Memahami Dampak Krusial Perubahan Iklim Pada Kesehatan

Ilustrasi sel tubuh. Sumber: pixabay
  • Terganggunya tingkat kesehatan manusia akibat gelombang panas
  • Kualitas udara tercemar yang semakin memburuk
  • Perubahan iklim berpengaruh besar terhadap sumber pangan manusia

Perubahan iklim memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan perkotaan maupun pedesaan dari berbagai aspek, salah satunya dari segi kesehatan. Melalui berbagai mekanisme, perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca yang disebabkan terutama oleh aktivitas manusia ini mempengaruhi kesehatan bahkan kehidupan seluruh makhluk hidup di dunia yang akan terancam jika tidak diatasi dengan cepat. Salah satu contohnya dapat terlihat saat Nigeria dilanda oleh banjir dahsyat pada tahun 2022, fenomena ini sebagian besar disebabkan oleh perubahan iklim, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Nigeria (Nigeria Centre for Disease Control and Prevention/NCDC) mengonfirmasi lebih dari 2.000 kasus terdampak kolera di 31 negara bagian dan data korban jiwa sebanyak tidak kurang dari 600 kasus.

Dilansir dari laman This Today Live, ada banyak cara langsung dan tidak langsung dimana perubahan iklim berdampak pada kesehatan manusia. Naiknya permukaan laut, suhu yang lebih tinggi, dan bencana alam yang sering terjadi semuanya memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan manusia dalam penyebaran penyakit. Pemanasan global menyebabkan permukaan laut naik selama musim hujan. Saat banjir terjadi, kerentanan masyarakat terhadap berbagai macam penyakit yang muncul saat itu seperti malaria, tipus, kolera, dan radang paru-paru pu meningkat. Perubahan pola suhu dan curah hujan juga dapat menyebarkan vektor penyakit termasuk penyakit demam berdarah, malaria, dan diare secara lebih luas dan mematikan. Penularan penyakit ini dipengaruhi oleh perubahan temporal dan spasial suhu, curah hujan, dan kelembaban yang diantisipasi terjadi di bawah berbagai skenario perubahan iklim.

Angka kematian yang meningkat semakin mengkhawatirkan

Ilustrasi tangan orang lanjut usia. Sumber: pixabay

Suhu yang tinggi serta gelombang panas dapat menyebabkan kelelahan tentunya, tidak heran jika masyarakat sekitar mengalami heat stroke dengan gejala meliputi dehidrasi, kram panas, pusing, mual, dan pada kasus yang parah ialah kegagalan organ bahkan kematian. Hal ini sangatlah beresiko terutama untuk orang lansia, anak-anak, wanita hamil, orang dengan kondisi kesehatan kronis, mereka yang tinggal di perumahan di bawah standar, dan individu dengan mobilitas terbatas atau sistem dukungan sosial. Kematian dapat terjadi langsung dari serangan panas atau eksaserbasi kondisi kesehatan yang mendasarinya. Penelitian juga menunjukkan bahwa peningkatan suhu dapat membantu virus menjadi lebih tahan terhadap panas, yang mengakibatkan peningkatan kronisnya penyakit karena patogen menjadi lebih mampu beradaptasi dengan demam dalam tubuh manusia. 


Mitigasi dampak heat stroke maupun heatwave alhasil dari cuaca panas ekstrim memerlukan kombinasi tindakan adaptasi jangka pendek dan upaya mitigasi perubahan iklim jangka panjang, contohnya menerapkan sistem peringatan dini gelombang panas yang efektif untuk membantu mengingatkan masyarakat terhadap risiko yang terkait dengan suhu tinggi. Sistem ini mengandalkan data meteorologi dan memberikan informasi tepat waktu, sehingga memungkinkan individu untuk mengambil tindakan pencegahan dan intervensi yang diperlukan untuk melindungi diri dari penyakit yang berhubungan dengan panas. Lalu, menerapkan dan menegakkan kode dan standar bangunan tahan panas yang memenuhi persyaratan untuk insulasi yang lebih baik, ventilasi alami, dan penggunaan bahan reflektif dan tahan panas di gedung.

Baca Juga



Kualitas udara menurun, penyakit pernapasan meningkat

Ilustrasi masyarakat menggunakan masker di tempat umum. Sumber: pixabay

Pada abad terakhir, udara semakin terkontaminasi akibat pertumbuhan ekonomi dan industri yang menyebabkan kualitas udara menjadi masalah utama di banyak negara industri, dan menjadi masalah yang dialami di seluruh dunia. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca, terutama karbon diokisa (CO2) di atmosfer bumi telah meningkatkan suhu planet secara substansial sehingga menyebabkan gelombang panas yang lebih parah dan berkepanjangan. Knalpot kendaraan dan ozon di permukaan adalah jenis polutan berbahaya pada polusi udara. Ozon adalah oksidan kuat yang telah dikaitkan dengan kerusakan struktural jalan napas dan jaringan paru-paru yang persisten, serta berkontribusi terhadap gejala asma yang lebih parah dan peningkatan rawat inap dan kematian pada penyakit pernapasan.

Upaya untuk mengatasi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan pernapasan meliputi pengurangan emisi gas rumah kaca untuk memitigasi perubahan iklim itu sendiri. Selain itu, peningkatan standar kualitas udara, penerapan opsi transportasi berkelanjutan, mempromosikan sumber energi bersih, dan menerapkan strategi pengelolaan hutan yang efektif sangat penting dalam melindungi kesehatan pernapasan saat menghadapi perubahan iklim.

Baca Juga



Darurat pangan dan malnutrisi

Ilustrasi salah satu sumber pangan pokok manusia. Sumber: pixabay

Perubahan iklim mempengaruhi produktivitas pertanian, menyebabkan perubahan hasil panen, ketersediaan, dan kandungan gizi. Peristiwa cuaca ekstrem, termasuk kekeringan dan banjir, dapat merusak tanaman dan mengganggu sistem produksi pangan, menyebabkan kekurangan pangan, kenaikan harga, dan malnutrisi. Akses yang tidak memadai terhadap makanan bergizi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat populasi lebih rentan terhadap berbagai penyakit. Dari sisi agrikultur, pekerja pertanian menghadapi beberapa risiko kesehatan termasuk paparan panas dan cuaca ekstrem lainnya. Paparan pestisida yang semakin merajalela karena kehadiran hama yang meluas, hama pembawa penyakit seperti nyamuk dan kutu, dan penurunan kualitas udara pun juga mereka alami. Panas dan kelembaban juga dapat mempengaruhi kesehatan dan produktivitas hewan yang dipelihara untuk daging, susu, dan telur. Untuk menindak hal ini, dibutuhkan adanya metode pertanian “cerdas iklim” dimana petani dapat menggunakan peralatan canggih prakiraan iklim, mengurangi penggunaan pestisida, dan meningkatkan penyerbukan.

#zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes

Editor: Azahra Nabila

Referensi:

[1] Understanding the climate change impact on health

[2] Climate change can worsen 58% of human infectious diseases. This is why

[3] Climate Change and Air Pollution: Effects on Respiratory Allergy

[4] Climate Change Impacts on Agriculture and Food Supply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *