
- Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan salah satu upaya peralihan penggunaan energi berbahan dasar fosil.
- Indonesia memiliki potensi tinggi dalam mengembangkan tenaga surya sebesar 3.294 megawatt (MW).
- Salah satu upaya untuk mewujudkan Net Zero Emissions (NZE) adalah dengan menciptakan PLTS.
Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis yang memiliki kekayaan alam melimpah dan mempunyai berbagai macam flora serta fauna. Sebagai negara yang memiliki iklim tropis, tentunya setiap tahun selalu mendapatkan sinar matahari yang banyak. Sinar matahari dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi baru terbarukan (EBT) yang dapat menggantikan sumber energi berbahan fosil seperti batubara.
Sobat EBT Heroes, seiring perkembangannya zaman membuat kecanggihan teknologi semakin berkembang. Kecanggihan teknologi tersebut dapat dimanfaatkan dengan menciptakan energi terbarukan yang bersumber dari sinar matahari atau energi surya. Hal tersebut dapat dikembangkan untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) karena energi tersebut bersifat terbarukan atau tidak pernah habis.
PLTS Terapung Terbesar Se-Asia Tenggara

Inovasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terus berkembang, salah satunya dengan diciptakannya PLTS terapung. PLTS Terapung Cirata yang terletak di Purwakarta, Jawa Barat merupakan proyek kerjasama antara Perusahaan EBT Masdar yang berbasis di Abu Dhabi dengan PT. Pembangkitan Jawa Bali Investasi (PJBI).
Pembangkit listrik tersebut mempunyai kapasitas sebesar 145 MWac dengan luas lahan 200 hektare (ha) yang akan menjadi PLTS terbesar di Asia Tenggara. Tahukah Sobat EBT Heroes? Sebelumnya terdapat PLTS terbesar sebelum PLTS Terapung Cirata, yang terletak di Filipina yang bernama Cadiz Solar Powerplant dengan kapasitas sebesar 132.5 MW.
PLTS Terapung Cirata terdiri dari 13 blok dan memiliki lebih dari 340.000 solar panel. PLTS terbesar itu mampu memproduksi 245 juta kWh energi bersih per tahunnya dan dapat memberikan listrik sejumlah lebih dari 50.000 rumah.
Baca Juga
Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli, menyampaikan dengan adanya PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara ini dapat menjadi revolusi pengembangan energi baru terbarukan (EBT) yang mampu mengimbangi jumlah karbon dioksida sebanyak 214.000 ton.
Munculnya inovasi energi baru terbarukan (EBT) seperti penggunaan panel surya, biomassa, dan lainnya dapat dijadikan sebagai rancangan bagi masa depan apabila energi berbahan fosil telah habis. Tidak hanya itu, dengan mulai menggunakan EBT juga dapat mengurangi polusi berupa karbon dioksida yang dapat berdampak pada kesehatan manusia apabila terus menerus dihirup.
PLTS Singkarak dan Saguling

Setelah mengembangkan PLTS Terapung Cirata yang terletak di Purwakarta, kini PLN kembali mengerjakan proyek PLTS Terapung di Danau Singkarak, Sumatera Barat dan PLTS Saguling yang berada di Kabupaten Bandung Barat. Kapasitas dari masing-masing PLTS tersebut sebesar 50 megawatt ac (MWac) dan 60 MWac dengan total investasi sebanyak USD 104, 95 juta.
Sama seperti PLTS Terapung Cirata, proyek PLTS Singkarak akan ditargetkan COD pada tahun 2025 dan PLTS Saguling yang diperkirakan akan COD pada tahun 2024, merupakan salah satu wujud dari PLN untuk mendukung transisi energi dalam KTT G20 pada November mendatang.
PLTS Singkarak akan dibangun diatas danau sebesar 0,33% dari total luas lahan tersebut. Sementara itu, sebanyak 1,69% dari total luas permukaan waduk akan digunakan sebagai lahan PLTS Terapung Saguling.
Baca Juga
- Proyek PLTS Terapung Cirata: Perspektif Regulasi dan Rekomendasi
- PLTS Terapung, Sumber Energi dan Sumber Wisata
Menuju Net Zero Emission (NZE) 2060

Net Zero Emission (NZE) atau nol emisi karbon merupakan kondisi ketika jumlah emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer jumlahnya tidak melebihi batas yang mampu diserap oleh bumi. Agar tercapainya NZE maka diperlukan sebuah transisi dari energi yang digunakan sekarang dengan energi bersih untuk mencapai kondisi seimbang antara aktivitas manusia dengan keseimbangan alam.
Istilah NZE menjadi populer setelah diadakannya Paris Climate Agreement pada tahun 2015. Pada tahun tersebut, Indonesia beserta 190 negara lain telah mengikuti Perjanjian Paris untuk menjaga kenaikan suhu global di bawah 1,5oC. Tidak hanya itu, terdapat komitmen iklim nasional Indonesia yaitu untuk mengurangi jumlah emisi GRK sebanyak 29% di bawah business-as-usual pada tahun 2030, atau dengan bantuan nasional akan mengurangi sebesar 41%.Tujuan dari program NZE adalah untuk menekan pencemaran lingkungan yang dapat mengakibatkan pemanasan global.
Untuk mencapai NZE, diperlukannya pengurangan jumlah karbon atau gas emisi yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia pada kurun waktu tertentu atau disebut sebagai jejak karbon. Adanya jejak karbon dapat memberikan dampak negatif bagi kehidupan manusia dan keseimbangan alam, seperti perubahan cuaca ekstrim, kekeringan, dan lainnya.
Sobat EBT Heroes, pengurangan jumlah karbon dapat dilakukan dengan berbagai upaya, seperti beralih menggunakan energi baru terbarukan (EBT); mengurangi penggunaan energi fosil; peralihan transportasi menggunakan energi listrik; peningkatan pemanfaatan listrik pada rumah tangga dan industri; dan pemanfaatan Carbon Capture and Storage (CCS).
Penggunaan PLTS dapat dijadikan sebagai upaya NZE karena sumber daya yang digunakan berasal dari sinar matahari dan dapat mengurangi jumlah emisi karbon. Peralihan sumber energi berbahan fosil dengan menggunakan energi baru terbarukan dapat dijadikan upaya untuk mengurangi karbon seperti penggunaan energi biomassa, panel surya, dan lainnya. Dengan menerapkan lima prinsip tersebut, diharapkan Indonesia dapat mencapai kondisi Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 atau secepatnya.
#zonaebt #sebarterbarukan #sobatheroes
Editor : Nur Wasilatus Sholeha
Referensi :
[2] PLTS Terapung Terbesar di Asia Tenggara Siap Dikembangkan
[3] PLTS Menjadi Opsi Andalan Menuju Net Zero Emission 2060
[4] Net Zero Emission Indonesia 2060: Langkah Menuju Ekonomi Sirkular