- Nuklir menjadi sumber energi paling bersih yang telah ditemukan manusia
- Alasan kenapa nuklir ramah lingungan adalah bahan bakar yang digunakannya, Uranium, menghasilkan energi yang setara dengan jutaan kali energi fosil.
- Alasan kedua adalah nuklir tidak menimbulkan limbah emisi karbon ke udara yang signifikan.
Selama ini, manusia telah menemukan berbagai sumber energi utama yang banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun, tidak semua sumber energi tersebut aman dan ramah lingkungan. Contohnya adalah energi fosil yang masih dominan digunakan di berbagai belahan dunia, dapat menimbulkan dampak lingkungan yang serius.
Seiring waktu, penggunaan energi fosil dan sejenisnya mulai berkurang. Negara – negara di dunia sepakat untuk terus mendorong, serta mengembangkan energi hijau atau biasa dikenal sebagai energi berkelanjutan.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Zona EBT, energi nuklir tercatat sebagai sumber energi yang paling ramah lingkungan, diikuti oleh energi angin dan air. Saat ini, energi nuklir masih terus dikembangkan, dengan riset mendalam untuk meningkatkan kinerja dan keramah-lingkunganannya.
Penilaian ini didasarkan pada jumlah emisi yang dihasilkan selama proses produksi energi. Perlu diketahui, perhitungan emisi ini tidak hanya melibatkan pembakaran bahan bakar, tetapi juga mencakup aktivitas penambangan, transportasi dan pemeliharaan pembangkit listrik. Di mana semuanya menyumbang sejumlah besar emisi ke udara.
Batu bara, minyak dan gas menyumbang sekitar 40% emisi karbon global, jauh lebih buruk dibandingkan dengan nuklir serta energi terbarukan lainnya. Namun, pada kenyataannya bauran listrik global masih didominasi oleh bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan gas.
Untuk menghentikan perubahan iklim, kita memiliki peluang besar, dengan beralih dari bahan bakar fosil ke nuklir dan energi terbarukan. Langkah ini tidak hanya akan mengurangi kematian akibat kecelakaan dan polusi udara. Transisi ini tidak hanya akan melindungi generasi mendatang, tetapi juga akan memberikan manfaat kesehatan yang besar bagi generasi saat ini.
Alasan Nuklir Ramah Lingkungan
Sobat EBT Heroes, ada alasan mengapa energi nuklir menjadi energi yang memiliki emisi paling sedikit. Energi nuklir terkadang digadang-gadang menjadi teknologi energi bersih, karena menghasilkan hampir nol emisi karbon dioksida atau gas rumah kaca lainnya. Selain itu, energi nuklir juga menghindari produksi polutan udara yang sering dikaitkan dengan pembakaran bahan bakar fosil untuk energi. Dua alasan tersebut menjadi penyebab mengapa energi nuklir diklaim menjadi energi paling bersih.
Sebelum itu, Sobat EBT Heroes perlu mengetahui bagaimana cara kerja dari nuklir. Secara sederhana, reaktor nuklir adalah tempat terjadinya reaksi nuklir yang menghasilkan panas besar. Panas ini digunakan untuk mendidihkan air menjadi uap, kemudian memutar turbin generator. Keunggulan dari nuklir yaitu, tidak menghasilkan limbah besar yang dibuang ke udara secara masif.
Alasan lain mengapa energi nuklir dianggap ramah lingkungan, karena bahan bakar yang digunakan selama proses produksi energi. Nuklir hanya membutuhkan uranium sebagai bahan utama reaksi. Uranium ini, diperkirakan setara dengan 2,7 juta kali energi yang dihasilkan dari batu bara. Meskipun uranium termasuk bahan tambang yang tidak terbarukan, energi yang dihasilkannya dapat menggantikan penggunaan energi fosil yang lebih boros dan tidak efisien.
Manfaat Positif Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
1. Menghasilkan Emisi Karbon Paling Minimal
Pembangkit tenaga nuklir, menghasilkan tenaga melalui fisi nuklir, yaitu proses pemisahan atom uranium untuk menghasilkan energi. Panas yang dilepaskan oleh fisi, digunakan untuk menghasilkan uap yang memutar turbin untuk menghasilkan listrik tanpa produk sampingan berbahaya yang dipancarkan oleh bahan bakar fosil. Menurut Institut Energi Nuklir (NEI), Amerika Serikat berhasil mengurangi lebih dari 471 juta metrik ton emisi karbon dioksida pada tahun 2020.
2. Membutuhkan Lebih Sedikit Ruang
Dengan kebutuhan lahan yang lebih sedikit dibanding energi terbarukan lain, nuklir mampu menghasilkan lebih banyak. Fasilitas nuklir berkapasitas 1.000 megawatt di Amerika Serikat, hanya membutuhkan lahan seluas lebih dari 1.600 meter persegi. PLTS membutuhkan lahan seluas 360 kali lebih luas untuk menghasilkan listrik dalam jumlah yang sama, sementara pembangkit listrik tenaga surya membutuhkan lahan seluas 75 kali lebih luas.
3. Limbah Nuklir Relatif Sedikit
Jumlah bahan bakar nuklir yang digunakan relatif sedikit, berdampak pada jumlah limbah yang dihasilkan menjadi tidak terlalu besar. Sebagai gambaran, limbah nuklir yang dihasilkan oleh industri energi nuklir AS selama 60 tahun terakhir, dapat dimuat di lapangan sepak bola pada kedalaman kurang dari 10 meter. Limbah nuklir sebenarnya juga dapat diproses ulang dan didaur ulang kembali. Beberapa desain reaktor canggih sedang dikembangkan agar dapat beroperasi dengan bahan bakar bekas.
Baca Juga
- Transisi Energi PT Adaro: Komitmen Hijau atau Strategi Bisnis?
- Indonesia’s New President Has A Military Background, Will Nuclear Become Energy?
Penanganan Limbah Nuklir
Meski diklaim sebagai sumber energi yang paling aman dan bersih, nuklir masih menghadapi tantangan lingkungan. terutama dalam pengelolaan limbah yang dihasilkan reaktor. Belum ada metode yang sepenuhnya aman dan permanen, untuk membuang limbah nuklir yang memiliki residu bahan bakar hasil reaksi yang sudah tidak digunakan.
Sebelum dilepas ke alam, operator reaktor harus mengelola panas dan radioaktivitas yang tersisa dalam limbah tersebut. Pengolahan ini, bertujuan untuk meminimalkan kadar radioaktif dalam limbah sebelum dibuang. Umumnya, pabrik merancang kolam penampungan sementara untuk limbah nuklir, sebelum akhirnya dilepas ke alam.
Kolam-kolam ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara di lokasi, di mana limbah didiamkan selama beberapa tahun hingga mendingin. Setelah itu, limbah tersebut akan dikirim untuk diproses ulang atau dipisahkan. Beberapa limbah nuklir diproses ulang, sementara yang lainnya dibuang ke alam dengan kriteria tertentu.
Baca juga:
- Evolusi Teknologi Reaktor Nuklir, Perjalanan dari Masa ke Masa
- Nuclear Energy In Archipelagic And Ring Of Fire Nation
- Nuklir: Energi Bersih atau Risiko Lingkungan?
Limbah air reaktor termasuk dalam kategori limbah nuklir tingkat menengah hingga tinggi. Beberapa negara yang mengoperasikan pembangkit tenaga nuklir, juga memproses ulang bahan bakar bekas yang dinilai menghasilkan limbah tambahan tingkat tinggi. Ketika dinyatakan sebagai limbah, semua limbah nuklir ini memiliki risiko radiasi tinggi dan memerlukan isolasi biosfer yang sangat tinggi untuk jangka waktu yang lama. Pada akhirnya, limbah radioaktif secara alami dapat meluruh setelah waktu yang cukup lama dan setelah meluruh, limbah tersebut tidak lagi berbahaya.
Sebagai contoh, pada tahun 2023 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) milik Tokyo Electric Power Company (Tepco) di Fukushima, melepaskan limbah nuklir sebanyak 1,3 juta metrik ton ke laut Fukushima. Tindakan ini menuai protes internasional, karena dianggap tidak peduli terhadap lingkungan. Namun, secara teoritis limbah tersebut tidak berbahaya, karena telah diproses hingga kadar radioaktifnya mencapai tingkat aman sesuai standar yang diizinkan.
zonaebt #EBTHeroes #Sebarterbarukan
Editor : Alfidah Dara Mukti
Referensi :
[1] What is Spent Nuclear Fuel?
[2] What is nuclear energy (and why is it considered a clean energy)?
1 Comment