- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya terapung mobile untuk pertama kalinya di Indonesia.
- Pemasangan panel surya berada di permukaan air dan berada pada ruang terbuka yang luas, seperti waduk dan danau.
- PLTS terapung mobile memiliki banyak kelebihan, selain sebagai energi pembangkit listrik tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai suplai energi pompa untuk irigasi pertanian.
Seperti kata pepatah bahwa kesempatan tidak datang untuk kedua kali, Indonesia perlu memanfaatkan PLTS yang bersumber dari matahari. Saat ini, global warming menjadi salah satu fenomena yang tengah dihadapi oleh seluruh manusia di berbagai dunia. Salah satu dampak yang sangat terasa yakni peningkatan suhu yang cukup ekstrem hingga berdampak pada kehidupan sehari-hari dan mempengaruhi kesehatan manusia. Dengan kondisi dan situasi yang sangat serius ini, salah satu yang dapat mengurangi efek rumah kaca dengan memanfaatkan salah satu energi yang ada di bumi, seperti energi matahari sebagai pemanfaatan energi listrik.
Indonesia berada pada letak garis khatulistiwa, di mana setiap tahunnya secara pasti akan terpapar dengan sinar matahari secara langsung. Oleh karena itu, pemanfaatan sumber daya matahari sebagai energi listrik menjadi salah satu yang terbaik. Selain sebagai salah satu Energi Baru Terbarukan (EBT), sumber daya matahari merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak akan habis.
Saat ini, pembangkit listrik tenaga surya mulai dikembangkan sebagai energi alternatif yang dapat menghasilkan energi listrik guna memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini. Namun sayangnya, peletakan panel surya di ruang terbuka luas di darat saat ini sulit menemukan ruang terbuka tersebut, sehingga harus mencari solusi lain agar panel surya dapat dimanfaatkan. Pada akhirnya, Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi (PRKKE) serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan inovasi baru terbaik dengan membuat PLTS terapung mobile yang saat ini sedang dalam tahap pengembangan.
PLTS Terapung Mobile
Dikutip melalui laman Kumparan, Indonesia memiliki sebuah target untuk mencapai persentase Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23% melalui bauran energi nasional pada tahun 2025. Kebijakan ini dibuat sebagai bentuk komitmen negara Indonesia dalam mengurangi emisi gas hingga mencapai persentase 29% di tahun 2030 dan sebagai upaya untuk mencapai sistem energi yang bersih dan berkelanjutan.
Salah satu solusi yang dapat digunakan oleh masyarakat saat ini adalah pemanfaatan tenaga surya dengan memasang panel surya di atap rumah atau pada bangunan lainnya. Selain pemasangan panel surya di atap rumah, inovasi lain yang dikembangkan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah dengan mengembangkan PLTS terapung mobile untuk pertama kalinya di Indonesia. Untuk memperbaiki kualitas udara, Pembangkit Listrik Tenaga Surya menjadi salah satu yang memberikan dampak positif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca serta polusi udara sehingga dapat berdampak baik bagi kesehatan manusia terkhusus dapat mengurangi setidaknya orang yang menderita sakit pernafasan sebab dari kualitas udara yang tidak baik.
Baca juga
Letak Pemasangan PLTS Terapung Mobile
Tahukah Sobat EBT Heroes, Indonesia berusaha untuk mencapai target kapasitas EBT sebesar 10,6 GW (Gigawatt) dengan kontribusi yang diharapkan melalui PLTS adalah sebesar 3,9 GW. Panel surya terapung mobile akan dipasang di tempat-tempat dengan ruang yang besar dan tidak mengganggu kenyamanan warga sekitar. Dikutip melalui Portal Informasi Indonesia, Adjat Sudrajat seorang perekayasa ahli utama di Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi (PRKKE) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengatakan, “PLTS terapung mobile merupakan solusi untuk mengatasi keterbatasan ruang, karena dapat dipasang di atas air seperti danau, waduk, dan laut.”
Inovasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya terapung mobile muncul karena adanya keterbatasan lahan dalam pembangunan PLTS yang berada di darat. Panel surya akan diletakan di atas air, yang terinspirasi dari pergerakan mesin diesel untuk kebutuhan irigasi pertanian.
Kemudian, pihak periset energi surya fotovoltaik BRIN merancang sistem pompa PLTS terapung yang dapat berpindah tempat atau Mobile Floating Photovoltaic Pump. Mereka juga tengah mencoba prototipe Mobile Floating Photovoltaic Pump dengan kapasitas mencapai 2,5 KWp, dengan sebuah sistem yang saling terintegrasi dari sistem pengapung, sistem pompa air tenaga surya, dan sistem penggerak.
Baca juga
- Pembangkit Biomassa: Solusi Energi Berkelanjutan untuk Masa Depan
- Sepi Peminat, Apakah Panel Surya Tidak Cocok di Indonesia?
Kelebihan PLTS Terapung Mobile
Makin tahu Indonesia, menjadi PLTS terapung mobile pertama pastinya PLTS terapung memiliki berbagai macam kelebihan yang berdampak positif pada lingkungan sekitar. Karena pemasangannya berada di atas permukaan air, ini menjadi solusi atas keterbatasan lahan. Selain itu, kelebihan PLTS terapung adalah dapat meminimalisir penguapan air, dan air di sekitar panel surya dapat sebagai pendingin alami yang mampu meningkatkan efisiensi hasil energi.
Selain sebagai pembangkit listrik, PLTS terapung juga dimanfaatkan sebagai suplai energi pompa untuk irigasi pertanian. Desain yang dirancang oleh BRIN merupakan desain sistem PLTS terapung untuk irigasi pertanian yang telah diterapkan di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Diharapkan dengan adanya inovasi PLTS terapung ini, pengembangan energi terbarukan dapat semakin didorong. Indonesia, sebagai negara dengan sinar matahari yang terang sepanjang tahun, memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai energi.
#ZonaEBT #Sebarterbarukan #EBTHeroes
Editor: Adhira Kurnia Adhwa
Referensi:
[1] Energi Hijau : Investasi Sehat Dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
[2] Inovasi PLTS Terapung Mobile: Solusi Energi Terbarukan di Indonesia
[3] BRIN Kembangkan PLTS Terapung Mobile Pertama di Indonesia
2 Comment