Trilemma Energi: Pemersatu Lingkungan dan Transisi Energi

Trilemma Energi Yang Menyatukan Lingkungan dan Transisi Energi
Ilustrasi Trilemma Energi. Sumber: norden.org
  • Dediselisasi dilakukan untuk mensukseskan transisi serta bukti progres riset bioenergi belum menjanjikan.
  • Sistem ekonomi yang kapitalistik merambah ke produk-produk berimbas pada konsumsi energi yang masif dan merusak.
  • Sektor dalam transisi energi terhalang pada birokrasi dan kebuntuan lintas sektor yang memiliki perbedaan fokus dan ego sektoral.

Pertumbuhan konsumsi energi global pada 2022 sebesar 2,1%, lebih tinggi daripada rata-rata pertumbuhan pada 2010 – 2019 yakni sebesar 1,4%. Interdependensi energi dalam ekonomi dunia sangat tinggi sehingga masalah energi suatu negara dapat berefek pada ekonomi dunia. Sistem energi global masih berasal dari bahan bakar fosil, maka risiko kenaikan suhu global akan menjadi kenyataan.

Akhir Hayat Pembangkit Listrik Tenaga Diesel

Pembangkit listrik tenaga diesel saat ini telah memasuki fase pemberhentian secara bertahap (dedieselisasi). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah melakukan langkah dedieselisasi ini dengan tiga skema, pertama konversi PLTD ke PLT EBT. Kedua, perluasan jaringan dan ketiga digunakan sebagai sistem cadangan (black-start) saat terjadi pemadaman.

PLTD masih digunakan diwilayah yang tidak dapat dijangkau oleh infrastruktur listrik. Langkah lain untuk mencapai rendah karbon pada PLTD adalah dengan penggunaan biomassa. Meski ada beberapa masalah lain terkait dengan pasokan serta adanya alternatif pembangkit listrik lain yang lebih ramah lingkungan pada wilayah terluar.

Baca Juga



Jika lokasi tersebut tersinari matahari atau potensi angin yang baik, PLTD digunakan hanya sebagai penopang saat pembangkit EBT mengalami kendala. PLTD lebih ramah dengan menggunakan bioenergi tetapi bahan bakar ini masih belum mengurangi emisi dengan efisien.

Perlu diketahui meski riset mengenai bioenergi telah lama dilakukan, akan tetapi implementasinya masih pada batas B40. Untuk mencapai target B100 masih membutuhkan waktu yang lama, baik pada proses risetnya hingga pada cadangan dan produksi.

Sebenarnya PLTD yang menggunakan bioenergi memiliki peluang yang sangat besar untuk menurunkan emisi dengan cepat. Khusunya di daerah terpencil bahkan juga dapat mensukseskan program elektrifikasi. Kembali lagi dapat dilihat keputusan pemerintah dalam melakukan dediselisasi bukan tanpa perhitungan. Melihat bagaimana progres bioenergi yang belum mampu untuk menggantikan fosil, sehingga PLTD harus dihentikan dan digantikan EBT.

Pidato dan pernyataan pers oleh Retno Marsudi
Gambar pidato dan pernyataan pers tahunan menlu retno marsudi. Sumber: Antara

Kepentingan Energi Seluruh Negara

Energi yang dibutuhkan untuk dapat memutar aktivitas di bumi sangatlah besar dan peningkatan yang terus menerus dapat berpotensi menciptakan bencana. Meskipun peningkatan tersebut dalam perspektif ekonomi memang terlihat sangat menjanjikan dan menguntungkan. Namun ini juga berkorelasi pada pengurangan alat dan bahan produksi, yang merupakan pengetahuan umum.

Begitupula dalam menggambarkan bagaimana kenaikan konsumsi energi sendiri bisa menimbulkan dampak yang signifikan. Melihat sistem energi dunia berasal dari bahan baku yang merusak lingkungan dan terus berlanjut. Bahkan saat ini konsumsi energi sudah pada tahap yang sanggat menggila.

Kita dapat melihat semua perangkat yang ada sudah terhubung dengan energi. Apakah ini sebuah hasil dari inovasi? Inovasi memang menunjukan peradaban yang semakin maju namun saat ini inovasi konsumsi energi tidak seimbang dengan inovasi efisiensinya.

Kita muai tenggelam dalam inovasi, ambil contoh earbuds, kipas elektronik, vacuum cleaner semua telah bertransformasi ditenagai baterai. Upaya yang sangat wajar dalam inovasi dan kepraktisan, namun dalam perspektif waktu pemakaian akan sangat merusak. Masa pakai baterai yang tidak lama, padahal nilai sebuah produk tersebut berada pada kegunaan.

Baca Juga



Saat baterai rusak perspektif orang akan menganggap produk tersebut juga secara keseluruhan rusak dan tak berguna. Apakah fenomena ini normal? Tentu tidak, fenomena ini adalah sebuah kesalahan berfikir. Namun bukan tanpa sebab, produsen memang mengunakan skema ini untuk kepentingan meraup kapitalisasi yang lebih besar.

Semua produk yang diproduksi secara masal memiliki nilai jual yang rendah dan masa pakai yang singkat. Kerusakan pada komponen elektronik akan lebih efisien jika membeli baru daripada harus melakukan reparasi. Meski terlihat sebagai kesalahan dan teknik produsen untuk mendapatkan kapitalisasi pasar. Ini juga harus dilihat sebagai kesalahan pasar, dimana kita mampu dimanipulasi.

Kebijaksanaan untuk menggunakan perangkat dan tidak menjadi latah teknologi merupakan hal yang semestinya dilakukan. Menggunakan perangkat berkabel, memanfaatkan perangkat elektronik dengan bijak serta menghabiskan nilainya hingga pada level maksimal sebelum berganti baru, bukanlah sebuah sifat pelit. Melainkan adalah sebuah konsep keberlanjutan yang didasari pada upaya adaptasi di era industri yang merusak.

Kilang minyak
Gambar kilang minyak. Sumber: medcom.id

Lantas, Apa Itu Trilemma Energi?

Untuk melakukan pengelolaan energi tersebut maka perlu memiliki faktor penting yaitu trilemma energi. Ini terdiri dari tiga faktor yakni kesetaraan, ketahanan energi, dan keberlanjutan lingkungan. Semua negara bertumpu dan menggunakannya sebagai kerangka kerja pengelolaan energinya, salah satunya adalah Indonesia. Karena krisis global yang kian menjadi mengkhawatirkan, maka dari itu perlu pendekatan yang baik dan seimbang dalam melaksanakan trilemma energi.

Namun perspektif Indonesia dalam melihat trilemma energi ini sedikit berbeda dalam implementasinya. Energi nasional dan upaya transisi dilakukan oleh Kementerian ESDM sedangkan pada aspek lingkungan ada di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan.

Fokus utama dalam aspek energi adalah untuk menjaga ketahanan energi nasional. Upaya ini dilakukan dengan tetap menaikan bauran energi dan menjaga keadilan energi. Meskipun aspek lingkungan juga penting, namun tercapainya ketahanan energi dilihat sebagai kunci untuk dapat mencapai poin kesetaraan dengan energi yang berkeadilan.

Dua poin yang dimiliki Kementerian ESDM dalam upaya melakukan transisi adalah ketahanan energi dan kesetaraan atau keadilan. Sedangkan dalam poin selanjutnya yaitu lingkungan ada di Kementerian lain. Padahal upaya melakukan transisi harus sejalan dengan trilemma energi yang perlu mengaplikasikan ketiga poin secara bersama.

Mungkin negara ini tersandung oleh birokrasinya sendiri dalam melakukan aksi nasional. Kondisi ini sangatlah umum bagi negara berkembang dan negara hukum. Kita sering mendengar ucapan penguasa dalam memerangi ketidakefisienan dalam birokrasi negara. Namun melihat kondisi di lapangan sepertinya revolusi itu masih butuh waktu lagi.

Negara ini tidak bisa dibangun dengan jentikan jari atau dalam kurun waktu 3 periode. Upaya perubahan sebenarnya bisa dilakukan jika mental politik dan birokrasinya sudah matang. Itulah kemudian muncul konsep trias politika, sebuah upaya pemisahan yang membuat “check and balance”. Bukan kemudian dimaknai sebagai sebuah kolaborasi dan berujung memperumit birokrasi dan politisasi kepentingan golongan. 

#zonaebt #ebtheroes #sebarterbrukan

Editor: Tri Indah Lestari

Referensi

Warih Anak Aji Samodro. (2024). Komitmen Indonesia Dalam Implementasi Kesepakatan The Conference Of The Parties (COP) 27 Pada Sektor Ketenagalistrikan

Enerdata. (2023). World Energy Consumption Statistics | Enerdata. World Energy Statistics. https://yearbook.enerdata.net/total-energy/world-consumption-statistics.html

Welsby, D. (2021). Unextractable fossil fuels in a 1.5 °C world. Nature 597, 230–234. https://doi.org/10.1038/s41586-021-03821-8

Ditjen EBTKE. (2023). Potensi Biomassa Menjanjikan, Indonesia Prediksi Hasilkan Listrik Setara 56,97 GW. https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/potensi-biomassa-menjanjikan-indonesia-prediksi-hasilkan-listrik-setara-5697-gw

KESDM. (2024). Pemerintah Tegaskan Komitmen Penerapan Trilema Energi Secara Seimbang. Kementerian ESDM. https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/-pemerintah-tegaskan-komitmen-penerapan-trilema-energi-secara-seimbang

Liu, H., Khan, I. (2022). Roles of trilemma in the world energy sector and transition towards sustainable energy: A study of economic growth and the environment. Energy Policy, 170, 113238. https://doi.org/10.1016/j.enpol.2022.113238

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *