
- Dewasa ini sempat terjadi banjir besar yang menimpa beberapa daerah di kawasan jabodetabek dan termasuk banjir terparah yang pernah terjadi.
- Permasalahan banjir masih sering terjadi karena berbagai macam faktor, mulai dari kurangnya pengelolaan tata ruang, minimnya kesadaran masyarakat, hingga sistem drainase yang tidak efektif dalam menyerap air hujan
- Jika kita melihat negara-negara lain yang telah berhasil mengantisipasi dan menanggulangi bencana banjir, ternyata banyak sekali hal yang bisa dilakukan agar Indonesia dapat terlepas dari permasalahan banjir.
Pada 4 Maret 2025, Bekasi dilanda banjir parah. Menurut data dari jabarprov.go.id, lebih dari 52 ribu jiwa terdampak, dengan ketinggian air bervariasi antara 50 hingga 350 sentimeter. Selain itu, sejumlah fasilitas publik juga turut terendam. Peristiwa ini menunjukkan bahwa pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah besar dalam menanggulangi banjir di Indonesia.
Sebenarnya, ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperkuat strategi mitigasi banjir, seperti membangun infrastruktur anti-banjir, mengedukasi masyarakat tentang cara pencegahan banjir, serta merancang tata ruang yang baik agar dampak banjir dapat diminimalkan secara signifikan.
Beberapa metode di atas telah berhasil diterapkan di berbagai negara yang juga sering mengalami banjir. Misalnya, Belanda, yang ibu kotanya memiliki permasalahan serupa dengan Jakarta, yaitu tanah yang berada di bawah permukaan laut.
Kondisi ini tentu menjadi ancaman besar, karena meningkatkan risiko banjir. Namun, Belanda berhasil menanggulanginya dengan sangat efektif. Bagaimana mereka melakukannya?
Lalu, apa saja metode dan strategi yang mereka terapkan? Negara mana saja yang berhasil mengatasi dan bahkan mengurangi kejadian banjir secara signifikan? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Baca Juga
- Solusi Plastik, Bakteri Air Limbah Jadi Pahlawan Limbah Plastik
- Zero Waste: Solusi Efektif Kurangi Sampah
1. Delta Works, Belanda

Siapa sangka, negara yang pernah menjajah Indonesia selama tiga setengah abad ini memiliki permasalahan yang sama terkait banjir? Bahkan, sebagian besar wilayah Belanda berada di bawah permukaan laut, sehingga memiliki risiko tinggi terkena banjir saat air laut pasang.
Negara yang dijuluki “Negeri Tulip” ini merupakan langganan banjir tahunan karena letak geografisnya yang berada di dataran delta. Wilayahnya diapit oleh berbagai sungai besar seperti Rhine, Meuse, dan Scheldt, yang semakin meningkatkan risiko banjir.
Belanda mulai mengatasi banjir secara sistematis sejak abad ke-15 dengan menciptakan kincir angin polder, yang berfungsi memompa air keluar dari dataran rendah dan mengalirkannya ke sungai. Inovasi ini menjadi salah satu alasan Belanda dikenal sebagai “Negeri Kincir Angin.”
Seiring waktu, masyarakat dan pemerintah Belanda terus melakukan inovasi dalam sistem pengendalian banjir. Upaya ini semakin ditingkatkan setelah bencana banjir besar pada tahun 1953, yang disebabkan oleh luapan air laut. Hingga kini, peristiwa tersebut masih tercatat sebagai bencana banjir terbesar dalam sejarah Belanda.
Sebagai solusi, pemerintah Belanda menciptakan sistem pengendalian banjir raksasa bernama Delta Works, yang terdiri dari sembilan bendungan dan empat penghalang badai. Sistem ini berfungsi menutup muara sungai dan mengurangi garis pantai Belanda hingga 700 kilometer, sehingga mampu melindungi negara dari ancaman banjir.
2. G-Cans, Jepang
Selain Belanda, Jepang juga termasuk negara yang rentan terhadap banjir, terutama di Tokyo, yang terletak di kawasan dataran rendah. Kota ini sering mengalami banjir saat musim hujan atau badai.
Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah Jepang membangun sistem drainase canggih bernama Metropolitan Area Outer Underground Discharge Channel (MAOUDC), yang lebih dikenal sebagai G-Cans.
Sistem drainase G-Cans ini dibangun di bawah tanah dengan panjang 6,3 kilometer dan terdiri dari 59 pilar raksasa. Fungsinya adalah melindungi kawasan Tokyo Utara dari banjir dengan cara menyedot luapan air dari sungai-sungai kecil di sekitarnya, lalu mengalirkannya ke Sungai Edo.
Untuk menyerap dan mengalirkan air secara efektif, G-Cans dilengkapi dengan 78 pompa air berkekuatan 10 MW, yang mampu menyalurkan hingga 200 ton air per detik. Berkat sistem ini, ibu kota Jepang menjadi lebih terlindungi dari bencana banjir.
Menariknya, sistem drainase ini hanya diaktifkan saat curah hujan meningkat, sehingga tidak beroperasi sepanjang waktu. Bahkan, wisatawan dapat mengunjungi fasilitas bawah tanah ini tanpa dipungut biaya. Menarik, bukan?
3. SMART, Malaysia
Negeri Jiran, Malaysia, juga memiliki fasilitas penanggulangan banjir canggih bernama Stormwater Management and Road Tunnel (SMART).
SMART adalah terowongan multifungsi yang dirancang untuk dua tujuan utama. Pertama, sebagai sistem drainase yang berfungsi mengendalikan luapan air sungai di sekitar Kuala Lumpur. Kedua, sebagai jalan tol bawah tanah yang dapat digunakan saat curah hujan rendah.
Selain efektif dalam mengurangi risiko banjir, terowongan SMART juga membantu mengurangi kemacetan di ibu kota Malaysia.
4. MOSE, Italia

Italia juga pernah mengalami masalah banjir, khususnya di Kota Venesia, yang dikenal sebagai “kota air” karena lokasinya di 118 pulau kecil yang dihubungkan oleh 150 kanal. Kanal-kanal ini menjadi jalur transportasi utama bagi masyarakat setempat.
Keindahan arsitektur serta warisan budayanya membuat Venesia sering dinobatkan sebagai salah satu kota terindah di dunia. Namun, kenaikan permukaan air laut semakin mengancam kota ini, membuatnya rawan banjir.
Pada tahun 1966, Venesia mengalami banjir besar yang merusak arsitektur bangunannya, memicu perdebatan serius tentang solusi efektif untuk menanggulangi banjir tanpa menghilangkan karakter budaya kota ini.
Sebagai upaya perlindungan, pemerintah Italia meluncurkan proyek Modulo Sperimentale Elettromeccanico (MOSE). Proyek ini mencakup pembangunan sistem penghalang raksasa yang berfungsi menahan air laut agar tidak meluap ke kota saat air pasang.
Meskipun proyek MOSE terbukti efektif dalam jangka pendek, peningkatan permukaan air laut tetap menjadi tantangan besar di masa depan. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran global untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Jika tidak, kota yang ikonik ini berisiko tenggelam di masa mendatang.
Baca Juga
- Tumpukan Sampah Memicu Terjadinya Ledakan, Bagaimana Bisa?
- Apakah Banjir Bekasi hanya karena Hujan Lebat?
5. Thames Barrier, Inggris

Inggris juga memiliki infrastruktur penanggulangan banjir bernama Thames Flood Barrier, yang merupakan penghalang banjir bergerak terbesar di dunia.
Penghalang ini membentang 520 meter di atas Sungai Thames, melindungi sekitar 125 kilometer persegi wilayah pusat Kota London dari ancaman banjir.
Thames Flood Barrier dioperasikan ketika terjadi peningkatan curah hujan, dengan cara menaikkan gerbang pembatas setinggi gedung lima lantai. Setelah air surut, gerbang ini akan diturunkan kembali agar air dapat mengalir menuju Laut Utara.
Selain itu, Thames Flood Barrier dilengkapi dengan sensor pendeteksi badai otomatis. Jika sensor mendeteksi air pasang, gerbang pembatas akan tertutup secara otomatis untuk mencegah banjir.
Itulah tadi lima contoh penanggulangan banjir yang telah diterapkan di berbagai negara. Indonesia, yang masih berjuang menghadapi banjir skala besar, seperti yang terjadi di Jabodetabek baru-baru ini, tentu bisa belajar dari negara-negara tersebut agar bencana ini dapat dicegah dengan lebih efektif.
#ZonaEBT #Sebarterbarukan #EBTHeroes
Editor : Alfidah Dara Mukti
Referensi
- https://www.gov.uk/guidance/the-thames-barrier#how-the-thames-barrier-works
- https://www.ice.org.uk/what-is-civil-engineering/infrastructure-projects/thames-barrier
- https://www.indonesiana.id/read/177561/kota-terapung-venice-yang-terancam-tenggelam
- https://www.tempo.co/hiburan/mengenal-venesia-kota-dengan-ratusan-kanal-di-italia-14010
- https://kumparan.com/berita_viral/mengintip-kerennya-sistem-drainase-g-can-cara-cerdas-jepang-cegah-banjir-1xfBWvWJcer/full
- https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/30/090500365/melihat-cara-belanda-mengatasi-banjir-?page=all
- https://inet.detik.com/science/d-6334853/10-teknologi-pencegah-banjir-di-dunia-indonesia-juga-punya
- https://www.tempo.co/sains/teknologi-pencegah-banjir-di-berbagai-negara-mana-yang-paling-canggih–1215643
- https://www.idntimes.com/science/discovery/febi-wahyudi/cara-negara-maju-atasi-banjir-c1c2?page=all
- https://www.its.ac.id/news/2016/10/19/ini-strategi-penanggulangan-banjir-ala-belanda/
- https://www.tempo.co/sains/5-fakta-delta-works-tanggul-raksasa-pencegah-banjir-di-belanda-1166565
1 Comment