- Indonesia memiliki potensi ekonomi karbon yang besar dari berbagai sumber karbon.
- Pembangunan rendah karbon merupakan salah satu strategi transisi menuju ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan.
- Indonesia memiliki potensi ekonomi karbon yang besar, terutama dari sumber karbon hutan tropis, hutan mangrove, dan lahan gambut.
Indonesia memiliki potensi ekonomi karbon yang besar dari berbagai sumber karbon, seperti hutan tropis, lahan gambut, dan reservoir minyak dan gas bumi. Potensi ekonomi karbon Indonesia mencapai Rp8.000 triliun atau sekitar US$565,9 miliar. Nilai ini diperoleh dari perdagangan karbon hutan tropis.
Pembangunan rendah karbon merupakan salah satu strategi transisi menuju ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan. Pembangunan rendah karbon juga menjadi tulang punggung menuju ekonomi hijau untuk mencapai visi Indonesia maju 2045 dan mencapai nol emisi pada 2060.
Baca Juga:
- Lima Startup Dekarbonisasi di Indonesia
- Gojek Luncurkan Fitur GoGreener, Hasil Kolaborasi dengan Jejakin
Potensi Ekonomi Karbon Berdasarkan Sumbernya
Indonesia memiliki potensi ekonomi karbon yang besar, terutama dari sumber karbon hutan tropis, hutan mangrove, dan lahan gambut. Berdasarkan, potensi ekonomi karbon Indonesia mencapai Rp8.000 triliun atau sekitar US$565,9 miliar. Berikut adalah rincian potensi ekonomi karbon Indonesia berdasarkan sumber karbon yang ada:
Hutan Tropis
Hutan hujan tropis Indonesia diperkirakan dapat menyerap emisi karbon hingga 25,18 miliar ton setara karbondioksida per tahun. Hutan tropis Indonesia memiliki potensi besar untuk perdagangan karbon, karena dapat menyerap karbon dari atmosfer dan menyimpannya dalam biomassa dan tanah.
Hutan Mangrove
Mangrove adalah ekosistem pesisir yang memiliki potensi besar untuk menjaring karbon biru. Menurut, lahan mangrove dapat menyimpan karbon tiga hingga empat kali lebih banyak dibandingkan dengan hutan tropis. Luas hutan bakau di Indonesia mencapai 3,31 juta hektare yang mampu menyerap emisi karbon sebesar 33 miliar karbon dioksida (CO2) atau setara dengan 11 juta mobil yang beroperasi selama satu tahun. Oleh karena itu, hutan mangrove memiliki potensi besar untuk perdagangan karbon. Potensi ini membuat ekosistem pesisir, termasuk hutan mangrove, menjadi fokus dalam pengelolaan karbon di Indonesia
Lahan Gambut
Lahan gambut adalah lahan basah yang memiliki potensi besar untuk menjaga keseimbangan karbon di atmosfer. Ekosistem pesisir di Indonesia terutama mangrove, padang lamun, dan kawasan rawa payau memiliki potensi karbon alami yang kapasitasnya melebihi hutan tropis. Lahan gambut Indonesia memiliki potensi besar untuk perdagangan karbon, karena dapat menyerap karbon dari atmosfer dan menyimpannya dalam tanah gambut.
Dalam rangka memanfaatkan potensi ekonomi karbon Indonesia, pemerintah Indonesia telah mengembangkan strategi pengelolaan karbon biru di Indonesia. Selain itu, Indonesia juga bersiap untuk masuk ke pasar karbon. Dengan memanfaatkan potensi ekonomi karbon Indonesia, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian Indonesia dan sekaligus menjaga keseimbangan karbon di atmosfer.
Baca Juga:
- Ini Dia, 6 Jenis Makanan dengan Jejak Karbon Tertinggi di Dunia!
- Pohon Penyerap Karbon Terbesar: Potensi Mengatasi Perubahan Iklim
Tantangan dan Peluang
Dalam praktiknya, perdagangan karbon di Indonesia melibatkan hubungan bisnis antara investor dan pelaksanaan pembangunan infrastruktur dalam negeri. Hal ini didorong oleh ratifikasi Paris Agreement dalam Undang-Undang No. 16 Tahun 2016 sebagai komitmen Indonesia dalam memenuhi target NDC, serta diterbitkannya Peraturan Presiden No. 98 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon.
Meskipun potensi ekonomi karbon Indonesia sangat besar, ada tantangan yang harus diatasi. Perlindungan hutan dan lahan gambut dari deforestasi dan degradasi adalah salah satu tantangan utama. Dukungan dari pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat penting untuk mencapai tujuan ini.
Namun, dengan dukungan yang tepat dan dengan makin tahu Indonesia, potensi ekonomi karbon Indonesia dapat menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan sambil mendukung upaya global dalam melawan perubahan iklim. Selain itu, ini juga memberikan peluang bagi negara untuk berperan aktif dalam pasar karbon global dan menjadikan alam sebagai aset berharga yang harus dilestarikan.
#zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes
Editor: Nur Wasilatus Sholeha
Referensi:
[2] Jejak Karbon dalam Kehidupan
[3]Potensi Ekonomi Karbon Indonesia Capai Rp8.000 Triliun, Ini Rinciannya