Transformasi Sistem Pangan dalam Menghadapi Perubahan Iklim

Ilustrasi Petani Sedang Memanen. Sumber: pixabay.com
  • Krisis pangan merupakan dampak dari adanya perubahan iklim
  • Perubahan iklim mengakibatkan sejumlah pangan mengalami penurunan jumlah produksi
  • Salah satu solusi untuk mengatasi hal ini yaitu dengan menjaga dan melestarikan hutan

Perubahan iklim dapat memengaruhi segala jenis sektor. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang terkena dampak secara langsung dari fenomena perubahan iklim. Tentunya kita mengetahui bahwa pertanian cukup memegang peranan penting terlebih dalam negara agraris seperti Indonesia, pekerjaan penduduk umumnya masih bertumpu pada sektor tersebut. Jika ditelusuri, perubahan iklim dapat mempengaruhi hasil produksi, kualitas tanaman, waktu penanaman dan pola menanam. Sedangkan produksi hasil pertanian akan dipengaruhi oleh berbagai hal diantaranya yaitu perubahan iklim yang akan berdampak pada seberapa besar produktivitas pertanian.

Bagaimana Krisis Iklim Berpengaruh terhadap Sistem Pangan?

sistem pangan
Perubahan Iklim Mengakibatkan Gagal Panen. Sumber: pixabay.com

Perubahan iklim adalah kondisi ketika pola iklim dunia sering berubah-ubah sehingga cuaca sering tidak tentu. Variabel iklim merupakan salah satu hal yang mengakibatkan iklim dapat mengalami perubahan. Variabel iklim dapat berupa curah hujan, suhu yang terjadi dalam jangka waktu panjang yaitu sekitar 50-100 tahun dan terjadi secara terus menerus.

Berkaitan dengan dampak langsung dari perubahan iklim yang terjadi di lapangan adalah produksi pangan. Perubahan iklim dan produksi pangan memiliki hubungan yang erat. Beberapa dekade terakhir, banyak masyarakat khususnya para petani merasakan adanya kejadian alam berupa cuaca yang tidak dapat diprediksi dan sering tidak menentu. Cuaca yang tidak menentu mengakibatkan terganggunya tanaman dan juga hasil produksi.

Terganggunya hasil tanaman apabila dalam waktu yang panjang dapat mengakibatkan krisis pangan. Perubahan iklim juga memberikan dampak pada negara Afrika. Pada tahun 1961, hasil produksi pangan Afrika mengalami penurunan hingga sepertiga dari total produksi pangannya. Bukan hanya negara luar. Indonesia yang kaya akan sumber daya alam juga terkena dampak dari perubahan iklim global. 

Seperti di Garut dan Jambi, ratusan hektar tanaman dan padi mengalami kegagalan saat panen. Kegagalan panen tersebut dikarenakan kondisi iklim yang tidak stabil. Selain tanaman, produktivitas produk hewani seperti olahan dari laut juga mengalami penurunan. Berkurangnya produktivitas budidaya produk hewani diakibatkan oleh meningkatnya suhu dan oksidasi di permukaan laut. Apabila hal tersebut terus menerus dibiarkan, selain penurunan jumlah produksi tanaman kita akan mengalami krisis sumber protein.

Baca Juga



Kondisi Pangan Indonesia akibat Krisis Iklim

Kerusakan Tumbuhan Akibat Perubahan Lingkungan. Sumber: pixabay.com

Indonesia adalah negara agraris yang sistem perekonomian nasionalnya masih bertumpu pada sektor pertanian. Hal tersebut ditunjukan oleh para tenaga kerja yang bergerak dibidang pertanian memiliki jumlah yang sangat banyak. Perubahan iklim sangat mempengaruhi hasil produksi karena lingkungan merupakan salah satu hal yang terkena dampak langsung akibat adanya perubahan iklim.

Perubahan iklim dapat berdampak pada sistem pangan. Sistem pangan meliputi harga pangan, produktivitas, dan penyimpanan. Ketahanan pangan merupakan studi yang menarik untuk dibahas karena di Indonesia saat ini terjadi perubahan iklim yang signifikan.

Pengamat ekonomi Teresa Farianti mengatakan bahwa situasi ketahanan pangan Indonesia relatif baik, namun tetap perlu diwaspadai. Peringkat ketahanan pangan Indonesia memang berada di level menengah dibandingkan dengan negara lain. Dari segi indikator ketahanan pangan, indeks kita lebih lemah di dalam hal diversifikasi pangan. Selama ini pangan untuk ketahanan pangan masih terkonsentrasi pada satu komoditas saja seperti beras. Pemerintah membuka jalan mencoba mengurangi krisis pangan dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan untuk memanfaatkan APBD secara ekstensif untuk pengendalian ketahanan pangan dan inflasi daerah.

Di sisi lain, organisasi lingkungan Greenpeace mengingatkan kepada pemerintah Indonesia untuk waspada terhadap kerawanan pangan. Greenpeace mengatakan akuisisi lahan besar-besaran untuk skema perkebunan pangan baru mengancam wilayah adat dan keanekaragaman hayati utama di Indonesia, termasuk sebanyak 3,2 juta hektar tanah di Papua.

Strategi Meningkatkan Sistem Pangan di Tengah Krisis Iklim

Ilustrasi Petani Sedang Menanam Padi. Sumber: pixabay.com

Antisipasi terhadap iklim yang seringkali berubah dapat dilakukan melalui upaya pembangunan adaptasi dan mitigasi untuk mengembangkan pertanian yang bisa bertahan terhadap perubahan iklim saat ini dan di masa mendatang. Mitigasi dapat dilakukan di bidang pertanian, energi, perikanan, dan kehutanan untuk meningkatkan kapasitas penyerapan karbon sumber daya kehutanan, pertanian, dan lahan di wilayah pesisir, sehingga mengurangi emisi gas rumah kaca.

Baca Juga



Sedangkan pengadaptasian dalam rangka meningkatkan sjstem pangan dapat dilakukan pada sektor pertanian, pengairan, kelautan, perikanan dan pesisir, sektor kehutanan, dan sektor kesehatan dengan mengajak masyarakat untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim sehingga dampak yang telah terjadi dapat diminimalisir risiko dapat diantisipasi dan mengurangi biaya pengeluaran. 

Sistem pangan dapat diperbaiki dengan menggunakan berbagai strategi ditengah perubahan iklim global. Salah satu strategi untuk meningkatkan sistem pangan adalah dengan menggunakan teknologi dalam pengelolaan pangan. Selain itu pemilihan benih berkualitas tinggi harus disesuaikan dengan perubahan iklim  untuk mempertahankan tingkat produksi yang tinggi. Beberapa upaya tersebut, telah diuji melalui penelitian dan pengembangan berkelanjutan yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian. Hasilnya produksi tanaman telah menghasilkan varietas yang diharapkan.

Strategi lain yang dapat dijadikan sebagai solusi yaitu dengan menjaga memulihkan hutan dan ekosistem alam yang lain. Saat ini sistem pangan masih sangat bergantung pada tanaman pokok yang padat kalori tetapi sedikit nutrisi. Ini mengarah pada pola makan yang tidak sehat, yang menyebabkan masalah kesehatan dan kerusakan lingkungan. Saat ini, dunia membutuhkan transformasi sistem pangan. Hutan merupakan tonggak terpenting yang memainkan peran transformasi pangan tersebut.

Apabila hutan diberi perlakuan yang layak, tentunya hutan dapat ikut berkontribusi dalam transformasi sistem pangan berkelanjutan yang lebih sehat. Saat ini, krisis iklim bukan hanya sekedar wacana belaka. Dampak dari perlakuan manusia terhadap lingkungan telah dirasakan manusia. Oleh sebab itu, peralihan untuk mencapai sistem pangan berkelanjutan sangat relevan dengan konteks perubahan iklim yang terjadi. 

#zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes

Editor: Annisa Nur Fissilmi Kaffah

Referensi:

[1] Dampak Perubahan Iklim Berkaitan dengan Produksi Pengolahan Pangan Lokal dan Perempuan

[2] Ketahanan Pangan Dalam Perubahan Iklim Global

[3] Mencegah Kelaparan Dunia akibat Perubahan Iklim

[4] Kelestarian Alam dalam Kerangka Sistem Pangan

[5] Kajian Perubahan Iklim Terhadap Ketahanan Pangan

[6] Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Produksi Pertanian dan Strategi Adaptasi Pada Lahan Rawan Kekeringan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 Comment