Usul Tolak Proyek Baru PLTU Demi Tercapai Netral Karbon, Sanggupkah?

Oleh: Jonathan Oliver Ken

Seperti yang kita tahu, dunia terus memberi tekanan pada penggunaan batu bara sebagai pembangkit listrik karena dianggap menyumbang emisi karbon berbahaya. Contohnya pada tahun 2018 lalu, suhu global tercatat naik sejak masa revolusi industri oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yaitu sebesar 1.5℃.

Merespons hal tersebut, pemerintah Indonesia berupaya turut berkontribusi melakukan transisi penggunaan dari energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT) dengan cara tidak akan lagi membuka jalan untuk pembangunan proyek baru pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Langkah maju ini tertulis dalam draf Rencana Umum Penyedia Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2021-2030. Keadaan ini harus dilakukan jika PLN (Perusahaan Listrik Negara) ingin mencapai target menjadi perusahaan yang netral karbon pada tahun 2050. Penggunaan energi fosil saat ini memang masih menjadi ketergantungan karena permintaan (demand) terbesar dalam kebutuhan energi di Indonesia untuk listrik, transportasi, dan industri, terlebih karena rendahnya harga energi fosil akibat mengecualikan biaya eksternal dan lingkungan serta adanya subsidi harga yang dilakukan oleh pemerintah. 

Baca juga: FAKTA YANG ANDA BELUM TAHU , WSBK MANDALIKA 2021 MEMAKAI ENERGI BARU TERBARUKAN!

Siapakah yang mampu berkontribusi?

Kondisi seperti ini menimbulkan tantangan sekaligus pertanyaan “Bisakah kita merdeka dari ketergantungan energi fosil?”. Siapa yang berperan dan bertanggung jawab dalam menjawab serta memberi solusi pertanyaan berikut? Apakah insinyur? Profesor? Ahli energi? Pengamat sumber daya alam? Atau bahkan pemerintah?

Berawal dari keresahan manusia terhadap dampak yang dihasilkan energi fosil, berbagai inovasi mutakhir lahir sebagai jalan keluar permasalahan negatif dampak dari energi. Pada saat ini, Indonesia sendiri memiliki beragam potensi energi terbarukan yang dapat digunakan untuk membangkitkan listrik, sumber energi transportasi, keperluan memasak, dan terlebih untuk aktivitas industri. Para ilmuwan, insinyur, dan orang penting yang berkontribusi untuk memajukan energi terbarukan sebagai alternatif dari energi konvensional. 

Misalnya, penggunaan energi terbarukan dengan output tenaga listrik sudah diterapkan dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Desa Jatiluwih, Tabanan, Bali untuk memasok tenaga listrik di desa tersebut. Lalu terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap yang dewasa ini masyarakat umum pun dapat memiliki energi bersih ini karena tingkat kemudahan dalam instalasinya. Pemanfaatan biogas yang dihasilkan dari kotoran hewan, dan biomassa juga banyak digunakan oleh keperluan rumah tangga di Indonesia bagian timur. Dengan banyaknya potensi yang dimiliki Indonesia ini, Pemerintah menargetkan bauran energi dari terbarukan sebesar 23% pada 2023.

Pemerintah Indonesia sendiri melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral akan mengupayakan cara terbaik untuk menciptakan target net zero emission atau karbon netral pada tahun 2060. Melalui susunan draf Grand Strategi Energi Nasional, Kementerian ESDM berharap dapat menekan pemanfaatan energi fosil dan meningkatkan kebutuhan penggunaan energi terbarukan di Indonesia. Draf dengan tujuan untuk mewujudkan bauran energi nasional dengan prinsip keadilan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan tersebut juga diharapkan menjawab persoalan terkait meningkatnya permintaan energi untuk jangka panjang dan mengurangi aktivitas impor energi dari negara lain

Baca juga: AMBISI ENERGI TERBARUKAN, PEMERINTAH MEREVISI PERMEN PLTS ATAP

PLTS akan Menjadi Pembangkit yang Paling Mendominasi

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) bisa menjadi solusi karena secara geografis, Indonesia terletak di garis khatulistiwa sehingga matahari terus bersinar sepanjang tahun. PLTS juga dapat dibangun dengan cepat dan biaya investasinya yang semakin murah seiring meningkatnya minat masyarakat dalam menggunakan energi terbarukan. Dilansir dari IESR, biaya listrik PLTS + Storage setelah tahun 2027 akan lebih terjangkau dari biaya PLTU, sehingga PLN harus lebih dulu mengurangi operasional PLTU jika ingin menurunkan biaya penyediaan listrik di sistemnya

Ilustrasi PLTS photo dari unsplash.com

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa mengatakan seiring dengan meningkatnya kebutuhan energi listrik, moratorium PLTU harus dibarengi dengan peningkatan pembangkit energi terbarukan. Dari kajian IESR, untuk mencapai nol emisi bersih pada 2050 dan emisi puncak di 2030, maka pada 2030 nanti harus diupayakan berdirinya 100.000 MW pembangkit energi terbarukan.

Dengan substansi ini, Indonesia berkomitmen menurunkan emisi hingga mencapai target netral karbon pada 2060 sudah sangat tepat untuk memenuhi laju pembangunan energi terbarukan Indonesia kedepan. Hal ini dirasa tepat karena sudah disesuaikan dengan perhitungan tujuan pembangunan nasional meliputi ekonomi, teknologi, sosial, dan industri lainnya. 

Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) merupakan suatu hal berpengaruh yang patut kita perjuangkan pengembangannya untuk masa depan kita dan generasi selanjutnya. Meskipun banyak tantangan dalam mewujudkan perkembangan energi bersih, sedikit upaya dari seorang individu akan sangat berpengaruh oleh individu lain. Maka dari itu diperlukan persiapan yang matang bagi generasi muda untuk dapat menjadi contoh dan menginisiasi gerakan energi bersih untuk kelangsungan hidup rakyat Indonesia kedepannya. Walaupun tak tahu pasti kapan pastinya kita mencapai target pemakaian energi bersih, saya harap kita sebagai manusia berakal budi dapat memulai semuanya sekarang selagi bisa. Mulai dari hal kecil pun akan sangat terasa manfaatnya bila dikerjakan secara bersama-sama. Hal ini merupakan gerakan kecil agar kita bisa mencapai target “Indonesia Menuju Netral Karbon 2060” dengan tidak bergantung pada energi konvensional seperti sekarang. Jika bukan kita, siapa lagi?


Penulis: Jonathan Oliver Ken, Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Udayana

Instagram: jnthnkn, https://linkedin.com/in/jonathanken/ 

#zonaebt #sebarterbarukan #PLTS


Referensi:

Buletin Strategic Partnership Green and Inclusive Energy. (2019). “EnergiKita”. Jakarta Selatan. Institute for Essential Services Reform.

PLTS Jadi Andalan Capai Bauran Energi Terbarukan, https://iesr.id

Target Mencapai Netral Karbon 2060 Jadi Komitmen Indonesia pada Masyarakat Dunia, https://mediaindonesia.com 

Genjot Pembangkit EBT, Pemerintah Tolak Proyek PLTU Baru, https://katadata.co.id 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

3 Comment