Di Indonesia sendiri, terdapat ancaman dalam pengelolaan cagar karbon biru Indonesia. Salah satunya adalah ancaman degradasi sebesar 0.64 persen akibat ekspansi industri, proses reklamasi atau pembukaan lahan untuk persawahan dan pertambakan. Selain itu, perubahan iklim dan pengasaman air laut dapat mengurangi potensi laut dalam menyerap karbon.

Baca Juga



Upaya Pelestarian Karbon Biru

Ilustrasi Ekosistem Pesisir. Sumber: Unsplash.com

Sebagai penyerap dan penyimpan karbon (carbon sequestration and storage) yang berperan penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim, perlu adanya upaya nyata dalam menjaga ekosistem karbon biru. Contohnya di Indonesia sendiri, upaya-upaya pelestarian banyak difokuskan dalam pemulihan berkelanjutan dari ekosistem pesisir.

Melihat lebih jauh dalam pelestarian ekosistem karbon biru, perlu adanya kebijakan hukum yang jelas dalam menekan ancaman yang datang dalam pelestarian ekositem itu sendiri. Dukungan dari berbagai pihak juga penting untuk menjaga kelestarian mulai dari pemerintah, pemangku kepentingan dan tidak terkecuali adalah individu manusia itu sendiri.

Manusia membutuhkan alam untuk kelangsungan hidup, begitu juga sebaliknya bahwa alam juga membutuhkan manusia untuk mempertahankan kelestariannya. Untuk itu, mari bersama-sama menjaga lingkungan alam kita untuk masa depan yang lebih baik.

#ZonaEBT #sebarterbarukan #EBTHeroes

Editor: Bellinda Putri Hidayat

Referensi:

[1] Pengertian Karbon Biru dan Potensinya
[2] What is Blue Carbon?
[3] Terumbu Karang dan Blue Carbon Lainnya di Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 Comment

  1. Hey there, You have done a fantastic job. I will certainly digg it and personally recommend to my friends. I’m confident they’ll be benefited from this site.