Keanekaragaman Hayati di Tengah Ancaman Perubahan Iklim

Ilustrasi rusa. Sumber: pixabay
  • Pentingnya melindungi keanekaragaman hayati dalam tantangan menghadapi perubahan iklim
  • Dampak perubahan iklim terhadap ekosistem dan spesies
  • Terancamnya keberlanjutan ekosistem dan keanekaragaman hayati di seluruh dunia akibat perubahan iklim

Keanekaragaman hayati atau juga sering disebut dengan biodiversitas adalah suatu keberagaman makhluk hidup yang didasarkan pada ciri-ciri yang dapat diketahuinya melalui suatu observasi/pengamatan, bisa meliputi jumlah atau frekuensi dari ekosistem, spesies, hingga gen di suatu tempat. Setiap spesies tentu memainkan perannya sendiri dalam untuk menyeimbangkan kehidupan ekosistemnya, itulah mengapa keanekaragaman hayati ini sendiri memiliki manfaat seperti penyediaan bahan bangunan (kayu, bambu, rotan), sebagai sumber mata pencaharian hidup dan ekonomi, bahan baku obat-obatan, sumber bahan pangan, tekstil, dan lainnya.

Mengetahui bahwa alam sedang dalam keadaan ‘krisis’ akibat cuaca ekstrim, terhitung satu juta spesies terancam punah dalam beberapa dekade. Perubahan suhu atau curah hujan juga dapat menyebabkan hilangnya habitat serta menguras jaring-jaring makanannya. Gentingnya keadaan keanekaragaman hayati ini tidak hanya menjadi masalah bagi lingkungan, tetapi memiliki konsekuensi yang serius terhadap kesejahteraan dan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan dan ketahanan sumber bahan pangan.

Apa penyebab utama turunnya keberadaan keanekaragaman hayati?

Ilustrasi beruang kutub. Sumber: pixabay

Faktor penggerak hilangnya keanekaragaman hayati tetaplah disebabkan oleh aktivitas manusia terutama dalam penggunaan lahan ataupun produksi pangan. Aktivitas manusia telah mengubah lebih dari 70 persen dari semua lahan bebas es. Ketika lahan dikonversi untuk pertanian, beberapa spesies hewan dan tumbuhan mungkin kehilangan habitatnya dan menghadapi kepunahan. Tak hanya itu, perubahan iklim justru menjadi peran utama turunnya keanekaragaman hayati. Perubahan iklim telah mengubah ekosistem laut, darat, dan air tawar di seluruh dunia, fenomena ini telah menyebabkan hilangnya spesies lokal, meningkatnya penyakit, dan mendorong kematian massal tumbuhan dan hewan (yang mendorong kepunahan pertama akibat perubahan iklim). Di daratan, munculnya suhu yang lebih tinggi telah memaksa hewan dan tumbuhan untuk berpindah ke tempat dengan garis lintang yang lebih tinggi  menuju kutub bumi. Resiko punahnya spesies semakin meningkat saat panasnya suhu lingkungan juga meningkat.

Baca Juga



Tindakan segera sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan ini

Ilustrasi zebra. Sumber: pixabay

Dilansir dari laman National Geographic, penelitian menunjukkan bahwa krisis iklim akan menjadi jauh lebih buruk apabila tidak ada pengurangan emisi. Berdasarkan skenario kenaikan emisi gas rumah kaca yang paling tinggi, pada tahun 2100, setidaknya 50% spesies dunia akan kehilangan habitat dengan kondisi iklim yang cocok. Saat suhu melonjak ke tingkat yang baru, para ilmuwan akan memiliki bukti, meski sangat terbatas, terkait kemampuan masing-masing spesies untuk bertahan hidup. Beberapa spesies yang memiliki siklus hidup pendek dapat beradaptasi terhadap kenaikan suhu tersebut. Namun, bagi spesies dengan siklus hidup yang lebih lama seperti sebagian besar burung dan mamalia mungkin hanya dapat menyesuaikan diri sebelum terjadi perubahan dalam beberapa generasi saja. Saat sudah terjadi kenaikan suhu, maka kemampuan spesies untuk berevolusi mungkin terbatas. Sementara di daerah pesisir maupun lautan, kenaikan suhu yang terjadi akan meningkatkan risiko hilangnya ekosistem laut dan pesisir seperti hampir setengah dari terumbu karang hidup dalam 150 tahun terakhir. Jika pemanasan suhu ini terjadi lebih lanjut, maka dikhawatirkan dapat menghancurkan hampir semua terumbu yang tersisa.

Mengetahui krisis keanekaragaman hayati ini tidak lepas dari perubahan iklim, dikhawatirkan beberapa spesies endemik yang tinggal di daratan maupun lautan ataupun pegunungan di Indonesia terancam dalam kondisi kritis akibat terus mengalami penurunan secara signifikan sampai saat ini. Indonesia bahkan menempati peringkat kedua daftar negara dengan ancaman kepunahan spesies satwa dan tanaman terbesar di dunia menurut International Union for Conservation of Nature (ICUN) dengan total 10.008 spesies Indonesia yang masuk dalam daftar merah, salah satunya orang utan yang mulai kehilangan habitatnya akibat deforestasi terutama disebabkan oleh pembukaan hutan untuk keperluan industri maupun perkebunan kelapa sawit. Kini, kita makin tahu Indonesia dalam perubahan iklim terhadap kelestarian keanekaragaman hayati.

Baca Juga



Apa saja hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penanganan perlindungan keanekaragaman hayati?

Ilustrasi burung pelikan. Sumber: pixabay

Saat iklim di bumi berubah, hal itu menimbulkan ancaman serius bagi ekosistem dan spesies di seluruh dunia. Melindungi spesies yang terancam punah sangat penting untuk melestarikan keanekaragaman hayati dan memastikan keberlanjutan ekosistem. Dalam menanggapi hal itu, ada pertimbangan utama dalam mitigasi perubahan iklim terkait pelestarian keanekaragaman hayati, seperti konservasi habitat sebagai upaya melindungi dan memulihkan habitat alami, dengan melindungi spesies yang terancam punah. Dampak perubahan iklim seperti kenaikan suhu, perubahan pola curah hujan, dan kenaikan permukaan laut tentu dapat mengganggu habitat dan membatasi sumber daya yang tersedia bagi spesies. Dengan melestarikan ekosistem yang utuh dan menciptakan kawasan lindung, kiranya perlindungan bagi spesies yang terancam punah dapat diberikan secara maksimal dan memungkinkan spesies tersebut untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi. Serta, perlu dipertimbangkan adanya pendekatan berbasis ekosistem yang mempertimbangkan interaksi antara spesies dengan habitatnya serta proses ekologisnya. Pendekatan ini seringkali melibatkan strategi seperti restorasi habitat, pengelolaan lahan berkelanjutan, dan pelestarian proses ekologis. Dengan menjaga keutuhan dan ketahanan ekosistem, dampak perubahan iklim terhadap spesies yang terancam punah dapat diminimalkan.

Mengatasi perubahan iklim dan melindungi spesies yang terancam punah perlu dilaksanakan secara beriringan. Dengan menerapkan langkah-langkah konservasi, mempromosikan praktik penggunaan lahan yang berkelanjutan, dan memasukkan pertimbangan perubahan iklim ke dalam strategi konservasi, kelestarian keanekaragaman hayati akan menjamin masa depan yang berkelanjutan bagi spesies yang terancam punah.

#zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes

Editor: Gabriel Angeline Farenita Kusuma Putri

Referensi:

[1] What is biodiversity and how are we protecting it?

[2] New report shows why fighting climate change and nature loss must be interlinked

[3] Biodiversity – our strongest natural defense against climate change

[4] Perubahan Iklim Sebabkan Hilangnya Keanekaragaman Hayati Secara Mendadak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *