
- Dalam kehidupan sehari-hari, plastik banyak digunakan sebagai pembungkus makanan, botol kemasan, wadah penyimpanan dan berbagai kegunaan lainnya
- Plastik berasal dari bahan fosil yaitu minyak bumi dan gas alam, yang dapat menghasilkan karbon dioksida (CO2)
- Inovasi mengubah sampah plastik menjadi produk lain dapat dilakukan untuk mengurangi dampak limbah plastik
Sobat EBT Heroes, dalam kehidupan sehari-hari tentu tidak asing dengan penggunaan plastik, bukan? Plastik merupakan suatu barang yang berasal dari pengolahan kimia dan memiliki ketahanan terhadap penguraian secara alami.
Dalam kehidupan sehari-hari, plastik banyak digunakan sebagai pembungkus makanan, botol kemasan, wadah penyimpanan dan berbagai kegunaan lainnya. Namun, dibalik kegunaan plastik, ternyata plastik memiliki kontribusi terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca secara global.
Kontribusi plastik dalam emisi gas rumah kaca sekitar 3-4%. Apabila sampah plastik yang dihasilkan banyak, maka emisi gas rumah kaca akan meningkat pula. Emisi gas rumah kaca yang terkandung dalam plastik, memiliki pengaruh terhadap peningkatan perubahan iklim.
Plastik juga berasal dari bahan fosil yaitu minyak bumi dan gas alam. Penggunaan bahan fosil ini menjadi masalah utama dalam perubahan iklim. Selain itu, proses pengolahan plastik juga menghasilkan emisi gas rumah kaca sekitar 3%.
Itu artinya plastik menghasilkan emisi sepanjang siklus hidup, terhitung sejak proses produksinya. Proses pengolahan plastik yang menghasilkan emisi terbanyak adalah proses pengubahan olefin menjadi produk plastik.
Plastik juga menghasilkan limbah yang juga mempengaruhi lingkungan dan mengakibatkan bencana. Plastik membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai secara alami, bahkan bertahun-tahun hingga beberapa dekade.
Baca juga:
- Kekeringan Prolonged Sebabkan Waduk Jatiluhur Menyusut
- Abrasi Terus Terjadi, Pulau Mensemut akan Tenggelam?
Mengapa Plastik Mengakibatkan Terjadinya Perubahan Iklim?

Saat ini plastik menjadi salah satu penyebab peningkatan perubahan iklim. Selain berasal dari bahan fosil yaitu minyak bumi dan gas alam, plastik juga menghasilkan karbon dioksida (CO2).
Apabila produk plastik terkena cahaya matahari, plastik tersebut akan menghasilkan karbon dioksida (CO2) di atmosfer. Namun, sebaliknya apabila plastik berada di air akan mengganggu pertumbuhan tanaman lain yang berperan sebagai penyerap karbon.
Pasalnya spesies laut seperti alga dan plankton memiliki peranan penting dalam menyerap karbon. Melalui proses fotosisntesis pada alga dan plankton akan mengurangi kandungan karbon di atmosfer.
Tidak hanya itu, polusi plastik yang tidak dikelola dengan tepat akan terurai menjadi mikroplastik yang berukuran lebih kecil dari lima milimeter. Apabila proses degradasi terjadi, akan terjadi pelepasan gas rumah kaca seperti etilen dan metana.
Mikroplastik dapat menurunkan es salju dan mengakibatkan fraksi cahaya yang dipantulkan dapat meningkatkan suhu permukaan sehingga mempercepat pencairan es. Mikroplastik juga dapat mempengaruhi proses pembentukan awan yang dapat mempengaruhi cuaca.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Helen V. Ford, Nia H. Jones dan kolega pada tahun 2022, didapatkan bahwa polusi plastik memiliki hubungan dengan terjadinya perubahan iklim. Pernyataan tersebut didasarkan pada beberapa bukti.
Bukti yang pertama adalah, plastik dihasilkan dari pengolahan ekstraksi bahan fosil atau sumber daya terbatas. Bukti yang kedua, terjadinya peristiwa perubahan iklim seperti banjir dan peningkatan cuaca ekstrim mempengaruhi penyebaran polusi plastik.
Bukti yang terakhir, perubahan iklim memiliki dampak bencana yang dapat dikaitkan dengan lingkungan laut dan polusi plastik dimana keduanya menjadi penyebab rusaknya ekosistem laut. Ekosistem laut dan spesies yang ada di laut sangat rentan terhadap perubahan iklim sehingga keberadaan plastik akan meningkatkan dampak perubahan iklim.
Sekitar 10 juta ton sampah plastik akan terbuang ke lautan setiap tahunnya setara dengan 1 muatan truk sampah setiap menitnya. Artinya pada setiap tahun, jutaan hewan laut akan terbunuh akibat polusi plastik.
Bagaimana Solusi dalam Menghadapi Dampak Sampah Plastik Terhadap Perubahan Iklim?

Untuk menghentikan dampak polusi plastik terhadap perubahan iklim, terdapat beberapa solusi yang dapat diterapkan. Solusi utama dalam menghadapi dampaknya adalah dengan menekan penggunaan plastik.
Upaya tersebut harus dilakukan oleh seluruh lapisan, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. Berikut ini merupakan beberapa solusi dalam menghadapi sampah plastik terhadap perubahan iklim:
- Mengurangi Produksi Produk yang Berbahan Fosil
Seperti yang diketahui, plastik berasal dari bahan fosil yaitu minyak bumi dan gas alam. Bahan fosil adalah sumber daya terbatas yang berasal dari bumi secara alami. Artinya apabila sumber daya tersebut terus dikeruk, maka akan memiliki dampak terhadap keberlangsungan bumi. Dampak yang dirasakan seperti perubahan iklim, cuaca ekstrim, peningkatan suhu bumi, dan dampak lainnya. Oleh sebab itu, penggunaan barang yang berasal dari bahan fosil harus dikurangi demi menjaga kelestarian bumi.
- Batasi Penggunaan Plastik
Membatasi penggunaan plastik akan mengurangi ketergantungan terhadap bahan fosil. Pasalnya, proses produksi plastik menjadi sumber emisi gas rumah kaca. Dengan membatasi penggunaan plastik, kita dapat mengurangi penggunaan bahan fosil. Penggunaan plastik dapat digantikan dengan tas dari bahan alami seperti rotan, tas kain, dan tas berbahan dasar alami lainnya.
- Melakukan Inovasi dari Limbah Berbahan Plastik
Penggunaan produk berbahan plastik menghasilkan limbah berupa plastik yang sulit terurai. Adanya sampah plastik ini menjadi permasalahan yang masih belum teratasi. Inovasi untuk mengubah sampah plastik menjadi produk lain dapat dilakukan untuk mengurangi dampak limbah plastik. Sampah plastik dapat diolah menjadi kerajinan tas, vas bunga, dan kerajinan lainnya.
- Menerapkan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
Reduce memiliki makna mengurangi sampah. Dimana dalam hal ini dapat dilakukan dengan menggantikan produk plastik dengan produk yang bisa digunakan kembali seperti tas bahan kain. Reuse memiliki makna menggunakan kembali. Dimana dalam hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan kembali produk berbahan plastik seperti wadah makanan yang berbahan kotak plastik. Recycle memiliki makna mendaur ulang. Dimana dalam hal ini dapat dilakukan dengan mendaur ulang sampah plastik menjadi barang yang memiliki nilai guna seperti membuat kerajinan, aksesoris dan lainnya.
Baca juga:
- Bersepeda : Solusi Kurangi Emisi Karbon Penyebab Krisis Iklim
- Hutan Mangrove: Penjaga Iklim yang Terlupakan
BBM dari Sampah Plastik: Karya Anak Bangsa dalam Mengatasi Perubahan Iklim dan Emisi Karbon

Siapa sangka sampah plastik dapat diolah menjadi BBM, loh. Inovasi tersebut dicetuskan oleh anak bangsa yang bertempat tinggal di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Hingga saat ini, inovasi olahan sampah plastik menjadi BBM sudah digunakan masyarakat sekitar. Sebanyak 50 kilogram sampah plastik yang diolah setara dengan 30 liter bensin, 10 liter minyak tanah, 5 liter air, dan 2 liter residu karbon.
Mekanisme pengolahan sampah plastik menjadi BBM dilakukan melalui metode pirolisis. Proses pirolisis dilakukan dengan sampah plastik diolah dengan dipanaskan pada suhu diatas 4.000 C tanpa oksigen hingga meleleh.
Pada saat meleleh, plastik akan berubah menjadi gas sehingga rantai panjang hidrokarbon akan terputus menjadi rantai pendek. Kemudian, dilanjutkan dengan proses kondensasi dan pembentukan cairan.
Adapun uji coba dari pengolahan sampah plastik menjadi BBM ini telah dilakukan oleh BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional). Kualitas dari bahan bakar yang dihasilkan tidak kalah dengan bahan bakar impor lainnya dan dapat menjadi peluang Indonesia dalam dunia ekspor.
Adanya inovasi BBM dari sampah plastik akan menjadi titik balik bagi Indonesia sehingga banyak masyarakat dunia yang makin tahu Indonesia terutama Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Nah, Sobat EBT Heroes itulah penjelasan dari dampak sampah plastik terhadap perubahan iklim yang saat ini terjadi. Sampah plastik menjadi salah satu penyebab yang dapat menyebabkan peningkatan emisi karbon. Oleh karena itu, dampak dari sampah plastik jangan dianggap sepele ya Sobat EBT Heroes. Ayo selalu waspada dan jaga lingkungan kita dalam menghadapi perubahan iklim.
#zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes
Editor: Nur Wasilatus Sholeha
Referensi:
[1] Sampah Plastik dan Perubahan Iklim, Seperti Apa?
[2] Understanding the Links Between Plastics and Climate Change
[3] Sampah Plastik Dapat Diolah jadi BBM Lho!
[4] Apa Itu 3R (Reduce, Reuse, Recycle): Pengertian dan Contohnya